Berita: Dasarss
NGAMPRAH, (NEWSROOM).- Imam Santoso M.R., Kepala Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat mengungkapkan bahwa pelaksanaan Asessment Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) yang merupakan program Puspendik, Balitbang Kemendikbud diharapkan dapat menjadi salah satu stimulan bagi sekolah pelaksana serta sekolah lainnya untuk terus berkonsentrasi pada upaya peningkatan mutu pendidikan. Langkah ini harus didorong karena ruh dari penyelenggaraan pendidikan adalah menyiapkan lulusan menjadi SDM bermutu, sehingga mereka dapat survive dalam kehidupannya masa depan.
“AKSI diharapkan menjadi stimulan bagi setiap sekolah peserta dan sekolah lainnya untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan,” ungkap Imam Santoso M.R. saat dimintai tanggapannya terkait pelaksanaan AKSI pada beberapa sekolah jenjang SMP di Kabupaten Bandung Barat, Senin, (29/09/2019).
Masih menurut Imam Santoso, melalui AKSI dimungkinkan sekolah dan dinas pendidikan dapat mengetahui capaian mutu siswa setelah melewati pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, data hasil AKSI dapat dijadikan feed back sekolah dan dinas pendidikan dalam menetapkan kebijakan lanjutan terkait dengan peningkatan mutu pembelajaran yang berimbas pada mutu lulusan.
AKSI merupakan program pemetaan capaian pendidikan untuk memantau mutu pendidikan secara nasional/daerah yang menggambarkan pencapaian kemampuan siswa yang dilakukan melalui survey yang sifatnya longitudinal. Data dari hasil AKSI diharapkan menjadi dasar dalam penyusunan kebijakan dan program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara khusus dan mutu pendidikan secara umum.
Kegiatan AKSI tahun 2019 ini mengambil sampel siswa kelas IX jenjang SMP dari seluruh provinsi di Indonesia. Jumlah sekolah yang dijadikan sampel lebih kurang sebanyak 1.925 SMP dari 407 kabupaten/kota. Peserta AKSI dari setiap sekolah paling banyak 50 siswa. Untuk pelaksanaan AKSI di Kab. Bandung Barat sendiri, sekolah yang menjadi sampelnya sebanyak 5 SMP, yaitu SMP 1 Cisarua, SMP 5 Padalarang, SMP Darul Falah Cihampelas, SMP Bina Karya Padalarang dan SMP IT Al Amin Ngamprah. Dari kelima SMP tersebut, siswa yang mengikuti kegiatan AKSI sebanyak 246 orang.
Dalam pelaksanaannya, AKSI tidak jauh berbeda dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Siswa peserta kegiatan diminta untuk menjawab setiap pertanyaan dalam sistem semi online yang sebelumnya, soal tersebut diunduh oleh operator sekolah di bawah fasilitator operator kabupaten.
Pada kesempatan lain, Kepala Bidang Pend. SMP, Dadang A. Sapardan mengemukakan bahwa pelaksanaan AKSI pada beberapa sekolah jenjang SMP diharapkan dapat mendorong upaya Dinas Pendidikan dalam memperkuat kompetensi siswa. Upaya ini dimungkinkan dilakukan karena konsentrasi pendidikan saat mengarah pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), gerakan Literasi Sekolah (GLS), Penyiapan Kompetensi Abad 21. AKSI merupakan upaya penyiapan lulusan agar memiliki kompetensi abad 21, sehingga didorong dengan pola pembelajaran dan penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS).
“Pelaksanaan AKSI dimungkinkan terus diperluas pada sekolah lain, karena memiliki kesejalanan dengan pola penilaian HOTS,” pungkas Dadang.***