Adhyatnika Geusan Ulun
(Guru SMPN 1 Cipongkor)
Kondisi pandemi seperti saat ini haruslah tetap disikapi dengan bijak, dan dihadapi dengan penuh optimis. Bahkan pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan saat ini hendaknya menjadi sumber energi penggali potensi diri. Karena hakikat Merdeka Belajar adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada insan pendidik untuk berkreasi dan berinovasi dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
Latar Belakang
Kegiatan belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19 sungguh membuat setiap guru harus memutar otak. Terlebih pada saat dimulainya kebijakan Adaptasi Kebiasan Baru bersamaan dengan dimulainya di awal tahun pelajaran. Para guru berusaha menyajikan materi pelajaran sesuai dengan kondisi yang ada. Bagi sekolah yang akses komunikasinya tidak baik, menggunakan luring dengan protokol kesehatan yang ketat. Sementara bagi sekolah yang relatif baik, menggunakan daring. Namun tidak sedikit yang menggunakan kombinasi keduanya, karena tidak semua siswa memiliki perangkat komunikasi untuk pembelajaran jarak jauh.
Namun hal di atas dapat dimaklumi semua pihak, mengingat pemerintah tidak ingin sekolah menjadi ‘cluster’ penyebaran corona yang baru. Oleh karena itu, pemberlakuan pembelajaran jarak jauh, atau mengurangi frekuensi serta kuantitas kegiatan belajar mengajar, atau bahkan menunda sama sekali kegiatan sekolah, haruslah disikapi dengan proporsional oleh semuanya , karena hal tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan dunia pendidikan.
Di sisi lain, dalam hal pelayanan pendidikan, para guru mencoba sejumlah metode dan strategi pembelajaran. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menggapai kualitas pembelajaran di tengah situasi yang kurang menguntungkan ini.
Sesungguhnya telah disepakati oleh para ahli, bahwa tidak ada metode terbaik dalam pembelajaran. Yang terbaik adalah bagaimana metodel tersebut dapat diimplemtasikan dalam proses pembelajaran, dan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efesien.
Tujuan utama pembelajaran adalah terciptanya suasana harmonis dan bahagia di antara guru dengan siswa, serta lingkungan sekitarnya. Kebahagiaan yang tercipta di antara mereka, merupakan hal yang paling didambakan oleh semua pihak. Sehingga jalan apapun akan ditempuh untuk terciptanya suasana di atas.
Penulis adalah seorang guru yang bertugas mengampu bahasa Inggris di sebuah sekolah yang berada di daerah dengan akses internet relatif tidak sebaik di kota. Oleh karena itu, Penulis berusaha menyikapi keadaan pandemi saat ini dengan berbagai cara. Dicobanya sejumlah metode pembelajaran. Hal ini untuk menjaga kondusivitas kegiatan belajar mengajar di sekolah, dan interaksi dengan siswa tetap berlangsung.
Seperti diketahui, dalam proses pendidikan diperlukan kecermatan dalam memahami kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung. Kecermatan tersebut akan menentukan tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu, diperlukan strategi dan metode yang tepat, sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi.
Di sisi lain, metode yang merupakan suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran, sangatlah diperlukan. Hal ini diambil agar tidak melenceng dari tujuan pendidikan. Sehingga penulis harus memilih satu metode yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Seperti diketahui juga bahwa terdapat banyak metode pembelajaran, seperti Metode Ceramah, Metode Diskusi, Metode Tanya Jawab, Metode Demonstrasi dan Eksperimen, Metode Resitasi/Pekerjaan Rumah, Metode Kerja Kelompok, Metode Sosio-Drama dan Bermain Peran, Metode Karyawisata, Metode Drill/Latihan Siap, Metode Sistem Regu.
Dari metode-metode di atas, Penulis mengambil metode Sosio-Drama dan Bermain Peran. Hal ini dimaksudkan agar para siswa dapat mengekspresikan dirinya melalui permainan peran yang didokumentasikan ke dalam video. Atas hal tersebut, mulailah disusun strategi pengimplementasian dan pembuatan aturan mainnya agar protokol kesehatan tetap terjaga.
Sementara itu, Metode Sosio-Drama dan Bermain Peran merupakan metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial, dan siswa diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.
Berdasarkan pengertian di atas, setelah melalui komunikasi yang intensif dengan siswa, Penulis mulai menyosialisasikan tugas pembelajaran dengan metode tersebut. Hal ini sangat diperlukan agar tidak muncul miss-communication. Selanjutnya diiformasikan kepada siswa untuk sebebasnya-bebasnya berekspresi dan bermain peran dengan tetap menjaga nilai-nilai karakter. termasuk dalam pemilihan medianya.
Hal ini pun dimaksudkan agar siswa tidak terbebani, dan mengerjakannya dengan senang hati. Penulis berharap agar pada awal, saat, dan akhir pengerjaan ‘proyek’ ini berhasil guna dan tidak menimbulkan permasalahan di akhir pengerjaannya.
Dasar pemikiran Penulis membuat tugas dengan metode di atas adalah dikarenakan pelajaran bahasa haruslah dipraktikan. Terlebih bahasa asing. Sehingga dengan pembuatan video tersebut, siswa secara tidak langsung telah mempraktikan kompetensi berbicara dan mendengar, yang merupakan hal penting dalam belajar bahasa.
Sementara itu, strategi yang berkaitan dengan taktik pembelajaran, dan merupakan cara dan daya untuk menghadapi kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal, maka Penulis dalam mengimplentasikan program di atas menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mereka untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran.
Seperti diketahui, strategi pembelajaran bersifat konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, diperlukan rangkaian terintegrasi di antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran menjadi satu model pembelajaran. Sehingga, darinya akan tergambar bentuk dan proses pembelajaran dari awal hingga akhir.
Langkah Penyelesaian
Berdasarkan hal di atas, mulailah Penulis menetapkan langkah-langkah strategis dengan menyiapkan administrasi pembelajaran. Kemudian, menciptakan suasana dan sistem pembelajaran yang nyaman dan seefektif, serta seefesien mungkin. Selanjutnya, melaksanakan asesmen yang otentik dan terukur, dan akhirnya merefleksikan seluruh proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar kegiatan senantiasa ‘on the track’, tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.
Seperti diketahui, adminintrasi pembelajaran merupakan hal pokok dalam kegiatan belajar mengajar. Dengannya guru dapat menyampaikan seluruh materi pelajaran secara sistematis dan terukur di kelas. Dengannya pula siswa mendapatkan pengalaman belajar, sehingga dapat meningkatkan kompetensi lulusannya.
Semakin tinggi angka yang dipilih (angka 7) artinya kondisi pada pernyataan selalu dipenuhi begitupun sebaliknya Komponen RPP yang lengkap terdiri atas: a. Identitas sekolah; b. Mata Pelajaran/Tema/subtema; c. Kelas/semester; d. Materi pokok; e. Alokasi waktu; f. Tujuan pembelajaran; g. Kompetensi dasar h. Indikator pencapaian kompetensi; i. Materi pembelajaran; j. Metode pembelajaran; k. Media pembelajaran; l. Sumber belajar; m. Langkah-langkah pembelajaran; n. Penilaian hasil pembelajaran. Diisi mengacu pada isi RPP yang disusun oleh guru di sekolah.
Dalam kondisi pembelajaran jarak jauh, tentu persiapan administrasi haruslah sematang mungkin. Hal ini dikarenakan target kurikulum bukan lagi menjadi keharusan. Oleh karena itu, sudah saatnya guru memetakan konsep pembelajaran dengan seefektif dan seefesien mungkin. Tentu dengan tidak menghilangkan kebermaknaan proses pembelajarannya.
Di dalam sistem pembelajaran jarak jauh, persiapan administrasi yang matang akan menjadikan pembelajaran ini menjadi satu kegiatan yang akan menyenangkan, nyaman, menarik dan bermakna. Sebaliknya, ketika tidak dipersiapkan, maka PJJ hanya akan menjadikan siswa mencari dunia sendiri tanpa arah. Tentu hal ini tidak diharapkan semua pihak.
Selanjutnya adalah penilaian otentik. Pembelajaran jarak jauh sangat memungkinkan untuk melakukannya, yakni ketika guru melakukan proses pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dari sini guru, dengan teknik penilaian tersebut akan mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Pada akhirnya akan mendapatkan gambaran nyata tentang keterlaksanaan proses pembelajaran.
Langkah berikutnya adalah merefleksikan semua proses di atas. Hal ini sangat penting, karena pembelajaran jarak jauh harus memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi semua pihak, terutama guru, siswa, dan orang tua.
Oleh karena itu, kegiatan ini harus dilaksanakan semua pihak. Guru merefleksi diri tentang ketercapaian programnya. Siswa merefleksi guru tentang kegiatan belajar mengajar. begitupun dengan sekolah dan orang tua.
Setelah menyelesaikan tahap persiapan, Penulis mulai menentukan target pembelajaran, yakni mendapatkan gambaran tentang sejauh mana pemahaman siswa akan materi yang diberikan. Oleh karena itu, dengan waktu pembuatan, durasi, dan batas akhir pengumpulan tugas video, Penulis menganjurkan agar dalam pembuatan ‘proyek’ ini tidak terburu-buru, namun dikerjakan dengan penuh anggung jawab.
Hasil
Penulis mengamati bahwa pengerjaan ‘proyek’ ini disambut antusias siswa. Hal ini tidak mengherankan mengingat dunia digital bagi mereka relatif tidak asing lagi. Berbagai aplikasi video cukup dikuasai oleh siswa. Sehingga pengerjaannya pun hampir tidak terkendala. Kalaupun ada, hal itu dikarenakan pemilihan lokasi dan kehati-hatian mereka akan protokol kesehatan.
Terdapat sejumlah nilai positif dari proses pembelajaran dengan menggunakan video. Pertama, memberikan kesempatan siswa untuk berekspresi. Ke dua,siswa dapat menentukan sendiri jenis adegan yang akan diperankan. Ke tiga, pembelajran menjadi berpusat pada siswa. Ke empat, materi pelajaran dapat tersampaikan secara efektif dan efesien. Dan ke lima, guru dapat memiliki dokumentasi, karena ‘proyek’ tersebut diunggah ke channel Youtube. Begitupun dengan siswa.
Hal di atas sebenarnya sudah dimaklumi semua pihak. Namun, yang paling utama adalah proses pembelajaran tersebut menjadi warna tersendiri bagi Penulis dan siswa. Sehingga kegiatan belajar mengajar dapat kondusif, dan interaksi keduanya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Simpulan
Kondisi pandemi seperti saat ini haruslah tetap disikapi dengan bijak, dan dihadapi dengan penuh optimis. Bahkan pembelajaran jarak jauh yang diberlakukan saat ini hendaknya menjadi sumber energi penggali potensi diri. Karena hakikat Merdeka Belajaryang dicanangkan pemerintah adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada insan pendidikan untuk berkreasi dan berinovasi. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
Akhirnya, semoga apa yang dilaksanakan penulis di atas dapat memotivasi para guru lainnya untuk berkarya dan berjuang bagi terciptanya generasi unggul yang cerdas, dan berkarakter, serta hal tersebut dapat menjadi sesuatu yang berharga bagi dunia pendidikan.***
Keterangan:Karya dapat disimak di https://youtu.be/LkBzidcy6E4
Catatan: Tulisan di atas lebih lengkap dapat disimak di Kumpulan Best Practice yang segera akan terbit.
Profil Penulis:
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com., Ig.@adhyatnika geusan ulun.