AJAK BERINTERNET AMAN DAN CERDAS, GOOGLE LUNCURKAN “BE INTERNET AWESOME”

JAKARTA.-(NEWSROOM). Google bersama The Net Safety Collaborative dan iKeepSafe.org meluncurkan program terbarunya “Be Internet Awesome” atau Tangkas Berinternet.  Program yang dirancang untuk siswa kelas 2-6  (sekitar usia 7-12 tahun) ini bertujuan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan saat menggunakan internet. Sehingga penggunaan teknologi digital yang cerdas dan aman dapat memungkinkan siswa mengembangkan pembelajaran secara mandiri serta membentengi diri dari hal-hal negatif yang ditimbulkannya, diselenggarakan di Auditorium Kemdikbud, Senin (10/02/2020).

Acara yang dipandu dengan apik oleh Ryan Rahardjo dari Google tersebut menampilkan  para pemangku kebijakan dan para Influencer. Masing-masing diberikan batas waktu untuk memaparkan materi, cerita baik, atau inspirasi dengan moda Tedx Style.

Penampil yang diundang,  yaitu Bintang Puspayoga (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Harris Iskandar (Dirjen PAUD dan Dikdas), Diena Haryana (Yayasan Sejiwa), Putri Alam (Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia), Dian Diana (Guru SMPN 1 Cihampelas Bandung Barat), dan Emil Rahadian Fadhilah (Siswa SMP Lab School Cibubur).

Putri Alam, dalam presentasinya, menjelaskan unsur-unsur ketangkasan berinternet yaitu Smart (cerdas), Alert (cermat), Strong (tangguh), Kind (bijak), dan Brave (Berani). Tujuan program yaitu untuk membentengi siswa dari hal negatif di dunia maya, seperti hoax, pornografi, radikalisme, cyberbully, phising, dan konten negatif lainnya.  Be Internet Awesome juga memiliki kurikulum, materi, slide, dan games-games menarik yang dapat memberikan wawasan kepada siswa, untuk tangkas berinternet.

“Tangkas berinternet merupakan materi ajar bagi anak-anak, orangtua, dan guru yang mempunyai ketangkasan berinternet dengan aman dan tahu apa yang harus mereka lakukan saat menggunakan internet. Lima aspek tangkas berinternet meliputi, Cerdas yaitu kita harus hati-hati dalam berbagi, Cermat mengandung arti jangan mudah tertipu, Tangguh adalah jaga rahasia diri, Bijak  jadi teladan kebaikan, dan Berani artinya tanya jika ragu,” papar Putri.

Sementara itu, Diena Haryana mengungkapkan tentang banyak terjadinya cyberbully pada remajayang berdampak merusak, khususnya bagi yang di bully. Menurutnya, para remaja tidak menyadari ada bahaya dari para predator anak, yang siap-siap memangsa. Saat melihat Be Internet Awesome, ada hal positif bagi anak,orangtua, dan guru, karena program ini dapat dicari dengan mudah di Google, sehingga dapat langsung belajar bersama dengan cara-cara yang fun.

“Cyberbully terjadi dimana-mana yang mengakibatkan depresi. Ada anak yang satu bulan lebih tidak sekolah, karena dia sudah sulit tidur, bangunnya siang. Sehingga dia dengan terpaksa tidak datang ke sekolah. Akhirnya kedua orangtuanya menarik gadgetnya. Apa reaksi anak? Woooow …tantrum!. Padahal, ini di usia belasan tahun. Nah, Bapa Ibu sekalian, ini beberapa kasus yang mengkhawatirkan, karena ada adiksi terhadap gadget. The good habit yang akan ditanamkan pada anak sulit terjadi,” ungkap Diena.

Selanjutnya Emil Rahadian Fadhilah mengatakan bahwa undangan pelatihan-pelatihan pembelajaran digital umumnya banyak dihadiri oleh orang dewasa, jarang anak-anak. Padahal anak-anak remaja sangat membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tentang gadget. Oleh karena itu, Emil menjelaskan bahwa dia merasa beruntung diundang oleh Yayasan Sejiwa untuk tampil di acara ini.

“Sangat sedikit sekali remaja yang mengikuti pelatihan tentang digital. Padahal kita berada pada era serba gadget. Mereka akan terjebak diberbagai masalah.jika tidak memahami ilmunya. Cara bijak di internet, sekarang dapat belajar di Google dengan program Be Internet Awesome. Orangtua berhubungan dengan anak, guru akan berhubungan dengan anak dan orang tuanya. Dengan Be Internet Awesome, semua bisa belajar bersama, sehingga  lingkungan yang aman berinternet akan tercapai. Program ini sangat bagus,” kata Emil.

Di sisi lain, Dian Diana menceritakan pengalaman baiknya tentang pembelajaran digital yang diterapakan di kelas dan pentingnya memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Era digital menuntut guru untuk belajar tentang TIK. Menurutnya, sebelum siswa bisa teknologi, gurunya harus mahir, atau minimal mengenal terlebih dahulu. Jangan sampai dicap jadi guru “gaptek” atau guru zaman “old”. Sehingga guru harus mempersiapkan diri agar siswa mampu menghadapi tantangan, siap bersaing dalam kancah lokal, nasional, regional, dan global.

“Kita tahu bahwa pembelajaran abad 21 menerapkan siswa harus berpikir kritis dalam pengambilan keputusan, kreatif, mampu berkomunikasi, dan terbiasa berkolaborasi, serta dapat membentuk karakter siswa yang kuat. Dan yang tidak kalah penting adalah memiliki literasi digital yang mumpuni.  Dengan demikian, ajari anak sesuaidengan zamannya adalah benar adanya. Zeitgeist. Selama memberikan pembelajaran yang berbau teknologi digital. Saya bekali anak didik saya tentang etika berinternet. Misalnya tentang mengunggah hal-hal positif di media sosial. Tidak menghujat, menyidir, mengedarkan berita hoax, pornografi, radikalisme, atau cyberbullyi. Tidak mudah tertipu godaan manis di internet, tidak memberikan password dan akun kita kepada orang lain,” ucap Dian.

Selanjutnya, Harris Iskandar menjelaskan seputar penggunaan internet. Orang sangat membutuhkan alat komunikasi, misalnya handphone. Menurutnya, sering muncul fenomena bahwa lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan handphone. Disampaikan juga bahwa penetrasi internet di Indonesia sungguh luar biasa. Pada 2018, dari 264 juta penduduk,  171,1 jutanya pengguna internet, dan sebagian besar adalah milenial.

“Kebebasan kemerdekaan tanpa keamanan, ujung-ujungnya sangat rapuh. sebaliknya keamanan tanpa kemerdekaan akan melahirkan penindasan. Lebih baik merdeka dan aman. Kita ingin anak-anak aman. Aman dari peretas data, cyberbully, pornografi, dan hal-hal negatif lainnya. Semoga dengan adanya Be Internet Awesome, akan membentengi anak dari pengaruh negatif dari internet,” ujar Harris.

Sementara itu, Bintang Puspayoga menyampaikan rasa antusias dan menyambut baik peluncuran Be Internet Awesome ini. Hal ini dikarenakan dia sangat khawatir akan keamanan berinternet yang kasusnya banyak mengorbankan anak remaja. Sehingga program yang diluncurkan Google di atas, harapan besarnya dapat mengurangi kasus-kasus kekerasan, terutama kekerasan pada anak.

“Apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Google yang akan meluncurkan program tangkas berinternet. Kita tidak bisa pungkiri, saat kita hidup di era digital. Berdasarkan data BPS masyarakat mengakses internet dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan untuk mengakses tidak hanya terjadi di perkotaan saja, tapi di pedesaan pun menggunakannya. Penduduk Indonesia Usia 5-18 tahun, 25,6 % itu adalah mengakses internet. Tahun 2017-2019 penanganan pengajuan kasus sampai 1942 atau sekitar 2000-an kasus. Survei Nasional Harapan Hidup Anak dan Remaja menemukan bahwa sekitar 2-3 anak mengalami kekerasan ini. Mudah-mudahan dengan diluncurkannya program ini, dapat mem-protect anak-anak,” pungkas Bintang.***

Berita dan Foto: Dian Diana, M.Pd. (Guru IPS SMPN 1 Cihampelas)

Editor: Adhyatnika GU