Berita : Dian Diana
CIHAMPELAS- (NEWSROOM). Peristiwa bencana alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Hal yang penting dilakukan adalah mempersiapkan diri untuk meningkatkan kemampuan, menghadapi bencana khususnya bencana gempa bumi. Mitigasi bencana alam, dilakukan dengan sosialisasi pengurangan resiko bencana melalui simulasi menghadapi bencana gempa bumi yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat. Simulasi ini dilaksanakan di SMP Darul Falah Cihampelas pada Hari Kamis (22/11/18).
Kepala SMP Darul Falah Cihampelas Baehaqi, mengemukakan pentingnya pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi bencana gempa bumi. Seluruh civitas akademika, harus memahami kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi. Tanggap darurat bencana ini pun membutuhkan relawan yang siap menuntun warga sekolah, jika suatu waktu gempa terjadi.
“Bangunan SMP Darul Falah dikategorikan sebagai bangunan yang tahan gempa. Namun tetap saja potensi bahaya yang ditimbulkan oleh gempa bumi, perlu diwaspadai secara dini. Untuk menjamin keselamatan siswa di SMP Darul Falah, diperlukan relawan-relawan handal. Maka, Kami bekerjasama dengan pihak BPBD akan membentuk tim relawan BPBD yang anggotanya akan diseleksi dari Tim Ekskul Paskibra, Pramuka, dan PMR.” tutur Baehaqi saat ditemui setelah kegiatan simulasi usai.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat Agus Rudianto, mengatakan bahwa simulasi mitigasi bencana gempa bumi, berguna untuk menguji tingkat kesiapsiagaan dan membiasakan para guru, siswa, dan warga sekolah lainya, dalam menghadapi terjadinya gempa bumi.
“Simulasi menghadapi gempa bumi penting dilakukan karena SMP Darul Falah memiliki bangunan yang bertingkat dengan jumlah warga sekolah yang besar. Hal yang paling pokok dari kegiatan ini yaitu bagaimana kita bisa meminimalisir resiko bencana dan menyelamatkan nyawa.” ungkap Agus.
Saat ditemui setelah kegiatan simulasi, Aryanto selaku Seksi Kesiapsiagaan BPBD KBB menjelaskan bahwa ada dua tahap dalam latihan ini. Tahap pertama adalah mempelajari ancaman bahaya, dan melakukan simulasi bencana. Sedangkan tahap kedua adalah manajemen penanggulangan bencana meliputi prabencana dan pasca bencana. Pada saat prabencana diadakan kegiatan sosilisasi kemudian gladi simulasi, membuat jalur evakuasi, titik kumpul, dan memberikan edukasi supaya lebih paham.
“Menghadapi ancaman bahaya gempa bumi, warga sekolah terutama siswa dan guru jangan panik. Sikap panik hanya akan mendatangkan kecerobohan. Tetap bersikap tenang, bekerjasama satu sama lain, sigap menggunakan jalur evakuasi, dan berkumpul di tempat yang terbuka, sambil tetap waspada. Lindungi diri kita dari runtuhan gedung.” pungkas Aryanto.