CIKALONGWETAN- NEWSROOM. Tidak ada komponen yang kecil dan yang besar dalam suatu lembaga, semua komponen tanpa kecuali sangatlah vital keberadaanya, begitupun juga dengan keberadaan penjaga sekolah. Walau terkadang diacuhkan, sebenarnya peran penjaga sekolah sangat vital. Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab semua warga sekolah, namun tupoksi yang paling besar tentunya tertumpu pada penjaga sekolah.
Sejak bulan Juli 2017, penjaga sekolah di SMPN 4 Cikalongwetan mengajukan berhenti bekerja, dengan alasan akan bekerja di Jakarta untuk mencari penghasilan yang tentunya lebih besar. Karena itu, berdampak terhadap kebersihan di lingkungan SMPN 4 Cikalongwetan.
Dengan tidak adanya penjaga sekolah membuat SMPN 4 Cikalongwetan sempat kalang kabut. Ruangan yang biasa tertata rapih menjadi berbeda dari sebelumnya. Kamar mandi mulai terlihat kusam dan bau, begitupun dengan ruangan yang lainnya. Sampah sering kami lihat di lapangan atau di parit-parit sekolah. Belum lagi tempat sampah yang penuh, kadang berserakan di lantai. Selama ini, siswa hanya mengerjakan kegiatan kebersihan di kelas dan halaman saja.
“Ketiadaan penjaga sekolah sempat membuat kami kalang kabut,” demikian ungkap Asep Gunawan, Kepala SMPN 4 Cikalongwetan, saat dimintai keterangan terkait kebersihan di lingkungan sekolahnya, Jumat (26/10/2018).
Lebih jauh Asep menjelaskan bahwa ketika ada penjaga sekolah, SMPN 4 Cikalongwetan tidak pusing-pusing dengan kebersihan lingkungan, ruangan guru, dapur, jamban, ruangan kepala sekolah, serta halaman. Akan tetapi, sejak bulan Juli 2017 penjaga sekolah mengajukan berhenti bekerja dengan alasan akan bekerja di Jakarta dan keadaan pun mulai berubah.
Di sisi lain, Wakasek Sarana Prasarana, Jajang Abdurrahman mengemukakan bahwa untuk mengatasi keadaan kebersihan yang tanpa penjaga sekolah tersebut, para PKS sepakat membuat jadwal piket harian guru. Sejak itu, ruang guru mulai terawat kembali, akan tetapi ruangan-ruangan yang lain masih terlihat kotor dan tidak terurus. Akhirnya, dibuatkan penangggung jawab ruangan, berdasarkan kesepakatan bersama. Penanggung jawab masing masing ruangan dituntut untuk menjaga kebersihan bersama, dan tentunya dibantu oleh siswa.
“Alhamdulillah, kini semua ruangan bisa dikatakan cukup bersih dan rapih. Apapun yang sudah dipakai ditempatkan kembali pada tempatnya dalam keadaan bersih. Gelas dan piring yang telah dipakai wajib dicuci sendiri dan disimpan pada tempatnya, begitu juga kebersihan di meja masing masing, tidak boleh meninggalkan sekolah dalam keadaan tidak rapih. Piket harian guru wajib memeriksa kondisi sekolah setelah bel pulang”, tandas Jajang.
Jajang mengungkapkan, pada awalnya memang agak sulit melakukan kegiatan piket ini. Namun, sekarang menginjak tahun ke-2 sejak penjaga sekolah tidak ada, semua warga sekolah sudah terbiasa menjaga kebersihan bersama. Tanpa adanya penjaga sekolah secara tidak sengaja mengajarkan tentang penerapan PPK melalui gotong royong dan kemandirian.
“Keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kenyamanan lingkungan belajar. Kondisi seperti itu sudah seharusnya terus diupayakan, untuk mewujudkan sekolah sebagai taman belajar” pungkas Jajang.***Min
Semangat terus para pejuang pendidikan smpn 4 cikalongwetan, demi mencerdaskan anak bangsa,
Amin yra
Hatur nuhun Pak Ita
Semangat..