Berita : Riska Mutiara
BATUJAJAR – (NEWSROOM). – Lantunan Asmul Husna begitu menggema di telinga, dari gemuruhnya suara seluruh siswa yang berkumpul bersama di tengah-tengah lapangan membacakan nama-nama Allah SWT dengan khusuk, dilanjutkan dengan tadarus berjamaah. Hal tersebut begitu menentramkan dan menyejukkan kalbu seluruh civitas akademika SMP Bhakti Mulya mulai dari kepala Sekolah, guru, siswa, dan pegawai tata usaha diiringi hangatnya sang surya menyapa bumi pagi itu.
Kepala SMP Bhakti Mulya, Fipik Taufik Hidayat mengemukakan bahwa pembiasaan mengawali hari dengan membacakan Asmaul Husna dan tadarus Al-qur’an di lapangan sekolah secara bersama-sama sebelum pembelajaran dimulai diharapkan mampu melatih diri dan hati para siswa agar senantiasa bersyukur dalam belajar, dibukakan pintu-pintu keberkahan ilmu juga mengawal Program Penguatan Pendidikan Karakter yang digulirkan oleh pemerintah beberapa tahun terakhir khususnya karakter religius.
“Kita mengawali hari dengan membiasakan seluruh siswa membacakan Asmaul Husna dan tadarus Al-Qur’an secara bersama-sama di lapangan agar mampu melatih diri dan hati supaya senantiasa bersyukur dan sungguh sungguh dalam belajar sehingga prestasi bisa diraih, kemudian dapat membukakan pintu-pintu keberkahan ilmu serta mengawal program Penguatan Pendidikan Karakter yang digulirkan oleh pemerintah beberapa tahun terakhir, khususnya karakter religius.” Ungkap Fipik ketika menguraikan kegiatan Pembacaan Asmaul Husna dan tadarus Al-Qur’an di SMP Bhakti Mulya. (15/02/2019).
Dimensi Pendidikan Karakter dalam Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai pondasi dan ruh utama pendidikan meliputi 4 hal, yaitu : Olah Hati ( Etika ), Olah Pikir ( Literasi ), Olah Rasa ( Estetik ), dan Olah Raga ( Kinestetik ). Ke-empat dimensi tersebut mendongkrak dan mengawal individu supaya memiliki karakter yang ingin dicapai yaitu: Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas.
Dalam dimensi pertama yaitu olah hati, setiap siswa diharapkan mampu menjadi individu yang memiliki kerohanian mendalam,beriman, dan bertakwa. Untuk menjadi individu yang memiliki kemampuan religius yang baik maka pembiasaan yang dilakukan oleh keluarga besar SMP Bhakti Mulya merupakan langkah nyata dalam mewujudkannya. Namun proses yang harus dilalui memang butuh perjuangan dan tidak bisa dilakukan sepihak karena mendidik siswa zaman sekarang berbeda dengan zaman dahulu yang penurut dan mau belajar agama.
Selaras dengan pernyataan dari guru PAI di Bhakti Mulya, Dewi Pancawati yang mengatakan bahwa para pemuda di zaman milenial ini berbeda dengan pemuda pemudi zaman dulu; “ Anak muda yang hidup di era milenial jauh berbeda dengan anak muda jaman dulu yang tingkat kesopanan dan keuletan mempelajari agama lebih tinggi dibandingkan sekarang, untuk itu perlu pembiasaan yang mengikat mereka supaya menjadi kebiasaan yang baik.”
Pembiasaan membaca Asmaul Husna dan Tadarus Alqur’an berjamaah di lapangan terbuka ini sudah dilaksanakan sejak awal 2016 hingga sekarang, untuk tadarus dipimpin oleh siswa yang sudah lancar membaca Al-Qur’an baik makhorijul huruf maupun tajwidnya. Kegiatan ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali pada hari Jum’at. Teknisnya adalah setiap siswa wajib membawa Al-Qur’an dan penjadwalan tiap minggu dengan kelas berbeda dibimbing juga oleh guru PAI dan BTQ.
Dukungan penuh dari guru-guru selain PAI juga sebuah bukti kerjasama yang baik dalam mewujudkan Program PPK di lingkungan sekolah. Salah seorang guru Bhakti Mulya, Sinta Nurdiana menambahkan bahwa dukungan penuh selalu akan diberikan secara optimal demi tercapainya tujuan bersama.
“Kami akan mendukung sepenuhnya kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah demi tercapainya tujuan bersama seluruh keluarga besar SMP Bhakti Mulya yaitu menjadikan seluruh siswa dan siswi di sana menjadi generasi muda yang berakhlak mulia, dekat dengan agama di mana saja dan kapan saja.” Pungkas Sinta.