Oleh: Yati Ruswayati, S.Pd
(SDN Cibacang Padalarang)
Setiap orang jelas membutuhkan air untuk bertahan hidup. Tanpa air, manusia dapat jatuh sakit, bahkan meninggal. Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui. Air juga merupakan salah satu sumber kehidupan yang dibutuhkan setiap makhluk yang hidup dibumi. Namun, air bersih merupakan sumber daya yang terbatas.
Air sumur hingga saat ini masih menjadi sumber utama kehidupan masyarakat Indonesia. Jika dijelaskan menurut proses kerjanya, air sumur adalah air yang keluar langsung dari dalam tanah setelah digali mencapai batas kedalaman tertentu. Sehingga bisa dikatakan bahwa air sumur merupakan air alami yang berasal dari bumi.
Manfaat air seperti di atas bisa saja terganggu karena tercemar. Lantaran air sumur mengambil sumber dari resapan tanah di sekelilingnya, maka tak heran jika air yang dihasilkan kerap menjadi keruh.
Seperti halnya beberapa tahun ke belakang kebutuhan air yang dirasakan oleh penduduk kampung Cibacang desa Cipeundeuy kecamatan Padalarang sebelum adanya program air bersih dari desa (air PAM) mereka hanya menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari namun air ini terbatas adanya/
Terkadang ada sebagian rumah penduduk yang airnya tidak jernih, ada juga sebagian rumah penduduk dimana air sumurnya ketika turun hujan sumur penuh tetapi kondisi airnya tidak jernih, hal serupa terjadi pada sumur di lingkungan SD Negeri Cibacang. Kondisi sumur seperti ini terjadi oleh karena kampung Cibacang ini berada dilingkungan industri atau pabrik-pabrik besar.
Pentingnya menumbuhkan pola pikir peduli terhadap lingkungan dapat dilakukan sedini mungkin, dalam hal ini bagaimana upaya yang kita lakukan agar pemanfaatan air tanah yang berada dilingkungan kampung Cibacang bisa berfungsi secara maksimal, melalui penguatan dari elemen kunci Profil Pelajar Pancasila, yaitu beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi berbagai kebijakan didalamnya salah satunya pemamfaatan sumber daya air dari lingkungan sekitarnya.
GESOASIH (Gerakan Solusi Air Bersih di Sekolah)
Pada waktu itu kebanyakan penduduk menggunakan sarana air sumur gali untuk seluruh keperluan mandi, cuci, masak, minum dan lain-lain, walaupun keadaan airnya tidak jernih, termasuk SD Negeri Cibacang menggunakan sumur gali untuk kebutuhan bersih-bersih dan minum. Penggunaan air sumur gali berhenti ketika ada air PAM dari desa, tetapi lama kelamaan dirasakan berat oleh masyarakat karena ada beban biaya pemakaian yang harus di bayar setiap bulannya.
SD Negeri Cibacang sebagai salah satu satuan pendidikan yang memiliki kewajiban untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya sumber daya air kepada peserta didiknya terutama mengenai masalah air bersih. Dalam menumbuhkan pola pikir peduli air bersih di sekolah, maka dibentuk dan dicanangkan program Gerakan Solusi Air Bersih di Sekolah yang dilaksanakan melalui kegiatan kokurikuler, yaitu penunjang kegiatan intrakurikuler untuk menguatkan pemahaman terhadap materi ajar yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
Diharapkan setiap peserta didik memiliki potensi untuk mempunyai daya kreativitas yang tinggi, mampu berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak, peduli terhadap lingkungan sekitar, sehingga dapat meningkatkan minat serta bakatnya dengan percaya diri.
Semua kegiatan tersebut harus selaras dengan Profil Pelajar Pancasila dengan tujuan menanamkan karakter pemanfaatan sumber air bersih di lingkungan sekitar. Sehingga sumur gali yang dimiliki setiap rumah termasuk lingkungan sekolah bisa di fungsikan kembali.
Dalam menerapkan kebiasaan peduli air bersih, peserta didik juga harus memahami elemen-elemen sikap peduli air bersih, yaitu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kemudian yang kedua menyiapkan tempat untuk menyimpan penampungan air untuk digunakan lebih lanjut.
Adapun alat dan bahan yang diperlukan sebagai percobaan galon Aqua empat buah. Galon kesatu diisi air yang keruh, galon kedua, dan ketiga diberi lubang bagian bawahnya lalu dipasang kran dan bagian dalam galon diisi bahan–bahan penjernih air.
Pada galon kedua, dan ketiga ini lapisan paling bawah dimasukkan kapas yang biasa dipakai pada aquarium secukupnya, lapisan kedua rapikan ijuk didalam galon tersebut secukupnya, sebelum ijuk dimasukkan kedalam galon terlebih dahulu dibersihkan. Ijuk merupakan serat dari pepohonan yang dikenal sebagai bahan baku untuk membuat sapu ini ampuh juga sebagai bahan untuk menjernihkan air sumur.
Lapisan ketiga masukkan arang secukupnya ratakan, arang yang kita gunakan sebaiknya arang tempurung kelapa. Kandungan karbon aktifnya dinilai mampu mengikat kotoran, sehingga dinilai ampuh dalam menjernihkan air.l
Lapisan keempat masukkan pasir hitam secukupnya yang sudah dibersihkan disaring sebelumnya ratakan, lapisan kelima masukkan kerikil secukupnya dan ratakan. Kita membuat alat penyaring sederhana ini tidak hanya membuat satu, melainkan membuat beberapa misalnya disini kita buatkan dua galon dengan susunan bahan penjernih yang sama.
Setelah selesai menyusun bahan-bahan yang diperlukan pada galon kedua dan ketiga, air keruh dari galon kesatu tadi siap untuk dialirkan ke galon yang kedua. Air yang ditampung pada galon penampungan kedua yang sudah berisi material atau bahan-bahan penjernih air tadi kita biarkan selama beberapa hari agar kotorannya mengendap dan tersaring oleh bahan-bahan tadi.
Setelah itu alirkan melalui kran pada galon kedua ini ke galon ketiga biarkan kembali beberapa hari, kemudian air dari galon penjernih ketiga kita alirkan ke galon keempat menggunakan kran sebagai penampungan air bersih.
Ket. Gambar. Kapas aquarium, ijuk, arang batok, pasir hitam, kerikil, dibuatkan dalam dua galon
Ket.Gambar. Setelah beberapa hari ke depan.
Tidak hanya sekedar praktik biasa, kegiatan positif ini juga bisa menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik yaitu pemanfaatan air sumur di masing-masing rumahnya dan bisa melakukan pembuatan alat penjernih air sederhana seperti diatas/
Kemudian, kegiatan di atas dapat menumbuhkan pola pikir peduli air bersih dengan memanfaatkan sumber air yang ada, pada peserta didik dari sejak dini bukan hanya tugas orang tua atau guru semata. Melainkan semua pihak memiliki peran dalam menumbuhkan pola pikir peduli air bersih.
Manfaat pembuatan alat penjernih air sederhana ini selain sebagai solusi dalam menangani masalah air keruh, juga mampu meringankan beban keuangan keluarga yang selama ini harus membayar sejumlah beban penggunaan air PAM dengan memanfaatkan air sumur yang ada di lingkungannya.
Manfaat Program GESOASIH
Program GESOASIH ini berfokus pada bagaimana pemanfaatan air bersih bisa diolah dengan baik secara sederhana, tumbuh sikap hemat dalam penggunaan air dan menjadikan hasil karya yang bermanfaat bahkan berdaya jual.
Untuk hasil tujuan langsung dapat terlihat dari peserta didik yang semakin peduli terhadap pemanfatan sumber air bersih dilingkungan sendiri serta bisa menghasilkan sebuah karya. Semua peserta didik saling berkolaborasi dengan rasa ingin tahu yang tinggi untuk memanfaatkan sumber air bersih dilingkungan sendiri dengan alat penjernih air yang sederhana dan tentunya ada karya yang dihasilkan yang sangat bermanfaat bagi warga sekolah yang dihasilkan oleh program GESOASIH ini.
Guru hanya sebagai fasilitator mendampingi seluruh kegiatan peserta didik, menjadi pamong, motivator serta perancang strategi sehingga semua peserta didik semangat untuk terus melakukan semua praktik baik dengan konsisten.
Banyak sekali pembelajaran yang dapat diambil salah satunya kepemimpinan murid akan tumbuh dan berkembang dengan baik, mereka bisa mengeluarkan ide bagaimana pengelolaan air bersih dengan memanfaatkan sumber air sumur dilingkungan sekolah maupun dirumah.
Juga tentang pengembangan diri dari kegiatan kokurikuler yang sudah diikuti, dampak yang ditimbulkan dari program ini yaitu peserta didik mampu menjadi pribadi yang percaya diri, peka, peduli dan bertanggungjawab, serta mampu berkolaborasi dengan menghargai perbedaan pendapat dan solusi air bersih dilingkungan sekolah bisa teratasi.
Simpulan
Program GESOASIH sudah baik diterapkan dengan adanya hasil nyata karya dari peserta didik dengan kolaborasi warga sekolah yang peka dan peduli terhadap pemanfaatan sumber air sumur di lingkungan sekitar.
Di masa yang akan datang penulis berharap sekolah selalu melakukan sosialisasi dan kolaborasi dengan masyarakat dan juga dengan orangtua bagaimana pemanfaatan sumber air sumur di lingkungan sekitar.
Dalam program GESOASIH ini diharapkan setiap karakter peserta didik yang terbentuk semakin meningkat yaitu menjadi kreatif, inovatif, bertanggungjawab dan mampu berkreasi sehingga dapat menghasilkan sebuah karya mereka sendiri khususnya berupa keterampilan pembuatan alat penjernih air sederhana.
Dengan adanya sistem pemanfaatan sumber air sumur diharapkan mampu memberikan solusi bagi sekolah dan mampu memberikan manfaat dan dampak positif bagi lingkungan.
Sosialisasi harus terus dilakukan untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan sumber air di lingkungan sendiri, terlebih mengingatkan warga sekolah bahwa pemanfaatan sumber air di lingkungan sendiri bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana.
Profil Penulis:
Yati Ruswayati, S.Pd. Lahir di Sumedang, 5 Juni 1974 Domisili di Bandung Barat, Jawa Barat. Peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat tahun 2021. Bertugas sebagai guru di SD Negeri Cibacang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat sejak tahun 1998. Email: thie.ruswa@gmail.com, IG : @yatiruswayati, FB : Yati Ruswayati, Youtube : Yati Ruswayati
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat