Lembang-(Newsroom)- Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat (Disdik KBB) kembali menyelenggarakan sosialisasi program Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) tahun 2022. Kegiatan yang diikuti oleh 100 SMP negeri dan swasta tersebut, diselenggarakan di Hotel Takashimaya Lembang selama tiga hari, Rabu-Jumat (7-9/9/22).
Kepala Dinas Pendidikan KBB, Asep Dendih, dalam sambutannya yang disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMP, Rustiyana, sosialisasi di atas bertujuan agar semua sekolah jenjang SMP di lingkungan KBB bisa berpartispasi dalam program TBB.
Disampaikan juga, TMBB merupakan salah satu program unggulan Disdik KBB. Program ini membantu pihaknya dalam meningkatkan potensi siswa di bidang literasi.
“Sosialisasi program TMBB bertujuan agar semua sekolah jenjang SMP di lingkungan Disdik KBB bisa berpartispasi dalam kegiatan ini. Oleh karena itu, kepada sekolah dipersilakan untuk menyiapkan diri. Kemudian, dikarenakan program TMBB sangat membantu Disdik KBB dalam meningkatkan potensi siswa di bidang literasi, maka program ini merupakan salah satu program unggulan,” terangnya.
Lebih jauh disampaikan, program TMBB telah dilaksanakan secara konsisten. Darinya roda literasi di setiap sekolah semakin menggeliat. Oleh karena itu, program ini harus terus didorong keberadaannya ke tingkat yang lebih tinggi.
“Program TMBB yang kelima ini akan kami jadikan sebagai program Inovasi di lingkungan Dinas Pendidikan kabupaten Bandung Barat. Selanjutnya, akan dibawa ke tingkat provinsi sebagai program unggulan dari kabupaten Bandung Barat di bidang pendidikan,”imbuhnya.
Seperti diketahui, program TMBB yang dilaksanakan sejak 2017, merupakan kegiatan yang terinspirasi dari WJLRC (West Java Leader’s Reading Challenge) yang diselenggarakan oleh Tim Literasi Prov. Jawa Barat. Program ini selalu mengundang antusias sekolah-sekolah untuk mengikutinya.
Saat ini, sejumlah tantangan ditingkatkan. Terdapat tiga kategori yang bisa dipilih oleh para calon peserta, yakni Sekolah Inspiratif, Sekolah Inovatif dan yang terbaru adalah kategori Sekolah Best Practise.
Di tantangan kategori Best Practise ini, tim penggerak literasi KBB ingin mendorong terbentuknya karakter sekolah melalui program unggulan masing-masing. Nantinya, program unggulan tersebut akan menjadi sebuah solusi alternatif yang menjadi inspirasi bagi sekolah yang lain.
Sementara itu, Nani Sulyani, Kordinator program TMBB, mengungkapkan kategori best practice ini sebenarnya sudah dilaksanakan di setiap sekolah, hanya diperlukan sedikit riset dan pelaporan dengan sistematika tertentu.Sehingga darinya dihasilkan kajian saintifik yang bisa menjadi inspirasi bagi sekolah lain.
Lebih jauh disampaikan Nani, tantangan baru yang disiapkan dalam kategori Sekolah Best Practise ini adalah dalam pembuatan Blog sebagai platform untuk menghimpun setiap produk kerja dari program TMBB, seperti review, artikel, foto dan lain sebagainya. Dengan Blog, dimaksudkan agar dari TMBB ini, para peserta bisa berliterasi digital.
Tantangan baru lainnya, masih menurut Nani, adalah tentang pengelolaan perpustakaan. Hal tersebut agar perpustakaan bisa menjadi objek revitalisasi di sekolah.
Ditandaskannya, dengan TMBB pada tahun 2022 ini, nantinya akan terwujud ekosistem baru, di mana antar satu sekolah dengan sekolah yang lain bisa terjadi cross culture yang saling menginspirasi.
“Dengan program TMBB pada tahun 2022 ini, nantinya akan terwujud ekosistem baru, di mana antar satu sekolah dengan sekolah yang lain bisa terjadi cross culture yang saling menginspirasi,” pungkas Nani. **
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat-Kontributor: Achmad Jumaydi, S.Pd, Gr (Pegiat Literasi SMPN 4 Cipongkor)