Skip to content

Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat

Primary Menu
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Tujuan Dinas Pendidikan
    • Struktur Organisasi
    • Pejabat Struktural Dinas Pendidikan
    • Tupoksi
    • Kontak Kami
    • Visi Misi & Moto
    • Maklumat Pelayanan
  • Statistik
    • Neraca Pendidikan 2016
    • Neraca Pendidikan 2017
    • Neraca Pendidikan 2018
    • Neraca Pendidikan 2019
    • Neraca Pendidikan 2020
    • Neraca Pendidikan 2021
  • Produk Hukum
  • Download
    • Library Document
    • Ebook
  • SAKIP
    • Renstra Disdik 2018-2023
    • IKU 2022
    • Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon 2022
    • RKT Tahun 2021
  • Gallery Photo
  • Standar Pelayanan
  • PPPK
    • PPPK 2022
    • PPPK 2023
  • Portal Layanan
    • Portal Pelayanan
    • Portal Pengaduan
    • PETADIK
  • Publikasi
    • Majalah Kinanti
    • Podcast Bisa Cerdas
  • Home
  • News
  • RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM “GOCENG “

RENCANA PENGEMBANGAN PROGRAM “GOCENG “

Oleh: Tina Yuliana
(SDN Rawasari Cipeundeuy)

Kurikulum merdeka belajar adalah inovasi dalam pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum merdeka membebaskan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, selaku guru, kita hanya memfasilitasi apa yang mereka butuhkan, memberikan pelayanan yang terbaik dan menuntun minat dan bakat sesuai kodrat alam dan zaman demi mencapai kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungan masyarakat.

Berpedoman pada filosofi KHD tersebut, maka penulis mencoba membuat program yang lebih berfokus pada siswa dengan meihat permasalahan yang ada.

Berawal dari suara,pilihan dan kepemilikan murid, penulis merintis program yang diberi nama goceng.

Goceng adalah salah satu program P5 dan merupakan kegiatan ko-kurikuler yang ada di SD Negeri Rawasari, yang bertujuan untuk mengembangkan dan melatih keterampilan murid dalam membuat suatu karya yang memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan sekitar dengan bertemakan kearifan lokal dan wirausaha. Goceng itu sendiri akronim dari kata gantungan konci tina eceng.

Program ini dilatar belakangi karena adanya suatu isu masyarakat tentang tanaman eceng yang semakin merajalela yang berdampak buruk dan menimbulkan kerugian yang banyak terutama para nelayan dan masyarakat yang beramata pencaharian di sekitar danau.

Hal yang paling pokok dan berdampak pada murid mengenai permasalahan eceng gondok ini adalah adanya suatu rintangan atau hambatan pada peserta didik penulis yang bermukim didaerah perairan, mereka sering terlambat datang ke sekolah, bahkan mereka sering tidak masuk sekolah, karena akses perjalanan mereka menuju ke sekolah terhambat oleh hamparan eceng di daerah perairan tersebut.

Dengan adanya eceng yang mengganggu transfortasi perairan dan menimbulkan penurunan komunitas ikan, maka para nelayan mengambil inisiatif mengambil eceng tersebut dari daerah perairan ke pesisir danau, hal itu sudah efektif dilakukan, namun tidak menyelesaikan permasalahan yang ada, solusi yang telah dilaksankan mengakibatkan masalah baru, yaitu banyak limbah eceng yang menumpuk di pesisir danau . Dari permasalah tersebut, melihat limbah eceng yang tidak sedap dipandang mata, maka lahirlah program yang memanfaatkan limbah eceng.

Pemanfaatan limbah eceng sudah kami programkan bersama rekan sejawat dan murid-murid, namun belum terlintas apa yang akan kami lakukan dengan limbah tersebut. Kami mencari berbagai informasi dan referensi tentang pemanfaat limbah eceng gondok.

Dalam proses pembuatan produk, siswa dibebaskan membuat produk yang menurut mereka mampu.Mereka berkreasi sedemikian rupa. Pada proses pembuatan produk, ada  beberapa siswa membuat suatu karya berupa gantungan kunci yang menurut penulis itu karya yang unik, tidak terlalu sulit namun untuk orang awam tentu akan merasa sulit.

Semua siswa merasa tertarik dengan gantungan kunci tersebut, dan akhirnya dicetuskanlah nama goceng (gantungan konci tina eceng ). Goceng didasari atas suara, pilihan dan kepemilikan murid sehingga murid merasa bertanggung jawab atas apa yang telah direncanakannya.

Tujuan 

  • Meningkatkan kesadaran murid pentingnya melestarikan kearifan lokal
  • Meningkatkan kreativitas siswa dalam pemanfaatkan limbah lingkungan menjadi sebuah produk.
  • Menumbuhkan kepemimpinan murid ( student agency ) untuk menumbuhkan karakter profil pelajar pancasila.

Capaian dan langkah

Murid memiliki keterampilan ( kreatif, inovatif dalam pemanfaatkan limbah lingkungan menjadi sebuah produk dan melestarikan kearifan lokal )

  • Murid mengikuti kegiatan kokurikuler ini dengan konsisten
  • Guru melakukan pembinaan dan pendampingan
  • Guru dan murid melakukan evaluasi program secara berkala
  • Melakukan bazar / pameran hasil karya yang akan didistribusikan
  • Murid memiliki jiwa kepemimpinan ( student agency ) dan karakter profil pelajar pancasila.
  • Membentuk program sesuai suara, pilihan dan kepemilikan siswa
  • Murid mengikuti kegiatan dengan konsisten 1 minggu 1 kali

Dalam pelaksanaan program ini, penulis berkoordinasi dengan kepala sekolah selaku pimpinan dan penanggung jawab, guru-guru sebagai pembimbing dan memfasilitasi siswa dan orangtua siswa yang sebelumnya telah disosialisasikan mengenai program yang akan penulis kembangkan di sekolah.

Target dari Program goceng ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang dilaksanakan pada hari Sabtu. Adapun mitra yang mendukung program goceng ini adalah Modal Manusia : kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid dan masyarakat sekitar

  • Modal Fisik : Ruang kelas, halaman sekolah
  • Modal Finansial : Dana BOS
  • Modal Sosial : Koordinasi dengan kepala sekolah guru ,orangtua dan masyarakat sekitar
  • Modal Lingkungan : Lingkungan sekolah , danau

Evaluasi

  • Kepala sekolah melakukan monitoring jalannya kegiatan program goceng
  • Melakukan refleksi mingguan setelah kegiatan selesai dilaksanakan
  • Melakukan evaluasi dan diskusi setelah kegiatan dilaksanakan
  • Membuat angket/survei murid secara berkala tentang pelaksanaan program

Tantangan

 Dalam setiap pelakasaan program tentu akan selalu ada tantangan atau hambatan . Adapun tantangannya yaitu :

  • Tantangan yang dihadapkan saat melaksanakan program ini yaitu bagaimana menggali kreativitas murid yang terpendam,meningkatkan semangat dan kerjasamanya dalam melaksanakan program goceng.
  • Proses pengeringan yang terhambat jika cuaca hujan

 Solusi

  • Bertukar pikiran dengan teman sejawat dalam menumbuhkan kreativitas murid, dan terus merangkul semua murid, memberi semangat dan pemahaman kepada muriduntuk mewujudkan dan melstarikan kearifanlokal yang ada di sekitar lingkungan kita.
  • Pengambilan eceng harus difokuskan pada musim panas
Total Views: 352

Continue Reading

Previous: Refleksi Perubahan Diri dan Dampak Pendidikan CGP Melalui Pendampingan Pengajar Praktik
Next: BERKAHI-PROGRAM BERBAGI INFORMASI KULIAH DARI ALUMNI

Cari Berita Disini

Popular Post

You may have missed

dinn1
  • Artikel Populer

Sekolah di Perbatasan, Garuda di Dadaku

bidangsmp 29 June 2025
WhatsApp Image 2025-06-17 at 09.32.26
  • Berita

Jurnal Kinanti Raih Tiga Besar Lomba Inovasi Daerah KBB 2025

bidangsmp 18 June 2025
PGRI KBB
  • Berita

Selamat, Rustiyana Pimpin PGRI Kab. Bandung Barat Periode 2025-2030!

bidangsmp 15 June 2025
igi kbb
  • Berita

PELATIHAN TARL UNTUK GURU KAB.BANDUNG BARAT BERSAMA IGI DAN TELKOMSEL

bidangsmp 2 June 2025
Copyright © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.