Oleh: Kartinah, S.Pd.
(Guru Perintis SMPN 1 Batujajar)
Masa TMBB berakhir sudah. Sejak bulan Februari sampai Agustus 2019 kami berjibaku menjalani tantangan membaca ini dengan segala daya, upaya dan segenap kemampuan. Berbagai kendala datang silih berganti mewarnai perjalanan kami menyelami karakter demi karakter para tokoh dalam beragam novel yang kami baca. Berbagai bentuk reviu menantang adrenalin untuk kami taklukkan. Mulai dari fishbone, AIH, Y-Chart, hingga yang paling sulit Infografis. Ditambah lagi sebuah karya tulis. Tantangan yang tidaklah mudah bagi kami.
Murid-murid pun tentu merasakan hal yang sama. Mereka dengan senang hati atau terpaksa harus mengorbankan waktu bermainnya untuk membaca tiga judul buku dalam satu bulan kemudian mengakhiri kegiatan membacanya dengan membuat reviu dalam berbagai bentuk yang sudah ditentukan jadwalnya. Bagian inilah yang paling banyak mereka keluhkan. Belum lagi tantangan yang lainnya harus mereka hadapi. Membuat dua video pada bulan Mei dan Juli serta dua karya tulis pada bulan Juni dan Agustus. Ditambah lagi tiga judul buku berbahasa Sunda harus mereka taklukkan. Tantangan yang juga tidak mudah bagi mereka.
Namun semua tantangan itu akhirnya dapat kami lalui. Dengan sebuah keyakinan kalau orang lain bisa, kita pun pasti bisa. Keyakinan ini bagai setitik api yang menyulut jiwa semua peserta tantangan lalu menjadi kobaran semangat untuk terus berjuang menghadapinya. Maka tantangan demi tantangan pun dapat kami laksanakan dengan lancar. Walau nyatanya ada juga diantara siswa yang menjalaninya dengan terseok-seok, jatuh bangun dan akhirnya mundur teratur. Api semangat mereka meredup. Tak apalah, semua harus dihadapi dengan lapang dada.
TMBB diakhiri dengan sebuah kegiatan yang dikemas dalam acara Evaluasi dan Rakor GLS Kabupaten Bandung Barat. Acara ini digelar di Radiant Hotel Lembang pada hari Senin dan Selasa tanggal 26 dan 27 Agustus 2019. Para guru perintis dan koordinator Sub Rayon akan mengevaluasi pelaksanaan gerakan ini, melaksanakan cek dan ricek hasil rekapan reviu selama tujuh bulan dan merekomendasikan draft nominator siswa calon peraih medali dan draft nominator guru perintis dan penggerak literasi calon peraih medali.
Alhamdulillah dari kegiatan ini, para guru perintis dan penggerak literasi mendapatkan berbagai solusi yang inovatif dalam mengatasi berbagai kendala dalam membaca. Mulai dari menciptakan suasana membaca yang menyenangkan, membaca satu judul buku berbahasa Sunda secara keroyokkan, hingga ajakan untuk bekerjasama dengan penerbit menggelar bazar buku di sekolah. Dengan bertemu kita bertukar pengalaman hingga masalah apa pun dapat teratasi. Soal mendapat medali atau tidak bukanlah hal penting. Yang terpenting adalah adanya perubahan karakter para peserta tantangan menjadi pribadi yang gemar membaca, luas wawasan dan kaya pengetahuannya serta menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Salam literasi.
Editor: Nani Sulyani