Dadang A. Sapardan
(Kabid Kurikulum & Bahasa, Disdik Kab. Bandung Barat)
Setiap waktu sekalipun tidak rutin berlangsung, diskusi dengan bahasan serius bersama teman-teman dari tim Newsroom selalu terbangun dalam obrolan ringan. Diskusi selalu mengalir dengan begitu saja. Pertemuan dan acara apapun selalu berakhir manis dengan lahirnya gagasan kreatif dan inovatif, terutama gagasan yang bisa berkontribusi terhadap laju perkembangan pendidikan. Nuansa demikian terbangun melalui kekerapan komunikasi dan kolaborasi dengan suasana yang terbebas dari sekat serta tidak mengenal ruang dan waktu.
Demikian pula dengan acara syukuran salah seorang teman, pasca makan-makan dilanjutkan dengan obrolan bernas dan berbobot yang melahirkan gagasan kreatif dan inovatif. Dari obrolan itu, lahir pemikiran tentang berbagai hal yang berkenaan dengan program garapan tim Newsroom—program out of the box.
Kehidupan memang penuh dinamika yang mau tidak mau harus dihadapi dan disikapi dengan bijak oleh seluruh manusia yang menjadi bagian dari ekosistemnya. Salah satu indikator adanya dinamika kehidupan adalah terbangunnya komunikasi dan kolaborasi dari seluruh ekosistem di dalamnya, dalam hal ini manusia. Akan halnya dengan fenomena keterbangunan komunikasi dan kolaborasi di antara manusia, perlu pula dilakukan secara terus menerus tanpa sekat—bila perlu, dilakukan dengan tanpa mengenal ruang dan waktu. Penekanan tanpa mengenal ruang dan waktu didasari bahwa intensitas komunikasi dan kolaborasi di antara ekosistem kehidupan harus tanpa pengondisian yang tak jarang terwarnai dengan kekakuan.
Bangsa-bangsa besar yang menjadi penguasa dunia, salah satunya ditandai dengan masyarakatnya yang berperan kuat menjadi penyangga kemajuan bangsa. Untuk menjadikan demikian, dibutuhkan kepemilikan ilmu dari masyarakatnya. Upaya pada kepemilikan ilmu dapat terbangun dengan adanya intensitas komunikasi dan kolaborasi di antara mereka. Masyarakat demikianlah yang diharapkan dapat berperan besar dan menjadi tokoh utama dan sentral dalam memajukan bangsanya.
Paparan tersebut mengarah pada pentingnya kepemilikan ilmu oleh setiap unsur masyarakat. Dengan demikian, berbagai upaya perlu dilakukan agar masyarakat memiliki ilmu yang mumpuni sehingga mampu dijadikan modal dalam bersaing dan bersanding dengan bangsa lain. Langkah strategis ke arah tersebut terefleksikan pada terbangunnya kemampuan berkolaborasi (collaboration), berpikir kritis (critical thingking), kreativitas (creativity), komunikatif (communication).
Keempat kompetensi tersebut merupakan prasyarat yang harus dimiliki masyarakat—terutama generasi mendatang—dalam mengarungi kehidupan masa depan serta memosisikan diri sebagai penopang keberlangsungan persaingan bangsa dengan bangsa lainnya.
Adalah sebuah kewajaran bahwa untuk mengarah pada harapan lahirnya masyarakat dengan kemampuan keilmuan mumpuni, merupakan keinginan setiap bangsa. Salah satu langkah yang harus dibangun untuk mengarah pada kondisi demikian adalah memberi ruang seluas-luasnya untuk membangun komunikasi dan kolaborasi. Dengan terbangunnya komunikasi dan kolaborasi intensif, dimungkinkan akan menjadi stimulan dalam proses penggalian dan pencarian ilmu.
Akah halnya dengan diskusi ringan yang diisi dengan topik bernas dan berbobot tentang berbagai program, merupakan sebuah keterbangunan komunikasi dan kolaborasi yang pada dasarnya menjadi upaya realistis dalam mengasah gagasan, sehingga di dalamnya terperas berbagai pemikiran agar bisa larut dalam diskusi. Pembiasaan pengubahan pertemuan sederhana menjadi bentuk diskusi yang bernas dan berbobot harus terus dikembangkan sehingga dari proses tersebut ditemukan berbagai gagasan brilian yang dapat diimplementasikan di kemudian hari.
Selama beberapa tahun ke belakang, pembudayaan diskusi ringan dengan topik bernas dan berbobot terus dibangun oleh komunitas Newsroom. Secara sadar ataupun tidak, fenomena ini telah menjadi ciri khas tersendiri dari setiap pertemuan yang dilaksanakan oleh komunitas kecil ini. Hasil diskusi ringan yang terbebas dari sekat serta tanpa mengenal ruang dan waktu yang selama ini dilakukan, pada akhirnya berbuah realisasi gagasan dalam bentuk kegiatan yang berefek cukup signifikan dalam menopang perkembangan pendidikan pada skala mikro.
Alhasil, upaya mengasah gagasan sehingga menjadi lebih matang, perlu dilakukan melalui pengkristalisasian komunikasi dan kolaborasi—di antaranya melalui forum diskusi ringan dengan terbebas dari sekat serta tanpa batas ruang dan waktu. ****Disdikkbb-DasARSS.
Ide pemikiran individu sudah terlahir, hanya bagaimana kita cara kita menyampaikanya.
Dengan melalui diskusi, walaupun hanya pertemuan biasa, namun menghasilkan ide yang kreatif dan inovatif yang bisa menghasilkan sesuatu untuk rujukan rencana selanjutnya