Oleh: Rika Indriani Sholihat, M.Pd
(Guru SMP Negeri 5 Padalarang)
LIDI merupakan akronim dari literasi digital, sebuah program intrakurikuler untuk meningkatkan pemahaman dalam pemanfaatan perangkat digital dalam pembelajaran secara kreatif dan bertanggung jawab dengan pendekatan berbasis aset/kekuatan. Program ini ditargetkan untuk kelas 7 dikarenakan untuk menyiapkan ANBK dikelas 8 agar anak mendapatkan pengalaman dan meningkatkan keterampilan dalam mengoperasikan chromebook sekolah. Program ini juga merupakan inisiatif yang sangat penting mengingat perkembangan teknologi yang begitu cepat.
LIDI bertujuan untuk melatih keterampilan dan mengembangkan pengetahuan siswa mengenai tekhnologi seperti chromebook, program ini dilatar belakangi oleh pemanfaatan aset sekolah yaitu chromebook yang hanya digunakan ketika ANBK saja sehingga anak tidak pernah mengoperasikan dalam kegiatan pembelajaran, dan juga masih rendahnya kemampuan murid dalam mengoperasikan chromebook saat ANBK dibuktikan dengan hasil yang kurang maksimal. Siswa kehabisan waktu karena lambat dalam memilih jawaban mereka masih kaku dalam memilih jawaban dan kembali atau melanjutkan halaman selanjutnya.
Oleh karena itu, program LIDI dibuat sebagai modal awal membekali siswa dari segi keterampilan tekhnologi dalam pembelajaran dengan menggunakan laptop sekolah. LIDI diadakan ketika KBM, yaitu dengan menggunakan chromebook untuk kegiatan pembelajaran sehingga murid dibiasakan dalam pengoperasian perangkat digital.
Perasan penulis ketika melaksanakan aksi nyata tahap buat pertanyaan utama adalah sedikit merasa cemas dalam hati karena khawatir Kepala Sekolah dan rekan sejawat serta murid tidak akan mendukung dan tidak merespon positif tentang program yang penulis rencanakan ini. Namun, ternyata semua diluar dugaan saat penulis diskusikan ternyata semua stakeholder sekolah mendukung program penulis mereka menyambut secara positif program yang penulis rancang bahagia sekali ditambah dengan respon positif murid mereka merasa sangat antusias dan menunggu aksi selanjutnya.
Pembelajaran yang penulis peroleh dari aksi nyata Buat pertanyaan utama ini adalah pentingnya melakukan diskusi dengan pihak pihak terkait disekolah terutama kepala sekolah dan rekan guru karena kita dapat saling bertukar pikiran, informasi dan berbagi pengalaman serta memberikan saran dan masukan terkait ide awal pembuatan program LIDI ini, selain itu pentingnya melibatkan murid dalam setiap kegiatan dapat membuat murid menyuarakan pendapatnya menentukan pilihan yang mereka inginkan sesuai minatnya dan akan merasa memiliki program yang berguba bagi mereka dan berpihak pada mereke, sehingga murid akan lebih bersemangat dan antusias.
Melalui kegiatan diskusi dengan seluruh warga sekolah diharapkan program ini dapat terealisasi dengan cepat, segala tantangan ditemui diharapkan dapat diminimalisir dengan memanfaatkan aset utama yang ada disekolah seperti SDM guru yang mumpuni dan laptop sekolah, semoga program ini dapat berjalan dengan konsisten sehingga akhirnya meningkatkan kemampuan murid dalam mengoperasikan perangkat digital dan juga ANBK dapat berjalan lancar dan menaikan rapor mutu sekolah serta dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid dan menumbuhkan pelajar yang berprofil pelajar pancasila yang kompeten dalam bidang literasi digital sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah.
Semoga program LIDI ini dapat dilaksanakan dengan konsisten, dan diharapkan dapat memunculkan ide- ide pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan bagi murid. Rencana ke depannya program ini dapat lebih lebih berkembang sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam dari murid SMPN 5 Padalarang, sehingga program ini akan lebih baik lagi dan berdampak positif bagi murid. Kompetensi siswa dalam bidang literasi digital diharapkan lebih meningkat sehingga murid dapat mengerjakan soal ANBK dengan maksimal. **