Oleh: Tina Yuliana
(SDN Rawasari Cipeundeuy)
Kurikulum merdeka belajar adalah inovasi dalam pendidikan Indonesia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa. Kurikulum merdeka membebaskan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, selaku guru, kita hanya memfasilitasi apa yang mereka butuhkan, memberikan pelayanan yang terbaik dan menuntun minat dan bakat sesuai kodrat alam dan zaman demi mencapai kebahagiaan baik untuk dirinya sendiri maupun untuk lingkungan masyarakat.
Berpedoman pada filosofi KHD tersebut, maka penulis mencoba membuat program yang lebih berfokus pada siswa dengan meihat permasalahan yang ada.
Berawal dari suara,pilihan dan kepemilikan murid, penulis merintis program yang diberi nama goceng.
Goceng adalah salah satu program P5 dan merupakan kegiatan ko-kurikuler yang ada di SD Negeri Rawasari, yang bertujuan untuk mengembangkan dan melatih keterampilan murid dalam membuat suatu karya yang memanfaatkan limbah yang ada di lingkungan sekitar dengan bertemakan kearifan lokal dan wirausaha. Goceng itu sendiri akronim dari kata gantungan konci tina eceng.
Program ini dilatar belakangi karena adanya suatu isu masyarakat tentang tanaman eceng yang semakin merajalela yang berdampak buruk dan menimbulkan kerugian yang banyak terutama para nelayan dan masyarakat yang beramata pencaharian di sekitar danau.
Hal yang paling pokok dan berdampak pada murid mengenai permasalahan eceng gondok ini adalah adanya suatu rintangan atau hambatan pada peserta didik penulis yang bermukim didaerah perairan, mereka sering terlambat datang ke sekolah, bahkan mereka sering tidak masuk sekolah, karena akses perjalanan mereka menuju ke sekolah terhambat oleh hamparan eceng di daerah perairan tersebut.
Dengan adanya eceng yang mengganggu transfortasi perairan dan menimbulkan penurunan komunitas ikan, maka para nelayan mengambil inisiatif mengambil eceng tersebut dari daerah perairan ke pesisir danau, hal itu sudah efektif dilakukan, namun tidak menyelesaikan permasalahan yang ada, solusi yang telah dilaksankan mengakibatkan masalah baru, yaitu banyak limbah eceng yang menumpuk di pesisir danau . Dari permasalah tersebut, melihat limbah eceng yang tidak sedap dipandang mata, maka lahirlah program yang memanfaatkan limbah eceng.
Pemanfaatan limbah eceng sudah kami programkan bersama rekan sejawat dan murid-murid, namun belum terlintas apa yang akan kami lakukan dengan limbah tersebut. Kami mencari berbagai informasi dan referensi tentang pemanfaat limbah eceng gondok.
Dalam proses pembuatan produk, siswa dibebaskan membuat produk yang menurut mereka mampu.Mereka berkreasi sedemikian rupa. Pada proses pembuatan produk, ada beberapa siswa membuat suatu karya berupa gantungan kunci yang menurut penulis itu karya yang unik, tidak terlalu sulit namun untuk orang awam tentu akan merasa sulit.
Semua siswa merasa tertarik dengan gantungan kunci tersebut, dan akhirnya dicetuskanlah nama goceng (gantungan konci tina eceng ). Goceng didasari atas suara, pilihan dan kepemilikan murid sehingga murid merasa bertanggung jawab atas apa yang telah direncanakannya.
Tujuan
- Meningkatkan kesadaran murid pentingnya melestarikan kearifan lokal
- Meningkatkan kreativitas siswa dalam pemanfaatkan limbah lingkungan menjadi sebuah produk.
- Menumbuhkan kepemimpinan murid ( student agency ) untuk menumbuhkan karakter profil pelajar pancasila.
Capaian dan langkah
Murid memiliki keterampilan ( kreatif, inovatif dalam pemanfaatkan limbah lingkungan menjadi sebuah produk dan melestarikan kearifan lokal )
- Murid mengikuti kegiatan kokurikuler ini dengan konsisten
- Guru melakukan pembinaan dan pendampingan
- Guru dan murid melakukan evaluasi program secara berkala
- Melakukan bazar / pameran hasil karya yang akan didistribusikan
- Murid memiliki jiwa kepemimpinan ( student agency ) dan karakter profil pelajar pancasila.
- Membentuk program sesuai suara, pilihan dan kepemilikan siswa
- Murid mengikuti kegiatan dengan konsisten 1 minggu 1 kali
Dalam pelaksanaan program ini, penulis berkoordinasi dengan kepala sekolah selaku pimpinan dan penanggung jawab, guru-guru sebagai pembimbing dan memfasilitasi siswa dan orangtua siswa yang sebelumnya telah disosialisasikan mengenai program yang akan penulis kembangkan di sekolah.
Target dari Program goceng ini adalah seluruh siswa kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang dilaksanakan pada hari Sabtu. Adapun mitra yang mendukung program goceng ini adalah Modal Manusia : kepala sekolah, guru, murid, orangtua murid dan masyarakat sekitar
- Modal Fisik : Ruang kelas, halaman sekolah
- Modal Finansial : Dana BOS
- Modal Sosial : Koordinasi dengan kepala sekolah guru ,orangtua dan masyarakat sekitar
- Modal Lingkungan : Lingkungan sekolah , danau
Evaluasi
- Kepala sekolah melakukan monitoring jalannya kegiatan program goceng
- Melakukan refleksi mingguan setelah kegiatan selesai dilaksanakan
- Melakukan evaluasi dan diskusi setelah kegiatan dilaksanakan
- Membuat angket/survei murid secara berkala tentang pelaksanaan program
Tantangan
Dalam setiap pelakasaan program tentu akan selalu ada tantangan atau hambatan . Adapun tantangannya yaitu :
- Tantangan yang dihadapkan saat melaksanakan program ini yaitu bagaimana menggali kreativitas murid yang terpendam,meningkatkan semangat dan kerjasamanya dalam melaksanakan program goceng.
- Proses pengeringan yang terhambat jika cuaca hujan
Solusi
- Bertukar pikiran dengan teman sejawat dalam menumbuhkan kreativitas murid, dan terus merangkul semua murid, memberi semangat dan pemahaman kepada muriduntuk mewujudkan dan melstarikan kearifanlokal yang ada di sekitar lingkungan kita.
- Pengambilan eceng harus difokuskan pada musim panas