Oleh : Endang wahyu Widiasari, M.Pd
Mengajar di SMPN 4 Cikalongwetan
Selalu teringat dengan kata mutiara yang pertama kali ku dengar dari seorang sahabat Ibu Mardyah “Menulis dapat menajamkan pikiran dan melembutkan Perasaan”. Kata mutiara yang teramat dalam untuk diselami. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengertian Menulis diartikan sebagai membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat). Sedangkan menurut Pranoto (2004;9) mengartikan menulis sebagai menuangkan buah pikiran ke dalam bentuk tulisan atau menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui tulisan. Dari kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan, kalau menulis adalah menuangkan ide/gagasan, perasaan atau bisa juga pengalaman kedalan bentuk tulisan bisa melalui angka atau huruf-huruf, sehingga pesan dapat tersampaikan kepada pembaca.
Untuk menuangkan ide-ide atau gagasan ke dalam sebuah karya tulis, tentunya perlu pengorbanan. Penulis harus meluangkan waktu dan juga menuangkan isi pikirannya, hingga lahir suatu karya yang luar biasa. Karena memerlukan pengorbanan inilah maka terkadang orang enggan untuk menulis. Akan tetapi bukan berarti dengan menulis akan menjadi repot dan melelahkan, justru dengan membiasakan menulis akan muncul ide-ide segar dan wawasan akan semakin berkembang serta energi positip akan lebih terjaga. Bahkan ada sebagian orang yang menjadikan menulis sebagai hobi di tengah kesibukannya yang luar biasa. Karena ternyata salah satu manfaat dari menulis seperti dilansir Journal of Consulting and Clinical Psychology, “orang-orang yang senang menulis pada umumnya memiliki kondisi mental yang lebih sehat daripada mereka yang tidak memiliki kebiasaan tersebut”. Kesehatan mental tentunya akan memberi rangsangan yang positif pada tubuh.
Yang dirasakan ketika awal menulis adalah rasa tidak percayadiri, dan juga takut kalau-kalau tulisan banyak dikritik orang, atau bahkan mungkin tulisan yang dibuat menjadi kontroversi bagi pembaca. Apalagi jika membandingkan tulisan yang dibuat dengan tulisan orang lain yang lebih hebat, sudahlah rasanya keinginan untuk menulis menjadi hilang. Tapi kalau kita renungkan, penulis yang hebat bisa jadi asal mulanya tidak hebat, akan tetapi karena sering mengasah diri dan terus berlatih lama-kelamaan menjadi hebat, dan dapat menghasilkan karya-karya yang luar biasa.
Rasa minder, takut dikritik dan malu itulah yang membuat penulis pemula enggan untuk menulis. Untuk itu keberadaan komunitas penulis sangatlah diperlukan untu share dan juga saling memotivasi para penulis. Agar semangat menulis tetap terjaga. Salah satu untuk menjaga mood menulis selain terus berlatih, juga berusaha untuk bijak ketika terjadi perbedaan pendapat berkenaan dengan isi sebuah tulisan. Karena bisa saja reaksi orang terhadap suatu tulisan beragam, bisa tersenyum, tertarik, antusias, datar (tidak tergugah), terprovokasi, terkagum-kagum, sedih bahkan marah. Namun kalau dipikir ulang adalah suatu hal yang wajar jika ada perbedaan paham dengan tulisan yang dibuat, bukankah lain kepala lain pula pemikirannya, kita tidak bisa memaksakan pemikiran, ide atau gagasan pada orang lain. Seyogyanya kita bisa secara bijak menanggapi tulisan hasil karya orang lain dan juga bisa menfilter tulisan-tulisan yang dibuat oleh orang lain. Akan tetapi kita juga jangan terprovokasi olah hoak yang akhir akhir ini berkembang bebas.
Menulis hal-hal yang baik akan menjadikan berpahala juga, bisa juga tulisan yang kita buat dengan kecanggihan teknologi sekarang kita share ke berbagai media sosial, dan dibaca oleh orang lain tanpa tahu siapa yang menbaca tulisan kita, yang pasti jika ada yang termotivasi dan terinspirasi akan menjadi ladang sedekah yang akan terus mengalir pahalanya. Pengalaman pribadi, penulis pernah suatu hari ada orang yang menjapri dan mengatakan intinya berterimakasih karena saya telah menshare tulisan-tulisan ke salah satu group yang saya ada didalamnya, walaupun ada juga yang merasa terganggu dengan postingan yang diberikan, namun orang tersebut berkata “sungguh saya sangat termotivasi dengan tulisan yang sering saya share”, padahal tulisan yang dibuat hanya corat-coret saja, kalau dibandingkan dengan profesional sangat jauh sekali, dan terkadang juga banyak salah ketik.
Tapi jujur saja, adanya pesan yang masuk tersebut membuat saya juga berpikir, mudah mudahan saja dengan tulisan yang dibuat bisa juga menjadi ladang amal kebaikan, bukankah sedekah itu tidak hanya dengan harta saja, bisa dengan senyuman, bisa dengan berkata baik, menolong membantu pekerjaan orang lain, bisa juga dengan tulisan yang kita buat dan dibagikan ke orang lain, bukankah itu juga sedekah. Bersedekahlah dengan apa yang kita bisa, kalau bisanya menulis yah menulislah, kalau bisa dengan harta yang dengan harta, pokoknya bersedekah walaupun hanya lewat sebuah kalimat yang bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain, karena bersedekah akan menjauhkan kita dari mala bahaya.
Terkadang kita tidak sadar, jika ada orang yang menshare tulisan terkadang merasa terganggu, padahal para penulis itu adalah penderma yang menyedekahkan tulisan untuk kemanfaatan bersama. Sungguh memerlukan pengorbanan yang tidak ternilai ketika kita meresapi kehadiran sebuah tulisan. Ada banyak hal yang harus dikorbankan untuk membuat tulisan. Makanya hargailah bagaimanapun hasil karya orang lain asal tidak mengandung unsur sara yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
Semoga saja dengan menulis, walaupun kita tidak pernah tahu siapa yang menbaca tulisan kita akan menjadikan terbukanya pintu-pintu kebaikan, dan juga memanjangkan tali silaturahmi. RA. Kartini salah satu penulis dan juga pahlawan wanita yang menjadi idola saya, Dia tidak pernah tahu siapa yang membaca bukunya, dan begitu banyak orang yang termotivasi dan terinspirasi untuk berkarya, semoga saja ini juga menjadi amal yang akan menerangkan beliau didalam kuburnya. Bersyukurlah, jika ada orang yang menshare karyanya lewat tulisan, karena bisa saja itu adalah tanda kasih sayangnya kepada kita. Bukankan dengan gratis dapat membaca apa yang tertuang dalam sebuah tulisan yang dishare, tapi awas juga jangan asal share tulisan. Tulisan yang dibuat atau yang kita share tentunya harus dapat dipertangungjawabkan.
Selamat berkarya dan bersedekah lewat tulisan, dan jangan lupa bagikan tulisan kita pada orang lain, karena tulisan sehebat apapun jika disimpan untuk sendiri ibaratnya mutiara yang kita simpan di tempat yang gelap terkunci rapat dan dinikmati oleh sendiri saja, bukankah lebih baik berbagi sehingga akan lebih barmanfaat.
Mantap! Berbagi tulisan, berbagi literasi!