Berita : Elis Lisnawati
BANDUNG BARAT-(NEWSROOM) Dadang A. Sapardan, Plt. Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat dalam sambutannya mengatakan bahwa ia mengapresiasi setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap guru SMP di Kab. Bandung Barat dalam meningkatkan kualitas dirinya, tak terkecuali dengan kegiatan MGMP yang bisa menjadi salah satu sarana untuk menjadikan guru lebih profesional.
“MGMP bukanlah seperti beberapa organisasi yang terkadang bekerja karena menyambut suatu kegiatan, namun MGMP harus benar-benar menjadi suatu wadah kolektif–kolegial bagi guru yang memberikan kontribusi positif dalam pengembangan karier seorang guru“ tandas Dadang disela-sela sambutannya dalam acara Sosialisasi Kebijakan Pendidikan Bidang SMP dihadapan sekitar 132 peserta guru yang berperan sebagai pengurus MGMP setiap mata pelajaran yang berasal dari lima Sub Rayon se-Kabupaten Bandung Barat di Hotel Endah Parahyangan, Kamis (1/11/18).
Tugas mengikuti kegiatan Sosialisasi Kebijakan Pendidikan ini selain menambah khazanah keilmuan juga merupakan sebuah reuni bagi kami anggota tim newsroom. Seperti saat itu, di meja pendaftaran saya bertemu dengan Kang Budhi selaku editor naskah KBB Newsroom yang pada saat itu bertindak selaku paniitia kegiatan. Memasuki ruang acara, suara Adiyatnika Geusan Ulun menggema dengan nada lembut. Adit bertugas selaku tim Newsroom SR 05 yang bertugas meracik berita yang masuk dari sekolah yang ada di SR 05, baik negeri maupun swasta. Kali ini Aditya bertugas menjadi pembawa acara dalam kegiatan ini.
Pimpinan Redaksi Newsroom, Dadang A. Sapardan yang kesehariannya menjabat Plt Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat yang pada saat itu mewakili Kepala Dinas untuk membuka acara kegiatan, juga turut hadir di tengah-tengah peserta. Anggota tim Newsroom lainnya yang hadir adalah Mimin Rukmini dari SR 03, Nuni Fitriarosah dari SR 02 dan Elis Lisnawati dari SR 04.
Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 1-3 November 2018 ini menjadi ajang penyegaran bagi guru untuk sekedar lepas dari rutinitas keseharian di sekolah masing-masing. Setiap kegiatan yang dilaksanakan bisa dijadikan sarana untuk meng-up grade diri selain tentunya menjadi ajang silaturahmi yang bisa mempererat hubungan sesama guru, karena ternyata banyak ilmu yang didapat dari sharing bersama rekan-rekan selama kegiatan berlangsung.
Dalam kesempatan itu juga, Dadang mengungkapkan bahwa jargon Kabupaten Bandung Barat Lumpaaat menjadi sebuah langkah positif untuk menyikapi fenomena abad-21 dikaitkan dengan Revolusi Industri 4.0.
Sementara itu, Nanang Saeful Anwar, Pengawas SMP dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa potensi guru harus senantiasa dikembangkan untuk pembaharuan dengan penuh efektif dan efisien.
“Jika saja kemampuan guru tidak mengikuti perkembangan yang terjadi saat ini, maka jelas akan tertinggal” tandas Nanang menyikapi tantangan guru abad-21.
Tujuh orang guru SMPN 1 Cililin dari tujuh mata pelajaran yang berbeda, hadir pada acara Sosialisasi Kebijakan Pendidikan jenjang SMP yang diadakan Dinas Pendidikan ini. Menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi sekolah sekaligus menjadi modal untuk bisa menyesuaikan diri dalam mengikuti perkembangan zaman saat ini. Bukan hanya kebersamaan yang tercipta, tapi diharapkan dapat pula meningkatkan penguasaan materi mata pelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah hingga lahir generasi penerus bangsa yang diharapkan.
Banyak ilmu yang didapat dari kegiatan kali ini. Wiwi Marwiyah Yasin selaku guru SMPN 2 Padalarang yang sekaligus ketua MGMP IPA dalam sharing pengetahuannya, membuka mata kami, peserta sosialisasi tentang bagaimana pengelolaan MGMP di Sub Rayon 02, hingga banyak ilmu yang bisa diambil dengan mengadopsi berbagai kegiatan yang dilakukannya.
Sementara Ujang Rahmat Slamet selaku pengurus MGMP Matematika dari SR 05 menjawab tentang permasalahan guru seputar bagaimana prosedur kenaikan tingkat yang harus dilajalani guru, langkah-langkah yang harus ditempuh serta kesesuaian dan ketepatan berkas yang harus diserahkan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh tim penilai.
Di akhir sesi hari kedua, Yudi selaku guru SMPN 4 Lembang yang sekaligus tim pengembang kurikulum 2013 yang banyak aktif di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, memaparkan tentang penulisan soal HOTS. Dalam kesempatannya beliau memaparkan bagaimana aturan dan teknik cara pembuatan soal HOTS, hingga membuat kami, peserta sosialisasi harus membuka mata lebar-lebar dan memasang telinga dengan seksama untuk bisa mengerti dan memahami aplikasi Exam View tentang penilaian peserta didik.
“Bahwa ketika berbicara masalah HOTS, muaranya terletak pada guru, bagaimana teknik pelaksanaan dan penilaian yang dilakukannya,“ ungkap Yudi yang menegaskan begitu pentingnya peran guru dalam hal ini.
Pembelajaran yang bisa dipetik adalah bahwa manajemen waktu sangat penting dilakukan oleh siapa pun, tak terkecuali oleh seorang guru. Karena untuk menyikapi berbagai kebijakan yang hadir saat ini, guru harus selalu on untuk bisa berperan dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan.
Seperti halnya keberadaan tim Newsroom saat itu, terbukti bahwa mereka ada di mana-mana tapi tidak ke mana-mana sebagai salah satu jiwa yang harus dimiliki oleh seorang pendidik. Bahwa kami tidak bisa diam di tempat menyikapi berbagai kebijakan yang hadir tetapi kami dituntut harus mobile mengikuti perkembangan yang terjadi, sehingga motto jangan menuntut anak hebat, kalau gurunya tidak hebat bisa diupayakan dengan usaha yang sungguh-sungguh dan dilakukan secara maksimal.