Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN 1 Cipongkor)
Mulai Oktober pada tahun 2021 ini, hingga sembilan bulan ke depan sungguh waktu yang sangat menyita perhatian. Hal ini tidak terlepas dari kepersertaan penulis sebagai bagian dari calon Guru Penggerak. Satu program yang diluncurkan pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta yang merupakan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar sejak 2019.
Seperti diketahui, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta. Visi tersebut terkait langsung dengan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebagai penyelenggara pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Sangat menarik saat memahami salah satu visi di atas, yakni manajemen talenta. Hal ini mengingatkan penulis pada filosofi Merdeka Belajar yang disarikan dari asas bahwa manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang merdeka untuk memilih jalan hidupnya dengan potensi akal, hati, dan fisiknya. Hal ini pun mengisyaratkan bahwa kemerdekaan belajar akan memberikan seluas-luasnya kesempatan bagi para pelajar untuk mendapatkan pelayanan pendidikan tanpa rasa terpaksa dan tertekan, malah sebaliknya akan memeroleh suasana belajar yang nyaman dan bahagia. Semuanya itu merupakan inovasi bidang pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengubah pola lama, yakni teacher oriented kepada komunitas penggerak pendidikan sehingga mendorong terciptanya student oriented.
Di sisi lain, setelah Kemdikbud meluncurkan paket kebijakan berupa peralihan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) menjadi asesmen yang diselenggarakan satuan pendidikan, kemudian dirubahnya ujian nasional (UN) menjadi asesmen kompetensi minimum dan survey karakter, lalu penyederhanaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan fleksibilitas penerimaan peserta didik baru (PPDB), semua berimplikasi pada satuan pendidikan dan guru untuk lebih merdeka dalam menentukan setiap langkah kebijakannya, baik dalam evaluasi, tata kelola penilaian, hingga mengakomodasi aspirasi daerah dalam hal PPDB. Ternyata, semuanya dirasakan belum cukup untuk menghasilkan generasi unggul seperti yang diharapkan semua pihak. Sehingga diperlukan terobosan lain yang lebih menyentuh ke akar permasalahannya, yakni mewujudkan tersedianya guru yang berdaya dan memberdayakan.
Manajemen talenta yang menjadi salah satu bagian upaya mewujudkan visi pembangunan sumber daya manusia Indonesia sangatlah relevan dengan program Guru Penggerak yang pada 2020 dicanangkan Kemdikbud. Hal ini mengingatkan kepada lima karakter yang diharapkan akan terbentuk dari seorang guru, yakni berjiwa nasionalisme, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta didik. Karakter yang berorientasi pada siswa inilah nantinya akan mendorong seorang guru untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki siswa untuk lebih berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Tentu diperlukan keterlibatan seluruh ekosistem pendidikan untuk mendorong terwujudnya manajemen talenta. Semuanya-masyarakat, satuan pendidikan dan pemangku kebijakan- harus bergerak dan bersinergi dalam kesatuan pola pikir. Oleh karena itu, program Guru Penggerak yang merupakan kegiatan pengembangan profesi yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran diharapkan mampu mendorong tumbuh kembangnya potensi peserta didik secara aktif, proaktif dan holistic. Terlebih seorang guru diharapkan menjadi teladan dan agen tranformasi ekosistem pendidikan dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, bernalar kritis, dan mandiri.
Akhirnya, manajemen talenta yang diharapkan akan terbentuk dari program Guru Penggerak sangatlah sesuai ketika seorang guru yang menjadi pemimpin pembelajaran berada di lingkungan satuan pendidikannya, akan mampu memberikan suasana nyaman dan bahagia bagi peserta didiknya. Sehingga dari sanalah akan tergali potensi minat dan bakat mereka. Selain kompetensi guru akan semakin meningkat, juga akan berimplikasi kepada semakin percaya dirinya para pserta didik untuk mengeksplorasi ide, gagasan, dan segenap potensi kreativitasnya yang pada akhirnya akan mewujudkan generasi unggul yang akan menjadi kebanggaan orang tua, masyarakat, bangsa dan megara ini.***
Sumber: Kegiatan virtual Bimtek dan Sosialisai LMS CGP Angkatan 4, 13 Oktober 2021
Profil Penulis:
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com., Ig.@adhyatnika geusan ulun.