Hj.Yeti Resmiati
(Kepala SMPN 2 Parongpong)
Ujian Sekokah ( US) pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2021/ 2022 di semua tingkatan sekolah di Kabupaten Bandung Barat (KBB) kembali digelar. Kegiatan pelaksanaan Ujian Sekolah (US) ini diselenggarakan secara luring dengan mengacu Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat Nomor 423.7/ 509 – Bid.PSMP/2022, tanggal 8 Maret 2022, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Ujian Sekolah Jenjang SMP Tahun Pelajaran 2021- 2022 .
Selain itu, Keputusan Permendikbudristek Nomor 9 Tahun 2022 tentang Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah; serta Edaran Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022 Nomor 421/1403/- Disdik 2021, Tanggal 29 Juni Tahun 2021 pada Satuan Pendidikan di Kabupaten Bandung Barat.
Seperti diketahui, pelaksanaan US Tahun Pelajaran 2021/2022, antara lain bahwa Petunjuk Teknis Pelaksanaan Ujian Sekolah Jenjang SMP Tahun Pelajaran 2021/2022, jadwal, jumlah soal, dan alokasi waktu termasuk ujian praktik diatur oleh satuan pendidikan.
Penulis, sebagai Kepala Sekolah, mengambil kebijakan turunan dengan menerapkan kegiatan penyelenggaraan US dan Ujian Praktik peserta didik kelas IX di SMPN 2 Parongpong dilaksanakan dengan menggunakan moda secara Tatap Muka di kelas maupun di luar kelas dalam bentuk luring/offline. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Selanjutnya, kegiatan US di SMPN 2 Parongpong diawali dengan Ujian Praktik yang berlangsung dari Senin-Jumat, 21 Maret-1 April 2022. Sedangkan Ujian Sekolah diselenggarakan pada Senin, 11-18 April 2022. Proses kegiatan ujian praktik dan tulis ini diikuti oleh seluruh peserta didik.
Adapun mata pelajaran yang dipraktikkan ada sembilan mata pelajaran. Sedangkan dalam Ujian Tulis yang diujikan ada 10 mata pelajaran, yakni PAI, PKN, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, Matematika, SBK, TIK, dan Bahasa Sunda. Sementara Pendidikan Jasmani dan Olah Raga penilaiannya diambil dari praktik saja.
Untuk jumlah peserta didik yang mengikuti ujian ini sebanyak 187 orang, yang terdiri atas 95 laki-laki dan 92 perempuan. Semuanya dilaksanakan dalam satu sesi sebanyak 10 ruangan yang dimulai pada pukul 7.30- .11.00 WIB. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan orang. Sementara untuk kegiatannya berlangsung selama 4 jam dengan 2 mata pelajaran yang diujikan, dan jeda 30 menit di setiap ujian mapel. Selama jeda pergantian mata pelajaran, ruangan akan disterilkan oleh petugas dengan menyemprotkan cairan disinfektan sebelum ruangan dipakai kembali.
Penulis menekankan bahwa selama pelaksanaan ujian, peserta didik, para pendidik, dan tenaga kependidikan harus menaati protokol kesehatan setiap harinya. Alhamdulillah, kegiatan ini terselenggara dengan aman, tertib, dan kondusif melalui soal- soal yang dibuat oleh MGMP KBB, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Semuanya terselenggara berkat adanya jalinan yang baik antara kepala sekolah, komite, orang tua, dan pengawas pembina sekolah.
Sejumlah tanggapan, seperti Retno Widijawati, S.Pd selaku Wakasek Bidang Kurikulum yang menyampaikan bahwa ujian sekolah ini sangat penting dilaksanakan, maka seminggu sebelum Ujian sekolah, pihak sekolah harus mengawali kegiatan ini dengan mendata peserta didik yang akan mengikuti Ujian Sekolah secara Luring melalui wali kelas. Data tersebut menyangkut kesiapan peserta didik dalam hal perangkat soal, lembar jawaban yang akan digunakan. Jika mereka terkendala karena sakit, atau alasan yang lain, maka mereka melakukan ujian secara daring (Online) dengan mengirimkan jawaban secara langsung online Namun, berkat kerjasama tim panitia yang kompak dengan orang tua, maka seluruh peserta didik dapat mengikuti ujian sekolah 100 % sehingga terlaksana dengan baik, aman, dan tertib.
Penulis pun menghimbau kepada seluruh Wakasek, pendidik, dan tenaga administrasi sekolah, Komite Sekolah, serta seluruh orang tua, agar bekerja sama dengan baik untuk memantau peserta Ujian Sekolah dan yang tidak mengikuti tepat waktu. Data ini harus dimasukkan dan dilaporkan ke bidang kurikulum setiap hari. Data ini didapat dari para pengawas di kelas melalui absen peserta ujian sekolah. Walaupun ujian dilaksanakan secara tatap muka, namun terdapat kendala yang dihadapi, yaitu pada awal pelaksanaan masih ada peserta didik yang belum disiplin dalam kehadiran. Umumnya mereka kesiangan karena setelah makan sahur tidur kembali. Dengan demikian, perlu penanganan dari Wali Kelas untuk selalu memberikan motivasi agar tidak terlambat lagi.
Penulis juga mengingatkan tentang pentinya koordinasi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan. Oleh karena itu, sekolah menggunakan sejumlah aplikasi komunikasi untuk saling memantau pelaksanaan kegiatan US, termasuk dengan peserta didik. Semuanya menyadarkan kita tentang pentingnya komunikasi, baik secara langsung maupun digital, mengingat tantangan di era Industri 4.0 ini memerlukan sikap yang bijak dalam menggunakan teknologi untuk berkomunikasi.
Sementara itu, Drs. Rondang Okinda, selaku pengawas pembina menyampaikan pesan pada saat monitoring dan supervisi Ujian sekolah bahwa Sejatinya, momentum Penilaian dan Evaluasi secara luring ataupun daring bukan saja kegiatan ujian sekolah bagi peserta didik. Namun juga, bagi kita selaku orang tua di sekolah, maupun orang tua di rumah perlu dilibatkan dalam berbagai situasi. Akankah kita terlibat langsung dalam momen ini? Minimal kita memberikan perhatian yang lebih. Kita berkinerja mesti selalu bersemangat, berikhlas, serta selalu memberikan motivasi dan mengawasi para peserta didik bahkan kalau perlu ikut serta mendampingi mereka saat belajar, berlatih soal, dan pesiapan menjelang pengerjaan Ujian Sekolah ( US) luring ini.
Akhirnya, kegiatan di atas diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi semua pihak, terutama bagi peserta didik, dan seluruh warga sekolah. Dan yang paling utama adalah kualitas pelayanan pendidikan di SMPN 2 Parongpong semakin meningkat, dan hasil dari kegiatan US menjadi bekal utama para peserta didik untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Semoga…Semangaat. Aamiin Yaa Rabbal Aalamiin