Oleh: Dra. Maeliani
(Guru Perintis SMPN 3 Lembang)
Buku adalah jendela dunia begitu pepatah atau peribahasa yang sering kita dengar. Pepatah itu memang benar, karena dengan membaca buku seakan dapat melihat atau berkeliling dunia. Melihat apa yang ada di dunia baik keindahan alamnya, suku bangsanya, adat istidatnya dan kekayaan budayanya.
Mengajak anak berkeliling dunia itu sangat mudah, tanpa diajak dua kali pun mereka akan langsung mau, tapi membiasakan anak untuk membaca buku bukan hal yang mudah, apalagi di era digital saat ini, dimana gadget jauh lebih digemari oleh anak usia sekolah ataupun orang dewasa.
Di masa penulis bersekolah, koran, buku fiksi maupun non fiksi menjadi bacaan yang digemari. Akan tetapi dimasa sekarang, anak-anak lebih menyukai tetepon genggamnya dalam berbagai aktivitasnya.
Melihat hal tersebut, pemerintah pusat maupun daerah mulai mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah, yaitu gerakan yang mulai membiasakan siswa untuk membaca dan menulis yang dilaksakana di sela-sela KBM. Siswa dibiasakan untuk membaca buku fiksi 15 menit sebelum KBM berlangsung.
Di SMPN 3 Lembang, juga melaksanakan pembiasaan 15 menit membaca buku fiksi yang di sebut dengan gerakan BALSEM atau Baca 15 Menit. Dari pembiasaan tersebut, siswa juga diharuskan untuk membuat jurnal buku yang telah dibacanya. Di semester pertama, siswa diharapkan dapat membuat sepuluh jurnal buku. Sedangakan pada semester ke dua, membuat lima jurnal. Jurnal buku ini dijadikan salah satu syarat untuk memperoleh raport, sehingga diharapkan siswa mau dan termotivasi untuk banyak membaca.
SMPN 3 Lembang juga sudah dua periode mengikuti TMBB yaitu Tantangan Membaca Bandung Barat, dimana siswa dan guru perintis yang mengikuti TMBB ditantang untuk membaca buku bukan buku pelajaran, membuat reviu buku, video presentasi, dan membuat karya tulis.
Bukan hal yang mudah membuat siswa menjadi disiplin untuk melaksanakan tantangan tersebut, walaupun mereka sudah menyanggupinya. Setiap awal bulan, para guru perintis harus mulai mengingatkan para peserta untuk mulai membaca bukunya dan mulai mengerjakan reviu. Meskipun demikian, tetap saja ada siswa yang susah atau lama mengerjakannya, sampai mendekati batas pengunggahan.
Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, diantaranya dengan menetapkan satu hari, untuk berkumpul dan bersama-sama membuat reviu. Sesudah semua selesai membuat reviu, kemudian mereka saling berfoto, dan mengunggahnya.
Dengan cara yang kami lakukan, Alhamdulillah untuk tantangan tahun ke dua ini, siswa dan guru perintis SMPN 3 Lembang dapat menyelesaikan tantangan selama tujuh bulan tanpa ada yang terlewat.
Editor: Nani Sulyani