KARTINI MILENIAL DI ERA COVID-19

Oleh N. Mimin Rukmini
“…sosok Kartini Milenial harus tetap menyadari akan kodrat sebagai kaum wanita. Apa pun ilmu yang di dapat atau pekerjaan yang mereka jabat, tetap bahwa Kartini Milenial sejatinya harus mampu mendampingi dan mendidik anak secara penuh perhatian dan kasih sayang. Hal ini dikarenakan bahwa sosok ibu di rumah, dan guru di sekolah tak dapat digantikan oleh apa pun teknologi di era digital.”


Ibu Bangsa yang Luar Biasa
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara 21 April 1879. Sebagai pahlawan dan pejuang emansipasi wanita, Kartini merupakan sosok wanita tangguh yang luar biasa. Luar biasa dalam menghormati tradisi budaya lokal. Tangguh dalam mempertahankan ide dan kreativitas, serta secara kodrati menjunjung tinggi martabat kewanitaan.
Sosok Kartini ketika itu telah memiliki pemikiran yang lebih jauh tentang ilmu, wanita dan kebangsaan. Mindset Kartini selalu ingin bergerak, maju dan mendobrak apa yang kira-kira menghalangi atau menghambat cita-cita kaum wanita. Cita-cita bahwa kaum wanita harus sejajar dengan kaum laki-laki. Sejajar dalam hak dan kewajiban mencari ilmu. Memiliki hak yang sama dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan. Sejajar pula dalam mempertahankan karakter dan kepribadian bangsa sebagai warga negara. Dari pola pikir yang maju dan berkembang Kartini lah, tak heran dan sejatinya menjadi inspirasi. Sehingga kelahirannya kita peringati. Peringatan ini sebagai wujud nyata penghargaan terhadap pahlawan pejuang emansipasi wanita.
Lalu bagaimanakah langkah konkret kaum wanita atau sebut saja Kartini di era Milenial ini? Kartini di masasekarang adalah sosok wanita yang ide dan pemikiran terus sejalan dengan perjuangan tokoh bangsa yang luar biasa ini.

Langkah Konkret Kartini di Era Milenial
Zaman Milenial yang serba digital ditandai dengan mobilitas IT yang serba cepat. Informasi yang terserap menembus ruang dan waktu secepat kilat. Teknologi mesin yang serba cepat dan canggih telah menggantikan peran pekerjaan manusia yang luar biasa.
Bagi kaum wanita, kondisi demikian dapat menjadi peluang sekaligus dapat menjadi tantangan. Memberikan peluang seandainya kaum ini memiliki potensi yang siap pakai di dalam pekerjaan. Sebaliknya, kondisi era digital bisa menjadi tantangan manakala wanita tidak atau kurang memiliki kompetensi yang sejajar atau bahkan melebihi kaum laki-laki. Tantangan itu menjadi pemicu semangat untuk lebih maju dan berkembang dengan cara belajar terus meningkatkan kapasitas diri.
Sosok Kartini di ‘zaman Now’ menurut penulis sudah sejajar dengan kaum laki-laki dan telah membawa bangsa dan Negara Indonesia menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat sejajar dengan bangsa lain di dunia. Kartini Milenial, seperti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI, Putri Tanjung sebagai bagian dari tujuh staf khusus Milenial Presiden Jokowi, dan masih banyak pula sosok wanita tangguh luar biasa lainnya.
Kita bangga, Indonesia adalah bangsa yang kuat dan tangguh. Kuat dan tangguh menghadapi penjajah dulu, kuat dan tangguh menghadapi krisis moneter beberapa tahun yang lalu. Pastikankan pula, bahwa kita bangsa yang akan kuat dan tangguh dalam menghadapi virus Corona, Covid-19.
Kartini Milenial sejatinya melakukan sejumlah langkah dan memiliki sikap, seperti Pertama, semangat belajar dan bekerja keras. Memiliki semangat yang tinggi, selalu belajar dan bekerja keras akan menjadi modal utama dalam kehidupan. Modal utama tersebut untuk meraih tuntutan Kecakapan Abad 21, yakni kemampuan dalam literasi, keterampilan berpikir, dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kemampuan literasi meliputi literasi dasar membaca dan menulis, literasi numerasi, literasi sain, literasi media, dan literasi digital. Selanjutnya, keterampilan berpikir Abad 21 yang perlu dimiliki termasuk di dalamnya kemampuan bepikir 4 (empat) K, yakni kreatif, berpikir kritis, kolaboratif, dan komunikatif. Sementara kemampuan PPK akan menjadi pondasi dari keseluruhan kemampuan literasi dan keterampilan berpikir tersebut.
Ke dua, menjadi teladan di antara keluarga, sekolah dan masyarakat. Kartini Milenial bersama dengan kaum laki-laki menjadi tumpuan dan harapan keluarga, sekolah dan masyarakat, bahkan bangsa dan negara. Oleh karena itu, Kartini Milenial minimal menjadi teladan sekaligus panutan di antara warga dan keluarganya.
Ke tiga, menghormati orang tua, dan memiliki sikap disiplin yang tinggi. Orang tua bahagia manakala anak-anaknya bahagia dan sukses. Kartini Milenial senantiasa menjunjung tinggi, sopan dan santun, serta menghormati warga masyarakat, dan orang tua yang kita cintai. Lalu, dalam disiplin. Disiplin menjadi cermin dan barometer sejauh mana Kartini rajin dan kerja keras di dalam tindakan dan gaya belajarnya.
Ke empat, yang perlu dimiliki Kartini masa kini adalah berani karena benar serta memiliki gaya hidup sederhana dan tidak sombong. Kartini Milenial dipastikan berani karena benar dan takut karena salah. Kartini zaman Now diharapkan pula memiliki gaya hidup yang tidak berlebihan, dan tidak juga menyombongkan diri.
Di sisi lain, langkah dan karakter terakhir sosok Kartini Milenial harus tetap menyadari akan kodrat sebagai kaum wanita. Apa pun ilmu yang di dapat atau pekerjaan yang mereka jabat, tetap bahwa Kartini Milenial sejatinya harus mampu mendampingi dan mendidik anak secara penuh perhatian dan kasih sayang. Hal ini dikarenakan bahwa sosok ibu di rumah, dan guru di sekolah tak dapat digantikan oleh apa pun teknologi di era digital ini. Tak terkecuali generasi muda, Kartini Milenial seyogyanyalah belajar hal apa pun tentang kodratnya sebagai wanita.
Oleh karena itu, mulailah berperilaku dari hal-hal yang sederhana. Belajar peduli kebersihan di \rumah, peduli lingkungan, sampai pada peduli lingkungan sosial dalam jangkauan yang lebih luas.

Kartini Milenial Turut Bersama Lawan Covid-19
Akhirnya, gaya hidup, karakter, dan kerja keras menjadi modal utama untuk terus berkiprah melanjutkan semangat perjuangan Kartini. Sehingga, saat dihadapkan dengan situasi Covid-19 seperti saat ini, diharapkan menjadi garda terdepan melawannya dengan disiplin untuk mengikuti protokol pencegahan dan penularan serta melakukan hal-hal yang bermanfaat. Social distancing adalah langkah mudah untuk kita lakukan bersama. Cuci tangan pake sabun, mengenakan masker saat terpaksa bepergian. Diam di rumah, dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan. Belajar dari rumah, berkarya dan bekerja, serta beribadah, dan berdoa di rumah.
Mari, Kartini Milenial berperan aktif bahu membahu melawan Corona. Semoga situasi kembali sediakala, dan virus ini segera mati di telan bumi. Aamiin.***


(Sumber Bacaan: https://id.m.wikipedia.org, diunduh 20 April 2020; Anggit, Budiyanti dan Siti Romdiyah. 2020. Inspirasi Mendidik Anak-Anak Masa Kini. Banyumas: CV. Rizquna.).

Penulis: N. Mimin Rukmini, M.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Cililin)
Editor/Ilustrator: Adhyatnika GU

Profil Penulis:
N. Mimin Rukmini, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMPN 1 Cililin Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sebagai salah satu Tim Newsroom dan Fasda Literasi KBB. Suka menulis artikel dan telah diterbitkan di media massa (cetak dan online) dan telah menerbitkan 9 buku, baik tunggal maupun antologi. Tinggal di Bandung Barat, Jabar.