
NGAMPRAH-DISDIK– Endang Wahyu Widiasari, guru SMPN 4 Cikalongwetan mengungkapkan bahwa walaupun kondisi geografis sekolahnya termasuk terpencil, karena berada di kaki Gunung Burangrang tetapi dalam penguatan pendidikan karakter siswa, sekolah ini tidak kalah dari sekolah lainnya di Kabupaten Bandung Barat.
“Sejak tahun 2015 sekolah kami telah memiliki majalah sekolah Cahaya sebagai hasil kegiatan literasi yang dilakukan setiap hari. Mungkin karena posisi SMP kami yang terpencil sehingga kegiatan yang kami laksanakan belum bisa terekspose secara luas,” demikian disampaikan Endang saat dihubungi lewat telepon tentang penerbitan majalah Cahaya di SMPN 4 Cikalongwetan, Senin (24/9/18).
Senada dengan Endang, Asep Gunawan selaku kepala SMPN 4 Cikalongwetan mengamini hal tersebut. Beliau berpendapat bahwa berbagai kegiatan dalam menunjang gerakan penguatan pendidikan karakter dan literasi siswa telah jauh-jauh hari dilakukan di SMPN 4 Cikalongwetan. Berbagai kegiatan untuk mendorong keberlangsungan kedua program tersebut terus dilakukan, salah satunya dengan penerbitan majalah sekolah Cahaya. Penerbitan majalah ini cukup bermakna bagi penyebaran informasi pendidikan terhadap siswa, orang tua siswa, serta masyarakat.
“Kami mengharapkan kegiatan-kegiatan di SMPN 4 Cikalongwetan baik dalam menunjang PPK ataupun literasi, seperti penerbitan majalah Cahaya ini bisa diketahui oleh semua pihak sehingga mendapat apresiasi yang positif untuk kemajuan dunia pendidikan di SMP 4 Cikalongwetan dan lebih jauh lagi pendidikan di Bandung Barat,” ungkap Asep.
Gerakan pendidikan karakter di sekolah merupakan upaya memperkuat karakter peserta didik dengan mengembangkan marwah pendidikan berasas pemikiran yang yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara yaitu olah hati, olah rasa, olah karsa dan olah raga. Salah satu upaya yang dilakukan oleh SMPN 4 Cikalongwetan adalah dengan menerbitkan majalah sekolah bulanan Cahaya yang pernah mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 untuk 15 siswa jurnalis dan 2 guru pembimbing.
Bermodal sumbangan dari berbagai donatur, setiap bulannya SMPN 4 Cikalongwetan menerbitkan 50 eksemplar majalah sekolah Cahaya dengan menggunakan kertas HVS berwarna. Majalah sekolah Cahaya sendiri memuat ide-ide kreatif siswa dan guru yang inovatif serta berbagai opini, artikel, dan tulisan yang bermanfaat serta menambah wawasan. Berbagai ide tersebut tercurahkan dalam majalah ini
“Kami berharap kedepannya kita bisa menerbitkan majalah Cahaya ini dalam jumlah yang lebih banyak agar bisa dinikmati dan dibaca oleh siswa dari SMP lain, sehingga berbagai ide tersebut penyebarannya lebih luas lagi. Sayangnya, karena keterbatasan dana, kami baru bisa mencetak 50 eksemplar perbulannya” pungkas Asep.
Pada kesempatan lain, Dadang A. Sapardan, Plt. Kepala Bidang Pendidikan SMP menyambut baik dan memberi apresiasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh SMPN 4 Cikalongwetan ini. Semua sekolah di Bandung Barat harus mampu mewadahi kreatifitas dari siswa dan gurunya, sehingga kemampuan mereka dapat terfasilitasi. Penerbitan majalah Cahaya merupakan salah satu terobosan di SMPN 4 Cikalongwetan. Selain siswa dilatih untuk menulis dan mengungkapkan pendapatnya, siswa juga belajar tentang jurnalistik dan cara mengumpulkan berita untuk disunting menjadi sebuah majalah.
”Untuk dapat menghasilkan karya idealis, dibutuhkan kesungguhan dan kolaborasi dari para siswa serta guru pembimbingnya,” papar Dadang, saat dimintai komentarnya.—Bud”s
Alhamdulillah sungguh mulia perjuangan dan hasil karya yang luar biasa di SMPN 4 CIKALONGWETAN dapat menginspirasi bagi sekolah lain
Sekedar berbagi kami di SMPN 1 Ngamprah selama 2 tahun berjalan antara tahun 2004 sd 2006 terbit majalah sekolah namanya #buletin siswa* namun karena keterbatasan dana dan adanya larangan siawa mengganti ongkos cetak dari siswa akhirnya majalah kami punah. Padahal begitu besar manfaat bagi kreatifitas siswa dalam menulis juga kreatifitas guru dalam mengisi kolom kolom berita.
Kami juga bekerjasama dengan pihak swasta Bapak, kalau mengàmdalkan penjualan kepada siswa, selain tidak boleh kasihan juga kalaaubsisw harus dibebani, sedangkan taraf perekonomian masyarakatnya juga masih dibawah, Alhamdulillah dengan bekerjasama dengan pihak swasta majalah sekolah dapat bertahan