Oleh N. Mimin Rukmini
Guru SMP Negeri 1 Cililin
Berbicara masalah lingkungan boleh jadi mengupas tentang kebersihan. Ya, salah satunya.liingkungan kebersihan. Baik kebersihan di lingkungan keluarga, rumah misalnya, maupun kebersihan lingkungan sekitar. Umpamanya saja bagaimana penangan produksi sampah dari rumah sendiri atau pun penanganan sampah di lingkungan RT/ RW sekitar.
Seperti yang sesekali saya lakukan dalam membersihkan lingkungan, yakni rumput sekitar rumah saat Covid-19. Orang yang biasa menyiangi rumput, nampaknya tidak bisa mengerjakan tugas sebagaimana mestinya. Ia masih memiliki tugas atau pekerjaan di tempat lain. Terpaksa saya dan suami menyiangi sendiri rumput sekitar rumah. Ada untungnya juga karena dengan bekerja menyiangi rumput, itu artinya saya bekerja agar keluar keringat. Anggaplah itu sebagai olah raga mandiri. Dengan berolah raga, dipastikan itu dapat menyehatkan badan. Naah, inilah keuntungan peduli lingkungan kebersihan. Ya bersih lingkungan! Ya, sehat di badan.
Demikian pun dengan produksi sampah rumah kita, tak lepas dari kepedulian bagaimana pengelolaan sampah di lingkungan rumah tersebut. Bagaimana menyimpan, memilah, dan membuang sampah bahkan memanfaatkan sampah secara efektif. Adakah sampah dapur langsung dipisah dari dapur? Adakah dua tempat sampah langsung antara sampah basah dari sayuran dan makanan terpisah dari kertas atau plastik? Atau sudah tertanamkah pada anak-anak, mereka membuang sampah dan dapat memilah pada dua tempat sampah tersebut? Sungguh luar biasa! Andai anak cucu kita sudah terbiasa dengan sikap hidup disiplin mengelola sampah. Apa lagi hidup dengan prinsip 3 R (reduce, reuse, dan recycle) bahkan lebih. Inilah, satu bentuk sikap peduli lingkungan.
Saya prihatin dengan keadaan lingkungan saat ini. Tak ada halaman rumah, tak ada tempat penanganan sampah. Semua bertembok, kalau pun ada hanya vaplinkbox. Masih mending vaplinkbox, masih ada untuk meresapnya air ke dalam tanah. Tetapi, jika bertembok semua, mana tahan lingkungan demikian. Belum lagi jalan aspal, selokan kecil tak karuan.
Di satu sisi, perumahan mewah memerhatikan tata ruang. Lubang biopori diperbanyak, jukut hijau tampaklah. Di sisi lain tentang sampah dari rumah mewah entah ke mana mereka simpan. Boleh jadi ada pengangkut sampah, sampah diangkut, ditangani, dan di buang di tempat lain. Misalnya, sampah dibuang di TPA tertentu, namun sudahkah ada penyelesaian masalah sampah di TPA? Masih banyak PR yang perlu kita tangani bersama, minimal sikap penanganan sampah dari masing-masing keluarga.
Pada tempat lain, rumah perorangan tanahnya habis dijadikan bangunan. Sementara lahan terbuka hijau jadi tempat penanganan sampah. Sungguh, ngeri luar biasa! Area sungai kecil yang seharusnya air mengalir, hanya tumpukan sampah melimpah. Pelepah pisang pun hanyut entah di mana dia singgah. Betapa sadis atau tidak bertanggung jawab, orang pembuang sampah pelepah pisang. Pelepah pisang busuk, layaknya engkau ditimbun dekat pepohonan. Pelepah pisang niscaya jadi bahan pupuk organik yang mantap, eeh dibuang seenaknya hingga mempat bersatu dengan sampah lain. Oleh karena itu, terjadi banjirlah.
Adalah hal mutlak yang perlu kita lakukan, peduli terhadap lingkungan. Entah berapa lama kita menikmati lingkungan hijau dan segar. Andai semua tak ingin belajar memerhatikan lingkungan, tunggu tanggal main marahnya alam yang memilukan. Seyogyanya kita belajar bagaimana penanganan dan peduli sampah. Belajar dan bagaimana peduli lingkungan kebersihan. Peduli bukan hanya di tempat sendiri, melainkan pula peduli di lingkungan sekitar yang lain.
Hal memilukan tentang lingkungan bukan suatu ancaman, melainkan kenyataan. Bulan Februari 2021 dari data BMKG adalah puncak curah hujan. Dampaknya, banjir hampir melanda beberapa wilayah di Indonesia. Misalnya, banjir dan rab di Semarang, banjir Karawang, dan Bekasi, membuat prihatin dan miris luar biasa. Anggap, bahwa ini siaga lingkungan. (Berita Kompas.com)
Masa pandemi dalam kehidupan normal baru, selaiknya menjadi moment untuk lebih dekat dengan lingkungan sekitar rumah. Mari, jadikan rumah kita ramah sampah. Lingkungan pun peduli sampah. Produksi sampah antarwarga punya kendali. Kendali memilah sampah, kendali menangani sampah. Yakinlah, jika peduli sampah, banjir tak kan melimpah. Tidak hanya bersih di rumah atau lingkungan sekitar rumah, tetapi juga lingkungan yang lebih luas. Kesadaran dari masyarakat dan kebijakan dari pemerintah adalah sebuah keniscayaan. Peduli lingkungan mutlak saat ini. Bisa!