Berita : Budhi Slamet
PARONGPONG-(NEWSROOM). Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, dan dirancang secara khusus agar sesuai dengan faktor minat dan bakat siswa (Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 060/U/1993 dan Nomor 080/U/1993).
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan, kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.
“Banyak hal positif yang bisa digali dari pengembangan dan pengelolaan ekstrakurikuler ini dan berimbas terhadap prestasi baik non akademik bahkan terhadap perubahan prestasi siswa di kelas.” Ungkap Efni Iriani, Kepala SMPN 3 Parongpong kepada Newsroom, Senin (8/4/19).
Tidak sedikit siswa yang berprestasi dalam bidang ekstrakurikuler ekuivalen dengan tingginya nilai prestasi akademik, selain itu juga secara psikologis sangat berpengaruh bagi perkembangan belajarnya. Siswa akan memiliki kepercayaaan diri serta keberanian mengemukakan pendapatnya, karena terbiasa terpupuk dalam kegiatan ekstrakurikulernya.
Untuk mewadahi minat, bakat, mengembangkan kepribadian dan berbagai potensi non akademik siswa, umumnya sekolah mengadakan aneka kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaannya diserahkan pada kebijakan sekolah masing-masing di bawah koordinasi bidang kesiswaan. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk kegiatan pada seni, olahraga, pengembangan kepribadian atau kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan peserta didik.
Sayangnya belum banyak sekolah yang benar-benar memanfaatkan program ekstrakurikuler ini sebagai sarana meraih prestasi. Umumnya sekolah memandang ekstrakurikuler ini sebagai kegiatan rutin yang harus ada untuk melengkapi kinerja bidang kesiswaan. Akibatnya, dana kegiatan yang disediakanpun menjadi tidak optimal pemanfaatannya. Bahkan tidak heran ada beberapa ekstrakurikuler yang ‘mati suri’ akibat ditinggalkan peminatnya ataupun karena tidak tertangani dengan baik oleh pembinanya.
Lebih lanjut Efni menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan fungsi peran ekstrakurikuler agar bisa ampuh sebagai sarana penunjang komprehensifnya pengalaman belajar siswa, perlu pembenahan yang dilakukan setiap sekolah. seperti mendatangkan pembina ekstrakurikuler dengan keahlian yang dibutuhkan pihak sekolah, memberdayakan tenaga pendidik yang ada dengan kelebihan kemampuan di bidang yang jadi pilihan bakat minat siswa ataupun melakukan kerja sama dengan berbagai sanggar atau club-club yang bisa menampung dan relevan dengan tujuan sekolah.
Di SMPN 3 Parongpong sendiri, terdapat beberapa siswa yang torehan prestasinya sangat membanggakan, bukan saja di lingkungan sekolah bahkan sudah mendapat raihan penghargaan dari Bupati Kab. Bandung Barat. Siswa dimaksud contohnya Fathir Bani Darmawan, siswa yang masih duduk di kelas 7, dia sangat aktif berlatih sebagai atlit berkuda di Denkavkud Parongpong, prestasinya sangat membanggakan karena beberapa kali mengikuti kejuaraan tingkat nasional. Prestasi Fathir antara lain Juara 1 Indonesian One Nation 13-16 September 2018 (Kelas Show Jumping 50-70 cm under 18y), Juara 3 ZZ Equestrian Cup 24 November – 2 Desember 2018 (Kelas Jumping 40-60 cm Children), Juara 4 Aragon Kavaleri Cup 23-27 Januari 2019 (Kelas Jumping 50-70 cm Children).
Kemudian Divya Clarisa Ayuni, atlit bulutangkis yang sekarang sudah duduk di kelas 9, yang sudah hampir 2 tahun dikontrak oleh salah satu klub bulutangkis di Guangzhou, China. Torehan prestasinya di partai tunggal maupun ganda (ganda puteri maupun ganda campuran) selalu menghasilkan juara bahkan sampai mendapat kesempatan diwawancarai oleh Siaran Televisi Nasional China. Sekarang konsentrasi dan akan diturunkan di partai Ganda Puteri menggantikan para seniorrnya dan dipersiapkan untuk membela tim merah putih ke depannya.
Satu lagi Nadine Malca Callysta, duduk di kelass 9 juga, seorang atlit Taekwondo. Belum lama ini mendapat kejuaraan untuk tingkat Jawa Barat dan keluar sebagai juara ke-2 dalam POOMSAE Junior Prestasi kategori 14-17 Tahun Puteri di evevt Karawang Student Cup I Tahun 2019.
“Tiga Siswa tersebut, adalah potret dari sebagian contoh siswa yang berprestasi di bidang olah raga. Prestasi mereka bisa disebut luar biasa dengan rentang usia yang masih belia. Semakin baik sarana prasana yang tersedia serta pembinaan terus menerus, mereka akan semakin mengharumkan bangsa dan negara, minimal sebagai bukti, bahwa pengembangan bakat, minat yang sesuai dengan yang diinginkan ditunjang dengan ketersediaan fasilitas, akan melahirkan siswa-siswa yang lebih berprestasi.” Pungkas Efni.
Sudah saatnya sekolah diharapkan mampu mengadakan program-program dengan orientasi pada prestasi yang bisa membawa nama harum sekolah itu sendiri. Wadah kompetisi yang bisa menyalurkan prestasi siswa agar memotivasi dan meningkatkan prestasinya. Kegiatan dan program yang aspiratif, niscaya bisa membekali siswa dengan keterampilan dan kecakapan untuk bekal kehidupannya kelak.