Dadang A. Sapardan
(Kabid Kurikulum & Bahasa, Disdik Kab. Bandung Barat)
Saat memegang pada jabatan dengan kuantitas kerja yang cukup banyak, sempat terbantu dengan beberapa kelompok kecil dalam upaya meringankan pekerjaan. Beberapa kelompok kecil dimaksud antara lain tim pengembangan karakter, tim pengembangan literasi, tim pengembangan pembelajaran dan kurikulum, serta tim informasi aktivitas. Keempat kelompok tersebut dinamai dengan nama tertentu yang sesuai dengan bidang garapan yang menjadi core-nya. Kelompok yang dibangun menjadi komunitas perencana, pelaksana, sekaligus perefleksi/pengkaji terhadap implementasi program yang dilaksanakan. Dengan keberadaan kelompok tersebut, sebagian permasalahan dapat teratasi setelah sebelumnya melalui proses diskusi yang alot dan menguras energi.
Sebuah lembaga dituntut harus menjadi organisasi dinamis melalui peran aktif seluruh komponen yang menjadi ekosistemnya. Upaya mendorong peran aktif tersebut tidak terlepas dari kebijakan yang dibuat pimpinannya. Dalam hal ini, kebijakan yang diambil pimpinan akan dapat menjadi pemicu dinamisasi organisasi. Karena itu, pimpinan memiliki peran yang sangat strategis dan dominan dalam mewarnai dinamisasi organisasi.
Kepiawaian pimpinan dalam mengelola organisasinya merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki. Seorang pimpinan harus dapat menerapkan manajemen efektif dan efisien atas organisasinya, sehingga arah yang menjadi ekspektasi organisasi mendapat dukungan optimal dari seluruh unsur ekosistem di dalamnya.
Seorang pimpinan harus mampu menggerakkan seluruh ekosistem organisasi dalam upaya meraih tujuan yang menjadi ekspektasinya. Hal itu perlu digarisbawahi karena dalam bekerja di manapun, tanggung jawab untuk menyelesaikan dengan baik atas setiap bidang pekerjaan, menjadi beban yang harus dipikul dan didukung seluruh ekosistem. Setiap pekerjaan akan dapat terealisasi, melalui penerapan langkah-langkah strategis yang diterapkan.
Adalah sebuah kemungkinan terjadinya fenomena kejumudan, saat strategi yang diterapkan tidak tepat. Efeknya, aakan lahir situasi kejumudan yang berimbas pada ketidaktercapaian target kerja sebagai ekspektasi yang disematkan.
Dalam upaya mendorong dinamisasi organisasi dan realisasi pekerjaan—apalagi saat kuantitas pekerjaan yang dihadapi sangat banyak—strategi yang mungkin dapat diterapkan adalah dengan membentuk beberapa kelompok kecil. Kelompok ini ditugasi untuk berkonsentrasi pada core pekerjaan sesuai garapannya—mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan refleksi/kajian sebagai ujungnya. Dalam konteks ini kelompok kecil yang dimaksud—sekalipun tidak persis—dapat dipersamakan dengan think tank.
Mengacu pada Wikipedia, think tank adalah suatu organisasi, lembaga, perusahaan atau kelompok yang melakukan riset, umumnya didanai oleh klien pemerintah atau komersial lainnya dalam bidang strategi sosial atau politik, teknologi, dan persenjataan. Istilah ini mulai digunakan sejak 1950-an dan awalnya digunakan untuk merujuk pada organisasi yang memberikan nasihat dalam bidang militer.
Think tank adalah pengejawantahan atas kebersamaan untuk mencapai tujuan yang ditargetkan. Melalui pembentukan kelompok kecil yang berkonsentrasi pada bidang garapan tertentu, dimungkinkan akan terealisasi capaian target yang sesuai dengan ekspektasi. Bila dikaitkan dengan kepemilikan kompetensi dalam menghadai kehidupan kekinian dan masa depan, keberadaan kelompok kecil ini mengarah pada capaian empat kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu kolaborasi (collaboration), berpikir kritis (critical thinking), kreatifitas (creativity), dan komunikasi (communication).
Kelompok kecil ini benar-benar menjadi efektif keberadaannya ketika diberi keleluasaan untuk memikirkan perencanaan, melaksanakan eksekusi, serta melakukan refleksi atas seluruh langkah kerja yang telah direalisasikan sebelumnya. Kebebasan untuk mengungkapkan gagasan dari setiap anggota kelompok harus terbangun dalam upaya mendorong lahir kuantitas gagasan yang akan diasah melalui proses diskusi di antara mereka. Demikian pula dengan pemberian kebebasan berkreasi dari mereka dalam tataran eksekusi.
Alhasil, keterlahiran think tank dalam bentuk kelompok-kelompok kecil akan sangat membantu ketika kuantitas pekerjaan yang dihadapi sangat banyak. Kelompok ini dibutukan guna merealisasikan berbagai tujuan yang terkait dengan bidang garapannya. ****Disdikkbb-DasARSS.