Saguling KBB-Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap bencana alam, SMPN 3 Saguling bersama dengan Respond and Rescue (R2B) Bandung Barat melaksanakan kegiatan tanggap bencana (Gempa). Kegiatan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah ini meliputi materi bagaimana cara kita melindungi diri sendiri, menolong korban serta mengevaluasi korban bencana, Rabu (12/2/25).
Kepala SMPN 3 Saguling, Shinta Ayu Kencana Jaffrie, menyampaikan kegiatan di atas merupakan implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi program tersebut yang bertujuan agar warga sekolah memiliki pemahaman yang utuh tentang sekolah aman bencana.
“Kami mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan R2B Bandung Barat. Kegiatan ini sangat bermanfaat agar warga sekolah paham dan dapat melindungi diri sendiri ataupun orang lain,” ujarnya.
Sementara itu, Kak Agen K. Setiawan, Fasilitastor SPAB dalam presentasinya memaparkan bahwa Satuan Pendidikan Aman Bencana adalah konsep dan program yang dikembangkan untuk meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dan institusi pendidikan dalam menghadapi bencana alam atau insiden darurat lainnya.
“Pada dasarnya SPAB bertujuan untuk meningkatkan keselamatan warga sekolah dari risiko bencana. SPAB melibatkan seluruh komunitas pendidikan, termasuk siswa, guru, dan staf sekolah, dalam upaya meminimalkan risiko serta merencanakan dan merespon kejadian bencana dengan efektif,” paparnya.
Lebih jauh disampaikan, fasilitator SPAB bertugas untuk mengedukasi dan membantu sekolah dalam membuat rancangan sistem SPAB. Selanjutnya, mengintegrasikan konsep SPAB dengan kurikulum sekolah adalah langkah yang penting untuk memastikan bahwa pendidikan keamanan bencana menjadi bagian dari proses pembelajaran.
“Implementasi SPAB ada beberapa model yaitu masuk dalam muatan lokal, integrasi kurikulum, dan ektrakurikuler. Dalam implementasi SPAB juga penting untuk mempersiapkan sumberdaya manusia yang ada di sekolah terutama guru sehingga dapat menunjang proses pembelajaran penanggulangan bencana,” tutur Kak Agen.
Dalam kegiatan simulasi yang dikemas oleh lima belas personil R2B tersebut, peserta sangat responsif dan melakukannya dengan penuh semangat. Disosialisasikan juga beberapa hal terkait untuk respons terhadap bencana agar meminimalisir korban dan cara penanganannya.
“Kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan kita. R2B menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Panggilan kemanusiaan merupakan misi utama R2B.” imbuh Kak Agen .
Ditandaskannya, R2B menyampaikan bahwa fase pra-bencana seperti mitigasi dan kesiapsiagaan belum menjadi perhatian.
“Padahal kita hidup di wilayah yang memiliki berbagai ancaman bencana. Sehingga R2B ikut menguatkan di fase pra-bencana ini baik di sekolah maupun masyarakat. R2B mengajak sekolah-sekolah untuk ikut menjadi SPAB dengan menyesuaikan kondisi dan kemampuan sekolah. Setidaknya ada pengenalan terkait kebencanaan terlebih dahulu di sekolah. Sehingga nantinya diharapkan dari pengenalan ini dapat menjadi pemantik untuk dimasukkan program tahunan di sekolah,” tandas Kak Agen.
Di lain ihak, Kepala SMPN 3 Saguling berharap kegiatan di ats nebjadi percontohan bagi sekolah lainnya yang ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat.
“Kami sangat berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi siswa, guru dan warga sekolah yang lain, serta menjadi contoh bagi sekolah yang lainnya,” pungkasnya. ***