Oleh : Dra. Nani Sulyani, M.Ds
Kepala Sekolah SMPN 3 Saguling
Kreativitas adalah unsur utama dan menjadi modal dasar dalam mengembangkan sebuah program, tanpa kecuali program literasi yang kini menjadi primadona dan merupakan program unggulan di setiap sekolah.
Sebagaimana diketahui, Gerakan Literasi Sekolah adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk menguatkan budi pekerti, termasuk di dalamnya adalah penguatan terhadap minat baca dan tulis. Meskipun pemerintah telah mencanangkannya sebagai gerakan nasional, namun, tetap dibutuhkan desain program literasi yang dirancang dengan baik agar kegiatan literasi di sekolah dapat berjalan dengan konsisten dan sukses.
Berdasarkan pada pemahaman tersebut, berbagai inovasi pun akhirnya bermunculan. Setiap sekolah termotivasi untuk menggali ide-ide kreatif dalam rangka membudayakan gerakan literasi. Beberapa sekolah telah sukses mendesain pojok baca di sekolahnya dengan aneka tampilan yang menarik. Mulai dari dinding/tembok sekolah dan kelas, hingga furnitur yang bertema literasi. Sekolah lainnya, menggali terobosan dengan cara membuat karya/produk literasi menggunakan berbagai alat, bahan/media dan teknik.
SMPN 2 Parongpong salah satunya. Dalam rangka memotivasi siswa agar lebih mencintai dunia literasi, menyelenggarakan Workshop Melukis Menggunakan Teknik Ebru Art dan Spray Art, hari Rabu (21/11/18). Kegiatan ini diikuti oleh siswa kelas delapan, dipandu instruktur Yuki Ahmadyanto. Output kegiatan workshop ini berupa karya lukis siswa yang kemudian dilombakan. Rencananya, beberapa karya terbaik akan dipamerkan dalam kegiatan PAMERAN PENDIDIKAN KBB, Desember mendatang.
Ebru, dalam bahasa Turki berarti “awan” atau “berawan”. Dalam bahasa Asia Tengah kuno, artinya kain berurat atau kertas. Ebru (Marbling) merupakan senil lukis dekoratif. Seni Ebru atau Marbling sering disebut sebagai seni melukis di atas air. Dulu, seni lukis ini biasa digunakan untuk menghiasi sampul naskah atau bahkan kitab suci. Seni lukis Ebru, mendapatkan perhatian yang besar dari Kesultanan Turki Utsmani. Sepanjang abad ke14-19, banyak sekolah agama di Turki yang mengenalkan seni Ebru melalui seminar. Sekolah-sekolah pun mendatangkan seniman Ebru untuk mengajarkan metode pembuatannya kepada para siswa.
Seni melukis di atas air juga dikenali di Jepang dengan nama Suminagashi, yang mulai dikenal pada abad ke-12. Namun, Suminagashi memiliki corak yang berbeda dengan negara lainnya, yaitu coraknya terbentuk seperti marmer yang dilukis di atas kertas. Cara membuat lukisan/karya seni Ebru sebenarnya tepat diajarkan di jenjang SMP. Alat dan bahan mudah didapat, pengerjaannya tidak begitu sulit, namun cukup merangsang imajinasi dan kreativitas siswa.
Untuk membuat karya seni ini cukup menyediakan beberapa alat sederhana seperti alat/ kuas /kawat halus, cat (bisa menggunakan cat acrilyc) dan nampan yang bisa menampung air. Caranya, buat campuran warna yang diinginkan sehingga siap untuk digunakan. Pada permukaan ‘kanvas air’/nampan tersebut diteteskan cat yang disebar ke beberapa titik. Cat tersebut tidak akan larut. Gunakan kawa/kuas secara perlahan untuk membentuk permukaannya, sehingga terbentuk sebuah lukisan abstrak di atas air. Inti dari teknik Ebru ini adalah bagaimana kita mengolah alur air sebagai penentu arah pergerakan cat. Jika lukisan telah terbentuk, langkah berikutnya adalah meletakkan kertas secara perlahan-lahan ke permukaan kanvas air. Diamkan beberapa detik hingga cat menyerap, kemudian angkat secara perlahan. Layaknya menyaksikan pertunjukan sulap, lukisan dari kanvas air kini berpindah ke atas kertas. Selanjutnya kertas dikeringkan seperti biasa.
Materi selanjutnya dalam workshop ini adalah melukis dengan teknik Spray Art (seni cat semprot). Teknik spray art adalah teknik melukis dengan cara menyemprotkan cat ke media lukis. Mulai berkembang tahun 1980 dan kini menjadi trend di beberapa negara, khususnya di Amerika dan Eropa. Tujuan teknik ini adalah untuk menghasilkan lukisan yang lebih halus dan tampak lebih visual. Salah satu contoh spray art adalah grafiti di tembok-tembok jalanan di kota besar. Biasanya, menampilkan lukisan benda langit, pemandangan alam, gedung bertingkat, dsb. Dalam workshop yang dilaksanakan di SMPN 2 Parongpong, teknik Spray Art menggunakan media kain/kanvas.
Menutup kegiatan ini, Euis Kartini selaku Kepala SMPN 2 Parongpong mengungkapkan bahwa pihaknya akan terus berupaya menggali potensi para siswa melalui berbagai kegiatan. Diharapkan, melalui kegiatan ini, para siswa maupun guru termotivasi untuk mengembangkan prores belajar mengajar dengan baik, terutama untuk lebih meningkatkan kecintaan terhadap literasi.
“Kami berupaya untuk terus meningkatkan kreativitas para siswa. Workshop Ebru Art dan Spray Art adalah salah satunya. Semoga para siswa dan guru dapat memiliki keterampilan yang mumpuni, sehingga dapat bermanfaat di masa yang akan datang,” pungkas Euis.
Selamat kepada SMPN 2 Parongpong yang telah sukses menyelaraskan kegiatan literasi dengan seni. Selamat berkarya dan terus kembangkan kreativitas para siswa.
Langit Lembang, November 2018