Oleh : Dian Diana, M.Pd
(Guru IPS SMPN 1 Cihampelas)
CIHAMPELAS-(NEWSROOM). Menjadi seorang hafiz merupakan prestasi yang luar biasa. Kedisiplinan tinggi, kemauan keras, hati yang ikhlas, serta dukungan dari orang-orang sekitar, terutama keluarga adalah kunci keberhasilan menghafal Al-quran. Keterampilan yang jarang dimiliki ini, menjadi keberkahan dan kemuliaan bagi sang hafiz sendiri dan lingkungan sekitarnya.
Salah satu hafiz quran yang dimiliki oleh SMPN 1 Cihampelas bernama Ma’bad Maula. Siswa kelas IX.9 ini memiliki segudang prestasi dengan bukti berbagai piagam dan piala yang telah diraih yang berhubungan dengan keterampilan membaca atau menghapal Al-quran. Penasaran dengan keterampilannya tersebut, akhirnya penulis dan beberapa guru SMPN 1 Cihampelas bertandang ke rumah Ma’bad yang letaknya tidak jauh dari sekolah, di Pesantrean Ar-Rohman, Kampung Sela Kopi, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, pada Jumat (26/04/19).
Nuryati, guru PAI sekaligus pembimbing Ma’bad dari SMPN 1 Cihampelas mengemukakan bahwa potensi yang dimiliki Ma’bad dalam membaca, mengahapal, dan menulis ayat quran sangat unggul dibandingkan dengan siswa lainnya. Berbagai lomba pernah Ma’bad ikuti, dan pasti menyabet gelar juara, baik di tingkat subrayon, kabupaten, provinsi, bahkan nasional.
“Masya Allah, Ma’bad dianugerahi kemampuan membaca, menulis, dan menghafal Alquran, jauh melebihi siswa yang lainnya. Ini merupakan prestasi luar biasa. Bahkan saat orang lain membaca ayat-ayat Alquran, Ma’bad dengan cepat dapat mengetahui kesalahan-kesalahan bacaan tajwid, tartil, dan arti atau terjemahannya. Kejuaraan yang pernah dimenangkan mewakili SMPN 1 Cihampelas diantaranya Juara 1 Lomba MTQ Putera Tingkat Gugus tahun 2017, Juara 1 Lomba MTQ Putera Tingkat Kabupaten tahun 2017, Juara 1 Lomba MTQ Putera Tingkat Provinsi tahun 2017, Juara Harapan 1 Lomba MTQ Putera Tingkat Nasional di Aceh tahun 2017. Juara 1 MHQ Putera Tingkat Subrayon tahun 2018, Juara 1 MHQ Putera Tingkat Kabupaten tahun 2018, dan Juara 1 MHQ Putera Tingkat Provinsi tahun 2018,” papar Yati bangga.
Sambutan hangat dari Agus Aliyudin (ayah) dan Rini Maryani (ibu), serta kedua adik Ma’bad. Banyak inspirasi yang dapat diambil dari keluarga ini. Ternyata, ayah, ibu, serta adiknya pun merupakan penghafal Alquran. Saat ibunya masih sekolah di pesantren, beliau juga sering menjuarai berbagai lomba tahfidz quran. Adik perempuannya sudah menjuarai beberapa lomba Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) dan Musabaqoh Hifdzil Quran (MHQ). Pembiasaan aturan di rumah, membentuk Ma’bad menjadi seorang hafiz.
Agus mengatakan bahwa setiap hari di sepertiga malam atau paling lambat pukul 03.00 WIB seluruh keluarga dan para santri didikannya, sudah bangun untuk melaksanakan tahajud. Kemudian sambil menunggu azan berkumandang dan sholat subuh, kegiatan diisi dengan membaca, menghafal Alquran (murojaah) dan menuliskan ayat-ayat quran yang telah dibacakannya. Sepulang sekolah kembali bermurojaah. Selanjutnya melaksanakan sholat Magrib dan sholat Isya mengaji kembali, menghapal mata pelajaran untuk besok harinya, kemudian bermurojaah lagi sebelum tidur.
”Ma’bad dan anak-anak saya yang lain dibiasakan setiap hari bermurojaah, saya pribadi suka merasa ada yang hilang jika tidak melaksanakan murojaah. Takut saya, istri saya, dan anak-anak lupa ayat-ayat quran yang tela dihapal, jika tidak dibaca ulang setiap hari. Alhamdulillah … dari usaha yang telah Ma’bad lakukan, Ma’bad telah diterima di salah satu lembaga pendidikan /sekolah tahfidz di Kota Bandung melalui jalur prestasi dengan syarat tes 5 juz sekaligus, dan Ma’bad bisa melaluinya. Di sekolah ini pun dibekali dengan mata pelajaran SMA umum yang gurunya langsung didatangkan dari salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Pembelajaran umumnya dilaksanakan selama 2 hari,” ujar Agus dengan mata berkaca-kaca.
Akhirnya kami meminta keluarga ini untuk melakukan murojaah di depan kami, seperti yang mereka lakukan sehari-hari, dan Masya Allah … kami terdiam (speechless).