Oleh: Adhyatnika Geusan Ulun
(Kepala SMPN Satu Atap Lembang Cililin)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami adalah para pemberi peringatan. Di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (Qs. Ad-Dukhan: 3-4)
Menarik untuk dikaji saat menyaksikan sebagian besar umat Islam, khususnya di tanah air, menyikapi datangnya bulan Syaban dengan sejumlah amalan. Tentu bukan tanpa dasar, pastinya atas anjuran para ulama yang mendorong kaum muslimin untuk mengisi bulan kedelapan Hijriyah tersebut dengan sejumlah kegiatan keagamaan. Dan, tujuan utamanya tentu untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Di antara amalan ketika memasuki bulan Syaban adalah dengan memperbanyak salawat kepada Nabi Besar Muhammad saw. Terlebih perintah salawat yang tercantum dalam firman Allah Swt : Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah dan doakanlah keselamatan untuknya (Nabi Muhammad saw).” (Q.S al-Ahzab: 56).
Selanjutnya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan istigfar. Hal tersebut dikarenakan bulan Syaban merupakan mementum untuk menapaki bulan Suci Ramadan. Dan, ketika memasuki bulan suci tersebut, kaum muslimin harus melaksanakan kewajiban puasa dalam keadaan suci agar ibadahnya berdampak pada turunnya rahmat, berkah, dan ampunan dari Dzt Yang Maha Suci, Allah Swt.
Kemudian, bulan Syaban dijadikan sarana riyadah, latihan ibadah. Hal ini selalu diamalkan Baginda Nabi yang tidak pernah melewati hari-hari pada bulan ini dengan melaksanakan puasa sunah. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Daud ra., bahwanya Rasulullah saw tidak pernah melaksanakan saum sunah di bulan-bulan lainnya, sebanyak bulan Syaban.
Dalam riwayat lainnya, dari Umuml Mukminin Aisyah ra, bahwa Nabi Muhammad saw banyak berpuasa pada bulan Syaban. Kemudian, Aisyah ra menanyakan kepada Baginda Nabi, mengapa beliau begitu gemar berpuasa di bulan Sya‘ban. Baginda Nabi menjawab, “Sesungguhnya tiada seseorang meninggal pada tahun tersebut kecuali telah ditetapkan umurnya pada bulan Syaban. Aku ingin ketika dicatat takdirku, aku berada dalam keadaan beribadah dan beramal salih.”
Nisfu Syaban
Adalah pertengahan bulan Syaban yang sering dikenal sebagai Nisfu Syaban menjadi saat istimewa. Sebagian besar kaum muslimin meyakini bahwa Nisfu Syaban adalah saat segala takdir baik dan buruk, juga rezeki. usia, dan capaian kehidupan, ditetapkan oleh Allah Swt. Maka, umat Islam dianjurkan untuk mengisi pada malam Nisfu Syaban diisi dengan amalan baik, seperti memperbanyak istigfar, bersyahadat, salawat kepada nabi Muhammad saw, membaca ayat suci al Quran-khususnya surat Yasin sebanyak tiga kali, salat mutlak, berdoa untuk panjang umur yang berkah dan dijauhkan dari segala musibah, serta bersedekah.
Keistimewaan Nisfu Syaban berdasarkan tafiran para ulama atas firman Allah: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami adalah para pemberi peringatan. Di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad-Dukhan: 3-4).
Berdasarkan ayat di atas, para mufasir beranggapan, selain lailatul Qadar yang Allah rahasiakan kedatangannya, namun Nisfu Syaban menjadi pembuktian Rahmat dan Kasih Allah Swt kepada kaum muslimin yang ingin memeroleh ampunan dan keberkahan-Nya.
Hari ini, Sabtu malam, saat Nisfu Syaban bertepatan dengan 24 Februari 2024, kaum muslimin dianjurkan untuk mengisi momen tersebut dengan amalan-amalan yang dianjurkan para ulama, di antaranya seperti dikuti dari laman NU online:
1. Perbanyak doa
Anjuran memperbanyak berdoa ini dikutip oleh Abror dari hadits riwayat Abu Bakar yang berbunyi: “(Rahmat) Allah turun ke bumi pada malam Nisfu Sya’ban. Dia akan mengampuni segala sesuatu kecuali dosa musyrik dan orang yang di dalam hatinya tersimpan kebencian (kemunafikan).”
2. Perbanyak bersyahadat
Keterangan tentang memperbanyak membaca dua kalimat syahadat itu dirujuk dari Sayyid Muhammad bin Alawi dalam kitab Ithmi’nânul Qulûb Bidzikri ‘Allâmil Ghuyûb yang menyatakan: “Seyogyanya seorang Muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya.”
3. Perbanyak istighfar
Di dalam kitab Ithmi’nânul Qulûb terkait memperbanyak baca istighfar ini. “Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar dapat memudahkan rezeki, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits.”
Akhirnya, semoga dengan mengisi Nisfu Syaban melalui amalan-amalan yang dianjurkan Baginda Nabi Muhammad saw lewat para pewarisnya, para ulama, segala dosa diampuni, kesulitan dimudahkan, dan kesedihan dihilangkan, diberkahi kehidupan diri dan keluarga, keluarga kita diberikan rezeki yang melimpah dan berkah untuk bekal ibdaha, dianugerahi turunan salih-salihah, dijauhkan kita dari fitnah musibah dunia dan akhirat. Dan, yang paling utama adalah kita dicintai allah dan baginda Rasul Muhammad saw. Aamiin. ***