Adhyatnika Geusan Ulun
(SMPN 1 Cipongkor)
Menjadi bagian dari program Calon Guru Penggerak (CGP) merupakan anugerah tersendiri bagi penulis. Jika pada awalnya memandang CGP yang dengan durasi Sembilan bulan ini akan melelahkan dan menyita banyak perhatian, namun ternyata banyak mengandung hikmah luar biasa. Terlebih saat mengkaji filosofi pemikiran Ki Hadjar Dewantar tentang pendidikan yang sungguh bermanfaat saat dibawa ke dunia nyata pendidikan. Termasuk konsep Sembilan bulan masa Diklat yang secara tidak langsung menggiring kepada konsep masa kandungan seorang ibu yang kelak akan melahirkan bayi yang siap menatap dan menghadapi, serta menjalani kehidupan baru dengan semangat baru dalam mengembangkan dan menggali segenap potensi yang dianugerahkan Tuhan untuk menjadi generasi unggul, berkarakter dan berguna bagi nusa, bangsa dan sebanyak-banyaknya umat manusia.
Seperti diketahui, konsep Ki Hadjar Dewantara yang selama ini dikenal dengan semboyan Tut Wuri Handayani-nya, sering diabaikan pemikiran-pemikirannya yang masih sangat relevan dengan kehidupan modern yang serba digital seperti sekarang ini. Hal inilah yang terkadang jarang diungkapkan oleh para pemangku kebijakan, terutama filosofi pemikiran KHD di bidang pendidikan.
Salah satu pemikiran Ki Hadjar Dewantara di bidang pendidikan, yakni menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat diperbaiki perilaku hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Selain itu, dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan untuk mengemabnagkan dan menggali kekuatan yang ada pada dirinya. Sementara pendidik sebagai ” pamong ” dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Sehingga sebagai seorang pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
Maka berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara di atas, pemerintah telah merevisi tujuan pendidikan di Indonesia, yaitu terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Hal ini dimaksudkan agar pelajar Indonesia memiliki nilai-nilai Beriman dan bertaqwa Kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar Kritis, Kebhinekaan Global, Bergotong royong dan Kreatif.
Selanjutnya, untuk mencapai hal di atas, diharapkan peran dan nilai guru penggerak sebagai garda terdepan dalam melakukan transformasi pendidikan. Adapun peran guru penggerak adalah : 1) sebagai pemimpin pembelajaran; 2) menggerakkan komunitas praktisi; 3) menjadi coach bagi guru lain; 4) mendorong kolaborasi antar guru; dan 5) mewujudkan kepemimpinan berpusat pada murid. Sedangkan nilai-nilai guru penggerak adalah: 1. Mandiri, 2. Reflektif, 3. Kolaboratif, 4. Inovatif, 5. Berpihak pada murid.
Kemudian, dengan memiliki modal peran dan nilai tersebut, maka guru penggerak diharapkan mampu untuk membuat visi yang menggambarkan tentang usaha mencapai tujuan pendidikan, yaitu Profil Pelajar Pancasila. Selanjutnya, setelah visi dibuat mengelaborasi visi tersebut dengan menggunakan model Inkuiri Apresiatif (IA), dengan lengkah- langkah : 1. Membuat pertanyaan utama, 2. Ambil Pelajaran, 3. Gali mimpi, 4. Jabarkan rencana, 5. Atur eksekusi.
Akhirnya, agar visi sekolah dapat tercapai dengan baik, maka diperlukan kondisi yang kondusif. Selain itu, diperlukan juga penumbuhkembangan budaya positif di sekolah, yang merupakan penopang utama budaya positif lain yang telah dibentu sebelumnya, seperti Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun, sebagi satu produk Kesepakatan Sekolah, yang dihasilkan dari kolaborasi guru, murid, dan warga sekolah lainnya. Sehingga darinya akan mempercepat terwujudnya generasi yang unggul, berkarakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila, yang akan berdampak pada proses belajar mengajar yang efektif, efisien, menarik dan menyenangkan.
*Dari berbagai sumber.
Profil Penulis
Profil Penulis
Adhyatnika Geusan Ulun, lahir 6 Agustus 1971 di Bandung. Tinggal di Kota Cimahi. Guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Cipongkor Bandung Barat sejak 1999. Pengurus MGMP Bahasa Inggris Kab. Bandung Barat. Alumnus West Java Teacher Program di Adelaide South Australia, 2013. Alumnus MQ ‘Nyantren di Madinah dan Makkah’ 2016, Pengasuh Majelis Taklim dan Dakwah Qolbun Salim Cimahi, Penulis buku anak, remaja dan dakwah. Editor NEWSROOM, tim peliput berita Dinas Pendidikan Bandung Barat. Jurnalis GUNEMAN Majalah Pendidikan Prov. Jawa Barat. Pengisi acara KULTUM Studio East Radio 88.1 FM Bandung. Redaktur Buletin Dakwah Qolbun Salim Cimahi. Kontributor berbagai Media Masa Dakwah. Sering menjadi juri di even-even keagamaan.
Adhyatnika.gu@gmail.com.,Channel Youtube: Adhyatnika Geusan Ulun, Ig.@adhyatnika geusan ulun.