Oleh : Khemal Adhytia Pribadi, S.Pd
(SMP Negeri Satu Atap Cimarel Rongga Bandung Barat)
Pendidikan di Indonesia seiring perkembangan zaman terus mengalami perubahan-perubahan yang cukup signifikan. Pemerintah terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk meningkatkan pendidikan di negeri ini. Pendidikan dapat terus berkembang ketika guru-guru mampu meningkatkan kompetensinya untuk bisa lebih profesional lagi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Maka dari itu pemerintah saat ini terus menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan zaman dan berbagai program untuk pengembangan guru pun terus dilakukan.
Salah satu program yang sedang diminati oleh para guru saat ini yaitu PPGP (Program Pendidikan Guru Penggerak) yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek bekerja sama dengan BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) serta Dinas Pendidikan di setiap daerah. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yaitu program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru agar mampu menjadi seorang pemimpin pembelajaran yang baik dan berpihak kepada murid serta mampu berkolaborasi dengan komunitas untuk mengembangkan sekolah.
Di dalam PPGP (Program Pendidikan Guru Penggerak) guru-guru yang telah melalui proses seleksi selanjutnya akan menempuh pendidikan selama kurang lebih 6 bulan. Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk dapat merasakan kegiatan PPGP di angkatan 9 Kabupaten Bandung Barat. Dalam proses pelaksanaannya PPGP meliputi kegiatan pembelajaran daring pada LMS secara sinkronus dan ansikronus, Pendampingan Individu, Kegiatan Lokakarya dan di akhir kegiatan PPGP kita akan melaksanakan Panen Hasil Belajar selama kurang lebih 6 bulanan dengan melaksanakan kegiatan seperti pameran karya.
Alur pembelajaran dalam PPGP, yaitu alur M-E-R-D-E-K-A (Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata). Pada kegiatan Mulai dari Diri CGP (Calon Guru Penggerak) diminta untuk mengemukakan pemahaman awal dirinya terkait modul yang dipelajari.
Tahap selanjutnya, yaitu Eksplorasi Konsep, di sini CGP mampu mengeksplor materi dengan menyampaikan semua pendapat dan jawaban terkait pertanyaan tentang modul. Ketiga, yaitu tahap Ruang Kolaborasi dimana pada tahap ini CGP mampu berkolaborasi dengan CGP lain dalam mediskusikan tugas yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Keempat yaitu tahap Demonstrasi Kontekstual CGP di sini harus mampu mengkontekstualkan materi dalam kesehariannya di sekolah maupun di kelas. Kelima tahap Elaborasi Pemahaman CGP mengikuti penjelasan kembali materi bersama Instruktur. Keenam tahap Koneksi Antar Materi CGP mampu mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi-materi sebelumnya.
Alur terakhir yaitu Aksi Nyata di sini CGP mampu mengimplementasikan atau menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan pada kegiatan kesehariannya di sekolah.
Dari keseluruhan modul yang penulis pelajari ada satu modul yang sangat berkesan bagi saya, yaitu modul 1.4. tentang Budaya Positif. Kenapa saya memiliki kesan pada materi Budaya Positif, karena bagi saya iklim belajar yang positif dan berpihak kepada murid merupakan salah satu aspek penting dalam transformasi pendidikan di sekolah agar segala tujuan dapat tercapai. Di dalam modul tentang Budaya Positif ini kita CGP dibekali dengan materi-materi yang sangat penting diketahui oleh guru dalam proses pembentukan iklim positif di sekolah.
Diawali dengan kita menggali filosofi dari Segitiga Restitusi yang menjadi dasar pembentukan Budaya Positif di sekolah. Ada tiga elemen utama dalam Segitiga Restitusi yaitu Keyakinan Kelas, Kebutuhan Dasar Manusia dan Strategi Budaya Positif. Keyakinan Kelas merupakan nilai-nilai dan prinsip yang ditumbuhkan di dalam kelas berdasarkan kesepakatan murid bersama.
Kebutuhan Dasar Manusia merupakan hal dasar yang dibutuhkan oleh setiap individu untuk tumbuh dan berkembang. Sedangkan Strategi Disiplin Positif adalah metode setiap individu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Dalam modul ini juga kita belajar bagaimana kita bisa menciptakan disiplin positif tanpa adanya hukuman dan kebiasaan memotivasi dengan penghargaan kepada murid.
Yang menariknya materi pada modul Budaya Positif ini adalah sebagian apa yang sudah lakukan selama ini dalam membangun Budaya Positif di sekolah banyak yang tidak sesuai dan kita disadarkan dengan mempelajari materi pada modul Budaya Positif ini yang ada di kegiatan PPGP.
Selanjutnya selain memahami materi-materi yang diberikan di modul Budaya Positif pada tahap alur terakhir yaitu aksi nyata penulis harus mampu mendesiminasikan semua apa yang saya dapatkan kepada seluruh warga sekolah baik mulai dari Kepala Sekolah, Rekan Guru dan Staf, serta Komite Sekolah. Dalam kegiatan desiminasi ini penulis sangat antusias, karena bisa sama-sama dengan warga sekolah lainnya untuk mampu memahami dan mengimplementasikan apa yang didapatkan pada materi Budaya Positif untuk pembentukan iklim positif di sekolah.
Pada proses aksi nyata ini banyak sekali cerita yang menarik, dimana ketika saya melaksanakan proses desiminasi ini harus direkam kurang lebih 1 jam sebagai bentuk tugas yang nantinya akan diunggah di LMS. Selain itu banyaknya rekan guru yang bertanya tentang apa yang penulis sampaikan merupakan bentuk tantangan tersendiri untuk bisa menjawab dengan sesuai materi yang didapatkan.
Itulah sedikit pengalaman penulis dalam menjalani Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 9 di Kabupaten Bandung Barat. Alhamdulillah PPGP ini telah selesai saya ikuti dan berkahir pada bulan April tahun 2024. Semoga apa yang penulis dapatkan pada Pendidikan Guru Penggerak ini mampu menjadi bekal saya kedepannya untuk selalu mengembangkan diri sebagai seorang pendidik yang lebih baik lagi, dan pastinnya membuat murid semakin bahagia dalam proses pembelajarannya di sekolah.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah banyak membantu dan mendoakan penulis selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak ini. Teruslah Tergerak, Bergerak dan Menggerakan demi Pendidikan Indonesia yang lebih baik. **