Oleh: Agus, S,Pd
(Guru SDN Sasaksaat)
Salah satu pemikiran KHD tentang Pendidikan adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Pendidikan harus diselenggarakan berdasarkan minat dan kebutuhan siswa.
Keterampilan membaca adalah hal yang harus dimiliki oleh siswa. Rendahnya minat baca siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang kurang maksimal. Fasilitas perpustakaan atau pojok baca yang dapat dimanfaatkan untuk program literasi merupakan salah satu aspek penting yang harus diterapkan di sekolah guna memupuk minat dan bakat yang terpendam dalam diri mereka.
Penguasaan literasi yang tinggi tentunya tidak boleh mengabaikan aspek sosiokultural karena literasi merupakan bagian dari kultur atau budaya manusia kaitan dengan konsep dari modul disiplin positif. Program literasi juga harus memerhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
Suara dan pilihan murid didapatkan salah satunya dari jejak pendapat tentang ide dan minat dalam memilih bacaan. Menumbuhkan kepemilikan murid dapat dilakukan dengan pembuatan pojok baca bersama agar murid merasa bertanggung jawab menjaga milik bersama.
Program Gembira bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa, membentuk budaya positif siswa yang gemar membaca, menjadikan siswa sebagai pemimpin pembelajar karena program ini menggunakan suara, pilihan, dan kepemilikan siswa, mengembangkan perpustakaan, dan mendukung pembelajaran.
Langkah-langkah Kegiatan Program Gembira.
- Kegiatan dilaksanakan setiap hari 15 menit sebelum pembelajaran untuk membaca buku mata Pelajaran
- Mengenalkan program GEMBIRA dengan membimbing dan memanfaatkan apa saja program yang bisa digunakan untuk literasi
- Memilih buku cerita atau bacaan yang mereka sukai dan sesuai minat
- Menghasilkan produk siswa. Siswa yang sudah lancar membaca menyusun dan membuat puisi atau cerpen dan siswa membuat intisari bacaan.
Program Gembira dilakukan secara bersamaan di sekolah dengan pembimbing oleh guru kelas Sasaran siswa kelas 1 sampai kelas 6. Siswa memilih bacaan atau materi yang mereka sukai. Proram ini melibatkan Kepala sekolah, rekan guru serta para siswa dari kelas 1 sampai kelas 6.
Program ini didukung oleh asset berupa modal manusia yaitu kepala sekolah, guru kelas, dan siswa. Modal fisik berupa pojok baca, ruang kelas dan halaman sekolah dan modal finansial berupa dana BOS. Program ini dievaluasi oleh pembimbing masing–masing guru dengan merefleksikan hal yang telah dilakukan dan tindak lanjutnya.
Program ini memiliki beberpa tantangan diantaranya tidak semua guru mau terlibat dalam program GEMBIRA ini serta melakukannya secara konsisten dalam melaksanakan program. Alasannya, mengingat banyak kegiatan lain yang dilakukan di sekolah sehingga waktunya sulit diatur dan kurangnya minat membaca dari semua warga sekolah.
Tantangan tersebut penulis coba atasi dengan strategi membuat peraturan dan kesepakatan untuk terlaksanakan program GEMBIRA, memberikan jadwal piket, pembagian guru tugas secara tepat, dan menggunakan ruang khusus seperti pojok baca. **