Berita: Adhyatnika GU
BANDUNG-(NEWSROOM). Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat menyelenggarakan kegiatan dalam kaitannya dengan sosialisasi kebijakan pendidikan secara umum bagi para Wakasek Kurikulum jenjang SMP di Hotel Endah Parahyangan Bandung, Selasa-Rabu (14-15/5/19).
Kegiatan yang diselenggarakan pada bulan suci Ramadhan itu tidak mengurangi antusiasme sekitar 100 orang guru yang mengikuti rangkaian acara tersebut yang dibuka secara resmi oleh Rustiyana, Kasubag Bina Program, atas nama Kepala Dinas Pendidikan KBB. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari tersebut menampilkan para pakar pada bidangnya.
Dalam sambutannya Rustiyana menyampaikan bahwa tujuan penyelenggaraan kegiatan di atas adalah untuk mengevaluasi sekaligus mensosialisasikan program-program pendidikan di lingkungan pendidikan KBB. Diharapkan para Wakasek Kurikulum jenjang SMP dapat mendesiminasikan seluruh program dari kegiatan tersebut.
Kegiatan yang menampilkan Prof. Dr. H.E. Mulyasa, M.Pd akrab dipanggil Prof. Mulyasa, seorang pakar manajemen pendidikan, benar-benar memberikan pencerahan yang sangat bermakna bagi para peserta. Dalam presentasinya yang mengangkat tentang Revisi Kurikulum 2013, Prof. Mulyasa menyampaikan bahwa, Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sensitif dan respek terhadap perbedaan kemampuan dan kecepatan belajar peserta didik, selain itu juga memberikan peluang yang lebih terbuka untuk memilih mata pelajaran yang diminati, dan mendalami materi mata pelajaran, serta memberikan peluang untuk mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan karakteristik kepribadian.
Dengan karakteristik tersebut maka Kurikulum 2013 senantiasa tanggap terhadap perkembangan zaman. Oleh karena itu, masih menurut Prof. Mulyasa, diperlukan beberpa revisi terhadap Kurikulum 2013 terutama menjawab tantangan zaman yang sangat dinamis saat ini. Walaupun tentu perubahan akan berdampak langsung pada setiap orang yang terlibat pada Kurikulum 2013.
“Kurikulum adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan, dan sangat menentukan keberhasilan.pendidikan. Ketika berbicara perubahan kurikulum sudah dapat dipastikan akan menarik banyak perhatian, terutama dari orang-orang yang secara langsung terkena dampak oleh perubahan kurikulum tersebut,” tegas Prof. Mulyasa.
Ditanya tentang perlu tidaknya uji publik maupun uji coba terhadap Kurikulum 2013 edisi revisi, Prof. Mulyasa menandaskan bahwa setiap perubahan kurikulum akan menghadapi masalah dan tantangan yang datang dari berbagai pihak, baik dalam perencanaan, sosialisasi, maupun dalam pelaksanaannya. Namun dikarenakan sudah disosialisasikan dan diujicobakan oleh pemerintah, maka tidak diperlukan uji publik lagi. Yang paling diperlukan saat ini adalah bagaimana mengimplementasikannya oleh seluruh stakeholders di lingkungan pendidikan.
Lebih jauh, Prof. Mulyasa menambahkan bahwa arah pengembangan Kurikulum 2013 adalah untuk mempersiapkan insan indonesia produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. Oleh karena itu produktivitas, kreativitas, dan inovasi para siswa era milineal ini harus diakomodir oleh para pemangku kebijakan.
Kurikulum 2013 Revisi mengintegrasikan empat hal penting dalam pengimplementasiannya, yaitu penguatan pendidikan karakter (PPK), Literasi, High Order Thinking Skills (HOTS), dan Keterampilan Abad 21, yakni communication, collaboration, critical thinking and problem solving, dan creativity and innovation. Diharapkan ke depannya dengan pengitegrasian empat hal tersebut dapat menghasilkan para lulusan yang memiliki kemampuan dalam menjawab tantangan zaman, kecerdasan dalam menyikapi berbagai macam keadaan, beriman dan bertakwa kepada Tuhan, serta bertanggungjawab, pada era Revolusi Industri 4.0.
“Kurikulum 2013 Revisi mengintegrasikan PPK, Literasi, dan Keterampilan Abad 21 diharapkan dapat menjawab tantangan zaman yang sangat dinamis, apalagi pada era Revolusi Indusrti 4.0 ini,” pungkas Prof. Mulyasa. ***
Kurikulum, pekuang, dan tantangan! PPK, literasi, hots, kecakapan Abaf 21. Keren!