Berita : Elis Lisnawati
CILILIN–(NEWSROOM). Pembiasaan yang dilakukan di sekolah secara berulang-ulang dan diatur dengan jadwal yang terprogram, sedikit banyak berpengaruh terhadap pola perilaku warga sekolah. Disiplin yang tinggi dan dijalani secara konsisten menjadi salah satu modal dalam penguatan pendidikan karakter.
Demikian halnya yang terjadi di SMPN 2 Cililin. Enung sebagai guru PAI menerapkan konsep penguatan pendidikan karakter dalam suatu pembiasaan di sekolah.
“Bukan pressure yang coba kami hadirkan, namun lebih kepada ajakan pada siswa untuk bisa melaksanakan berbagai program pembiasaan yang ada di sekolah,“ ungkap Enung yang merupakan pembimbing kegiatan.
Lebih lanjut disampaikan bahwa tidak menutup kemungkinan awalnya siswa merasa terpaksa dengan pembiasaan yang dilaksanakan, namun dengan keyakinan, seiring waktu, mereka akan terbiasa. Sehingga diharapkan dapat menjadi habit yang luar biasa dalam kehidupannya.
Sebanyak 17 orang siswa SMPN 2 Cililin dari kelas berbeda, setiap Senin dan Rabu, sepulang sekolah, melakukan ziyadah tahfizh dan muroja’ah dari pukul 14.20–15.45. kegiatan ini dilaksanakan di Madrasah Al-Arif, tak jauh dari sekolah.
Para Shohibul Qur’an ini diberi target menghapal sebanyak lima ayat untuk satu kali pertemuan. Kemudian setelah mutqin, melakukan muroja’ah pada Senin dan Rabu. Adapun mushaf yang digunakan adalah al-Qur’an tikrar khusus hapalan yang diterbitkan oleh Syamil Qur’an.
Dalam kesempatan lain, Enung mengemukakan bahwa kegiatan yang dilakukan ini bertujuan untuk menggali potensi anak dalam meningkatkan kecintaan terhadap Al-Qur’anul karim. Tujuannya adalah membentuk pribadi yang berakhlakul karimah melalui literasi Qu’ran, selain meningkatkan kepercayaan diri, serta dapat menjadi inspirasi bagi siswa yang lain.
Rasa syukur dan bangga melihat antusias siswa dalam kegiatan tersebut. Meskipun hanya diikuti oleh sebagian siswa, namun Enung berharap kegiatan tersebut dapat dilaksanakan secara konsisten, sehingga bisa membentuk pribadi yang diidamkan.***
Editor: Adhyatnika GU