BANDUNG-(NEWSROOM). Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4K) Bahasa Kemdikbud menyelenggarakan Pembekalan Guru Inti Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Guru Bahasa Indonesia dan Guru Bahasa Inggris Berbasis Zonasi di Bandung, Kamis-Rabu (7-13/11/19). Kegiatan yang diikuti kurang lebih 160 guru inti dari 19 kabupaten dan kota se-Jawa Barat ini, dibuka secara resmi oleh DR. Sigit Wibowo, Kabid Program P4TK Bahasa Kemdikbud.
Dalam sambutannya, Sigit Wibowo mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan di atas adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS).
“Peningkatan kompetensi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan guru yang telah dilatih para guru inti dalam hal merencanakan, melaksanakan, hingga mengevaluasi pembelajaran, dengan berorientasi pada keterampilan HOTS,” ungkapnya.
Diungkapkan juga bahwa program ini dilaksanakan secara berjenjang mulai dari Pembekalan Narasumber Nasional, Pembekalan Instruktur Kab./Kota, Pembekalan Guru Inti dan selanjutnya Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) melalui PKP Berbasis Zonasi di guru sasaran.
Seperti diketahui bahwa program PKP konsep zona adalah membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya. Sehingga diharapkan dapat dapat mengimplentasikan dalam pembelajaran di kelas dengan membiasakan siswa untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan kompetensinya.
Program tersebut juga merupakan salah satu upaya Kemdikbud melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas siswa adalah menyelenggarakan PKB melalui PKP. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKB melalui PKP harus mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan kelompok kerja guru, yang selama ini dilakukan melalui gugus atau rayon, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN, atau pertimbangan mutu lainnya.
Terdapat sejumlah materi pembekalan yang disampaikan mulai dari kebijakan program PKB melalui PKP berbasis zonasi. Kemudian Integrasi PPK dan GLN dalam pembelajaran Berbasis HOTS. Pada materi ini dibahas tentang nilai utama PPK yang harus terintegrasi yaitu religiositas, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
Selanjutnya materi tentang pengertian HOTS, karakteristik, aspek, dimensi pengetahuan dan dimensi konsep berpikir, serta mengkaji materi pada unit pembelajaran. Kegiatan ini dilengkapi diskusi terbimbing dengan mencermati video pembelajaran sebagai sumber dalam pembelajaran berorientasi HOTS.
Pada materi pengembangan pembelajaran berorientasi HOTS, dibahas tentang kegiatan pembelajaran yang melibatkan aktifitas peserta didik dengan menggunakan model-model pembelajaran dalam mencapai kecakapan abad 21. Dalam materi ini dibahas juga tentang pengembangan penyusunan penilaian pengetahuan dalam pembelajaran berorientasi HOTS, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), hingga mereview bahan pembelajaran dari unit materi pembelajaran dan mengembangkan RPP berorientasi HOTS.
Di sisi lain, pada praktik pembelajaran HOTS dalam bentuk Peer Teaching, peserta melakukan Peer Teaching pembelajaran HOTS berdasarkan RPP yang telah disusun.
Pada materi penunjang yang nerupakan pengenalan kelas pendampingan Online, peserta melakukan aktivitas pembelajaran berupa latihan pendampingan online pada sesi latihan.
Sementara itu, Andri Kurniawan, salah seorang Guru Inti bahasa Inggris dari KBB, menyampaikan bahwa pembekalan guru inti ini sangat membantunya, selain pengetahuan yang komprehensif dari narasumber, juga bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi diri. Hal ini diharapkan dapat mengimplementasikannya di kegiatan In–On yang rencananya akan dilaksanakan dalam waktu dekat di sekolah titik pusat (sektipus) masing-masing zona.
Senada dengan yang disampaikan Idra Prasetia Yudha, Guru Inti bahasa Inggris KBB lainnya, bahwa kegiatan tersebut menuntut kesiapan dan tanggung jawab diri dalam ‘transfer of knowledge’ kepada guru sasaran di sektipus. Dalam hal creativity, and critical thinking yang ditekankan dalam setiap kegiatan diharapkan dapat mendorong para guru sasaran untuk meningkatkan kompetensi siswa yang merupakan tujuan utama kegiatan. Menurut Indra, kegiatan di atas sangat bermanfaat jika benar-benar diimplementasi secara baik dan benar sesuai dengan aturan. Namun perlu keseriusan semua pihak terutama stakeholders yang harus memperhitungkan pelaksanaan kegiatan, mengingat kegiatan ini sangat bersinggungan dengan program-program sekolah pada akhir semester yang sangat membutuhkan perhatian intensif semua guru, seperti pelaksanaan penilaian akhir semester, pengisian e-raport, dan libur semester yang pastinya akan berimbas pada pelaksanaan praktik mengajar dalam kegiatan on di sekolah guru sasaran. ***
(Reportase/Editor Newsroom: Adhyatnika GU)