Oleh: Ai Nurhasanah, S.Pd
(SDN 1 Cihampelas)
Dalam proses pengambilan keputusan, paradigma , prinsip, dan pengujian keputusan ini bertujuan dapat mengambil keputusan secara efektif dan bertanggung jawab melalui langkah-langkah yang tepat dan akurat sesuai dengan tahapan pengambilan keputusan yang sudah ditentukan. Kemudian menyusunnya dalam portifolio dengan model 4F (Fact, Feelings, Findings, Future) .
Fact (Peristiwa)
Di Kelas 6 C, SDN 1 Cihampelas terdapat seorang siswa yang kurang disiplin,bernama Apsel. Siswa tersebut sering tidak masuk kelas dengan bermacam alasan. Selain sering tidak masuk kelas, siswa tersebut juga sering datang terlambat dan tugas – tugasnya banyak yang tidak dikerjakan sehingga nilainya pun banyak yang kosong. Sedangkan peraturan sekolah, kedisiplinan, presensi kehadiran, dan tugas-tugas yang harus dikerjakan merupakan syarat untuk dapat mengikuti ujian dan kelulusan.
Penulis sebagai guru kelasnya merasa kasihan jika anak ini tidak lulus akibat ketidak disiplinannya itu, karena itu penulis berulang kali memberi peringatan dan konsekuensi yang harus diterima kepada anak tersebut. Penulis mencoba menyelidiki penyebabnya, dan diperoleh keterangan kedua orang tuanya bekerja di luar kota dan Apsel tinggal berdua dengan kakaknya yang sekolah di SMA yang agak jauh sehingga harus pergi lebih pagi dan tidak sempat memperhatikan Apsel.
Penulis juga menghubungi orang tuanya melaui telepon sebagai pengganti kunjungan ke rumah Apsel. Orang tua Apsel sangat berharap anaknya bisa mengikuti ujian dan meminta Apsel diberi waktu untuk memperbaiki dirinya yang kurang disiplin.
Untuk mengatasi situasi ini, penulis melakukan praktik coaching terhadap Apsel, agar penulis dapat mengambil keputusan cecara cepat, tepat, dan efisien.
Alasan Melakukan Aksi
- Mengenali Nilai – nilai yang saling bertentangan
Situasi tersebut merupakan dilema etika, karena guru harus menentukan pilihan, apakah memperbolehkan Apsel ikut ujian walaupun belum menyelesaikan tugas hariannya, atau harus mengikuti aturan menunggu menyelesaikan dulu tugas – tugasnya ,sedangkan waktu sangat mendesak dan harus ada komitmen dari anak tersebut untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Nilai-nilai yang saling bertentangan pada situasi ini berhubungan dengan aspek moral dan kedisiplinan.
Paradigma pada situasi ini adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan. Nilai-nilai keadilannya yaitu peraturan sekolah, kedisiplinan, presensi kehadiran, dan tugas-tugas semua murid harus melaksanakannya. Sedangkan rasa kasihan yaitu karena Apsel harus lulus, tetapi terhambat oleh ketidakdisiplinan, dan kurangnya perhatian dari orang tua. Maka perlu dilakukan pendekatan untuk menggali masalah dan menemukan sendiri jalan keluar dari permasalahnnya melalui praktik coaching dan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan yang efektif dan bertanggung jawab .
1, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
Orang – orang yang terlibat dalam situasi ini adalah guru, murid, kepala sekolah, dan orang tua muriod
2. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan:
- Kurang disiplin
- Sering bolos sekolah
- Tugas-tugas tidak dikerjakan
- Bangun kesiangan
- Kurang perhatian orang tua
- Rasa kasihan karena anak harus lulus sama dengan anak lainnya
- Adanya komitmen dari anak untuk berusaha memperbaiki diri.
Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dari analisis aksi nyata yang dilakukan, sebagai berikut:
- Paradigma yang terjadi pada kasus ini adalah ‘Rasa Keadilan lawan Rasa Kasihan’ (Justice vs mercy)
- Prinsip pengambilan keputusannya adalah ‘Berpikir berbasis hasil akhir‘ (Ends – Based Thingking )
- Nilai-nilai yang bertentangan dalam kasus ini adalah rasa keadilan lawan rasa kasihan (benar lawan benar).
Pengujian benar atau salah
- Uji legal: Situasi ini tidak ada aspek pelanggaran hukum dan termasuk dilema etika, benar lawan benar
- Uji regulasi : Keputusan yang penulis ambil tidak melanggar regulasi
- Uji intuisi : Tindakan ini tidak berlawanan dengan nilai – nilai yang diyakini
- Uji publikasi : Tidak nyaman apabila dipublikasikan
- Uji panutan /idola: Seorang panutan akan mengambil keputusan yang terbaik yang sangat dibutuhkan oleh orang yang sedang bermasalah
- Pengujian paradigma benar lawan benar : situasi yang terjadi yaitu rasa keadilan lawan rasa kasihan
- Investigasi opsi trilema : meminta orang tua/keluarga mengawasi dan memperhatikan Apsel minimal sampai selesai ujian.
- Buat keputusan : Keputusan yang diambil, Apsel berjanji akan bangun lebih pagi, dan akan mengerjakan tugas – tugas yang belum masuk agar dapat mengikuti ujian dan syarat kelulusan terpenuhi
- Lihat lagi keputusan dan refleksikan : Keputusan yang diambil sudah tepat, karena dapat merubah sikap murid menjadi lebih disiplin dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri, guru juga merasa lega karena kekhawatiran dan rasa kasihan tidak lulus dapat diatasi.
Kolaborasi dengan guru dan Kepala Sekolah
Praktik Coaching untuk Pengambilan Keputusan.
Feelings (Perasaan)
Sementara itu, sebelum melakukan aksi nyata ini penulis merasa kurang percaya diri namun tetap bersemangat dan termotivasi ingin mengukur kemampuan penulis dalam menyelesaikan masalah. Setelah melakukan aksi nyata, merasa bersyukur, bangga, karena dapat menyelesaikan program aksi nyata dari modul 3.1 ini. Dengan melakukan aksi nyata ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah dan menemukan solusi terbaik melalui penerapan pengambilan keputusan yang efektif sebagai pemimpin pembelajaran, dan dapat menjalankan keputusan tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab.
Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran yang dapat diambil dari aksi nyata ini yaitu dapat berkolaborasi dengan semua warga sekolah, dapat mengobservasi dan mengetahui kendala yang dihadapi murid, warga sekolah, dan orang tua, kemudian mengidentifikasi dan mengevaluasi termasuk pada situasi dilema etika ataukah bujukan moral dari situasi tersebut kemudian dapat mengambil keputusan yang lebih baik
Future (Penerapan)
Kegiatan ini sebagai upaya menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid, agar dapat menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang dihadapi kemudian mempunyai komitmen untuk melakukan perubahan pada diri sendiri sehingga tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab sesuai dengan tuntutan Profil Pelajar Pancasila. Penulis sebagai guru juga harus dapat mengidentifikasi masalah murid dan membantu menemukan solusinya sendiri secara cepat, tepat dan efisien dengan menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran melalui langkah-langkah yang tepat. **
Profil Penulis
Ai Nurhasanah, lahir di Bandung tanggal 24 Januari 1967. Domisili di Kampung Cihamirung RT 02 RW 13, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat. Mengajar di SDN 3 Cihampelas, sejak tahun 1992 – 2019, di SDN 1 Cihampelas 2019 – sekarang . Peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat 2021. Anggota PGRI Ranting Kecamatan Cihampelas, Ketua KKG Gugus 3 Kecamatan Cihampelas. Andalan Ranting Bidang Bina Muda Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Cihampelas. Email:ai.nurhasanah2401@gmail.com.,FB: Ai Nurhasanah., IG: ai.nurhasanah24
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun