Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN 1 Cipongkor)
Pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya.Dan dapat kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang.~ Ki Hadjar Dewantara
Peran Guru dan Orang Tua
Memasuki minggu ketiga program Calon Guru Penggerak (CGP) bagi penulis semakin menantang. Hal ini dikarenakan kegiatan semakin mengerucut ke arah esensi filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD) yang salah satu di antaranya membahas tentang kebudayaan yang hdup di tengah-tengah anak bangsa.
Dalam prolog salah satu instruktur CGP disampaikan dunia kini sudah tanpa batas, dan teknologi sudah berhasil menghilangkan jarak. Begitupun dengan pertukaran budaya, baik yang positif maupun negatif, sekarang semakin sulit diawasi dan sudah tanpa filter. Padahal, filter sangat diperlukan agar budaya lokal tidak tergerus oleh budaya asing yang akan menjauhkan dari jati diri kebudayaan luhur bangsa ini.
Seperti diketahui, saat mengalami pandemi Covid-19, pembelajaran diselenggarakan dari jauh. Sekolah, terutama guru, disadarkan tentang pentingnya penguasaan teknologi informasi sebagai salah satu sarana efektif untuk berkomunikasi dan melaksanakan proses pembelajaran dengan siswanya. Berbagai kendala bermunculan dengan warna permasalahan beragam. Hal ini sangat mendadak dan menguras tenaga dan pikiran semua pihak.
Sesungguhnya jika kita menyikapi dengan bijak, maka banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari fenomena di atas. Memang, secara fisik sekolah dan kelas menjadi jauh dengan siswa, namun sebenarnya telah terjadi perubahan mendasar dari pola pembelajaran, yakni mendekatkan kita semua pada salah satu ciri utama Profil Pelajar Pancasila yaitu Gotong Royong, dimana peran orang tua dan guru saling berkolaborasi dalam berbagi peran dalam proses pembelajaran kepada siswa.
Sebagai pemegang peran besar dalam kegiatan belajar mengajar, tentu guru ditempatkan pada posisi penting dan istimewa, namun dari hikmah di atas, peran orang tua menjadi semakin terdepan dalam membimbing, mengasuh, dan memfasilitasi anak didik menjadi pribadi unggul dan berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
Nilai dan Peran Guru Penggerak
Adalah sangat menarik saat menelaah modul lanjutan CGP tentang nilai-nilai guru terkait dalam penumbuhan dan pelestarian budaya positif. Di sini penulis diajak untuk menelusuri diri sendiri dan merefleksi sejauhmana peran sebagai manusia sekaligus pendidik dalam pelayanan pendidikan kepada anak didik. Selain itu, hal ini pun untuk mengukur sejumlah capaian yang telah penulis raih dalam kaitannya dengan penumbuhkembangan karakter baik kepada siswa, sekolah dan masyarakat sekitar.
Selanjutnya, hal lain yang menantang adalah penulis diajak untuk mengeksplorasi mengapa dan bagaimana nilai-nilai dan peran guru penggerak mampu menumbuhkan lingkungan pendidikan yang berpihak kepada siswa. Tentu semua terkait dengan semakin tidak terbendungnya penetrasi budaya asing yang merangsek generasi bangsa. Jika hal ini tidak segera dibendung, maka dapat dipastikan budaya luhur bangsa ini akan hanya menjadi cerita saja.
Membaca dan mencoba memahami uraian pendahuluan di CGP modul 1.2 menggugah penulis untuk merenungi sekaligus menyadakarkan diri bahwa pendidikan adalah suatu hal yang sifatnya individual sekaligus komunal yang tak terpisahkan. Murid di kelas-kelas kita adalah bagian dari sebuah komunitas di rumah, di masyarakat, dan di lingkungan. Memertimbangkan kesalingterhubungan dan kerumitan tersebut, maka sebagai pendidik mau tidak mau kita harus menilik kembali apakah nilai-nilai diri kita telah selaras dengan tuntutan zaman dan alam yang seperti itu.
Hal di atas penulis diajak untuk masuk ke dalam dan kembali merefleksi diri, selanjutnya menyadari betapa kita semua adalah pribadi yang memilki tanggung jawab sebagai manusia sekaligus pendidik. Selanjutnya dituntut untuk mengeksplorasi dan berkolaborasi untuk melakukan perubahan nyata di lingkungan pembelajaran. Semuanya tentu untuk menemukan jati diri sebagai Guru Penggerak yang selalu dinamis dalam menyikapi perubahan sesuai dengan kodrat alam, zaman, dan kodrat anak seperti yang digariskan dalam filosofi pendidikan KHD sebelumnya.
Simpulan
Diperlukan keseriusan mewujudkan hal di atas. Oleh karena itu, sebagai CGP diharuskan mengartikulasikan nilai-nilai Guru Penggerak dalam upaya mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan mempraktikkannya peran dan nilai-nilainya. Selanjutnya, penulis diharapkan mampu memahami bagaimana nilai diri dapat terbentuk dan merefleksikan pengaruhnya terhadap peran Guru Penggerak. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang dapat dilakukan untuk menguatkan peran nilainya. Akhirnya, membuat rencana perubahan yang akan mendukung penguatan nilai dan peran diri sebagai Guru Penggerak.***
Profil Penulis
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com.,Channel Youtube: Adhyatnika Geusan Ulun, Ig.@adhyatnika geusan ulun.
Artikel bapa sangat bagus.dari paparan tersebut menjadi terinapirasi,menambah semangat saya dalam mengikuti program cgp .Memang segala sesuatu tindakan harus dimulai dari diri sendiri,diperlukan kesadaran,tanpa ada paksaan dari luar.