Oleh: Dr. Ade Irma Mulyati, M.M.Pd.
Menyandang nama sebagai guru penggerak angkatan 4 Bandung Barat, menjadi kebanggaan tersendiri yang secara resmi diberikan di pundak kami setelah dinyatakan lulus seleksi. Dengan bismillah mengawali langkah menyusun strategi untuk memuluskan proses pelatihan yang akan dijalani selama 9 (sembilan) bulan. Inilah proses pendidikan yang paling lama.
Sudah tentu selama perjalananya banyak kisah yang disematkan sejak menyelesaikan modul 1, modul 2, modul 3, hingga kami bersiap menghadapi Lokakarya 7. Lokakarya ini dikatakan sebagai panen raya dari serangkaian proses berjuang, bergerak, menggerakan dan berkontribusi melalui serangkaian aksi nyata, yang sudah kami jalani dalam upaya bertransformasi menjadi pemimpin pembelajaran masa depan.
Banyak kisah perjuangan selama PGP berlangsung. Rasanya penulisng jika dilupakan begitu saja tanpa ada riyawat perjuangan yang didokumentassikan. Akhirnya salah satu kelompok dari CGP Angkatan 4 Bandung Barat, menginisiasi menyusun buku Antologi yang berisi kompilasi perjuangan CGP Bandung Barat dalam menuntaskan Program Guru Penggerak.
Terus terang keberhasilan mereka, menjadi pemantik bagi CGP Angkatan 4 bandung barat lainnya untuk mengikuti jejak. Dimulai dengan edisi 1, cerita kami berkelanjutan sampai edisi 4. Setiap edisi terdiri atas 20 penulis dengan style tulisan masing-masing yang unik.
Jika menelaah isi bahasan dari setiap edisinya, sangat menarik dan menggelitik. Ada sisi empati yang ikut mengalir seakan melambungkan ingatan pada awal-awal kami berproses menjadi CGP. Banyak harapan yang mulai ditorehkan, banyak cita-cita yang kami impikan. Walau dijalani dengan berbagai tantangan dan rintangan, sejauh ini akhirnya kami mampu melampauinya.
Bagi penulis, secara pribadi PGP menjadi penyemangat agar terus menggali potensi mengasah ketajaman dalam menulis. Setelah berpartisipasi pada buku Antologi CGP Bandung Barat di edisi 1 dan edisi 3, penulis bersiap bergabung lagi di edisi 4. Selain itu ada mimpi ingin menerbitkan Antologi CGP Angkatan 4 Kecamatan Ngamprah yang berjudul “Mengabdi Untuk Negeri”, dengan jumlah penulis ada 9 orang.
Keterlibatan di buku Antologi itulah semakin menguatkan tekad untuk sesegera mungkin menuntaskan buku solo yang diterbitkan. Sejauh ini, sudah dipersiapkan 3 (tiga) buku solo yang diharapkan bisa segera diajukan untuk penerbitan. Buku pertama bertajuk “Perjuangan Melampaui Tantangan”, buku kedua diberi judul, “Mengukir Prestasi Bersama Komunitas Gerlis Apresiatif”. Menjadi buku Antologi hasil karya siswa SDN Pakusarakan berbentuk karangan, curahan hati tentang cita-cita, pandangan tentang sekolah yang diimpikan serta puisi untuk ibu tersayang. Sedangkan buku ketiga berjudul, “Jejak Digital sang Guru Penggerak”. Di buku ketiga berisi kumpulan artikel yang telah di publikasikan di media online Kompasiana. Jumlahnya sekitar 152 judul terdiri atas puisi dan artikel.
Penulis berharap buku-buku yang telah penulis dapatkan menjadi bukti bahwa PGP yang dilakoni berhasil merubah mindset diri dari guru mager menjadi guru super. Bergerak dari guru yang awalnya senang berada di zona nyaman dengan kesadaran penuh bertransformasi menjadi guru yang berhasil menggerakkan diri sendiri dan rekan sejawat untuk menjadi guru pembelajar sepanjang hayat.
Banyak pembelajaran dari PGP yang didapatkan. Energi positif hasil refleksi terus mengalir sehingga menguatkan komitmen untuk terus menjalankan peran dan nilai-nilai luhur guru penggerak. Penulis menyadari kesan sebagai Guru Penggerak dan akan terus melekat tanpa bisa ditanggalkan walau sedetik saja. Oleh karena itu marwah Guru Penggerak harus dijaga, melalui serangkaian tindakan yang membuktikan, guru lulusan PGP sebagai guru aktif, kreatif, mandiri, serta menjadi agen perubahan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Terima kasih buku Antologi CGP 4 Bandung Barat, yang sudah memotivasi penulis untuk terus berkarya menajamkan kemampuan menulis. Rasanya sudah tak sabar ingin menggenggam seluruh karya yang berhasil diterbitkan. ***