Berita : Budhi Slamet
PARONGPONG-(NEWSROOM). “Hikmah kegiatan peringatan Isra Mi’raj ini tiada lain penanaman nilai-nilai keagamaan dengan titik pokok bahwa semua umat muslim tidak boleh meninggalkan sholat. Begitu banyak nilai yang terkandung dalam menegakkan perintah sholat 5 waktu ini, seperti sholat menjadi fondasi agama, menjadi tameng dari perbuatan keji dan tercela. Sholat yang dilakukan dengan baik maka akan baik pula tingkah perbuatan sehari-harinya.” Papar Ustadz M.Nurrohmat, dalam tausyiahnya dengan judul ‘Makna dari Isra Mi’raj’ pada acara peringatan Isra Mi’raj di SMPN 3 Parongpong, Jumat (5/4/19).
Memperingati sebuah tradisi Islam hampir umum dilaksanakan di setiap sekolah, terlebih di sekolah yang berbasiskan Islam. Perintah awal dalam melaksanakan sholat 5 waktu yang kemudian menjadi kewajiban bagi setiap Muslim merupakan moment yang selalu diperingati. SMPN 3 Parongpong melaksanakan kegiatan peringatan Isra Mi’raj ini bersamaan dengan kegiatan pembiasaan rutin setiap Jum’at pagi.
Kegiatan menjadi bermakna, karena semua elemen sekolah khusyu dalam sebuah moment, menambah amalan yang paling dicintai Allah yaitu membaca Al-Qur’an. Guru dan siswa datang dengan menenteng Al-Qur’an. Sebuah pemandangan yang jarang terjadi, menarik dan sangat menyentuh hati. Kegiatan diawali dengan dzikir bersama, pembacaan sholawat, kuliah dua puluh menit (kumpul) oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, D.Hidayat yang mewakili pengantar dari Kepala Sekolah Tripong.
“Kita semua menyadari bahwa untuk menjadi sebuah sekolah yang baik, perlu kiranya proses transformasi nilai-nilai positif bagi peserta didiknya. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja. Akan tetapi transfer nilai-nilai moral dan etika yang nerupakan cerminan dari kepribadian bangsa Indonesia adalah sangat perlu dilakukan,” ungkap D. Hidayat.
Lebih jauh D. Hidayat mengungkapkan bahwa, “Membekali peserta didik dengan pengetahuan saja tidaklah cukup di era zaman now ini, mereka harus dibekali pengalaman dan soft skills yang baik. Melalui berbagai program pembiasaan yang variatif dan tidak membosankan akan menjadi kunci pembenahan penguatan pendidikan karakter serta akan menjadi fondasi dan ruh utama pendidikan kita.” Tambah D. Hidayat.
Kegiatan dilanjutkan dengan sholat dhuha bersama dan kemudian kegiatan diakhiri dengan Khatam Al-Qur’an bersama dan Mushafahah. Semua khidmat mengikuti prosesi tersebut bahkan sampai berlinangan air mata karena merasa haru, bangga serta merasa tidak percaya bisa menghabiskan bacaan Al-Qur’an secara bersama-sama. Sebagai ruh kegiatan pembiasaan hari itu adalah amalan membaca Al-Qur’an yang diharapkan akan menjadi kebiasaan, demikian juga literasi Al-Qur’an bisa menjadi budaya yang diterapkan oleh semua elemen sekolah dalam kehidupan sehari-harinya.
Pesan-pesan moral dalam perayaan hari besar keagamaan, bisa diangkat dan menjadi pembangun nilai-nilai positif yang bisa ditanamkan. Tidaklah mudah menanamkan nilai-nilai baik apalagi harus didukung semua elemen sekolah. Tapi niat baik, membangun kebersamaan dan fokus pada tujuan yang akan dicapai ditunjang oleh peran seorang leader, dia menjadi lokomotif dengan membawa gerbong dalam rel yang telah digariskan dalam regulasi Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat.
“Semoga langkah kecil ini bisa memberi warna tersendiri, tidak perlu mengeluarkan dana besar, tapi makna dan hakekatnya sampai.” Pungkas D. Hidayat.