AZIZ ISMAIL, M.Pd
(Kepala SDN 3 Rancapanggung Cililin Bandung Barat)
Kebijakan yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negera (Kemenpan RB) serta Badan kepegawaian Negara (BKN). untuk memenuhi kekurangan guru yang berasal dari tenaga kependidikan honorer, disambut hangat oleh seluruh guru honorer di Indonesia, terutama oleh mereka yang sudah lama mengabdi bertahun-tahun. Hal ini pula membawa harapan baru bagi mereka untuk menjadi Aparatur Sipil Negera (ASN), walau usia tak lagi muda.
Rekruitmen ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tentu merupakan perjuangan Panjang yang diperjuangkan oleh berbagai asosiasi tenaga honorer. Walaupun harapan mereka agar diangkat langsung tanpa tes tidak terwujud. Hal ini disebabkan karena Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) Nomor 5 tahun 2014 memiliki semangat sistem merit yakni kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja yang diberlakukan secara adil dan wajar tanpa diskriminasi. Sehingga pengangkatan ASN ototmatis harus melalui sejumlah tahapan seleksi melalui tes.
Badan Kepegawaian Negara ( BKN) menerbitkan peraturan BKN Nomor 50 Tahun 2019 yang diubah menjadi Peraturan BKN Nomor 2 tahun 2021 yang mengatur tes ASN melalui CAT (Computer Assisted tes), dimana calon PPPK guru akan dites melalui Komputer dengan melalui berbagai tahapan tes secara daring, baik tes kemampuan teknis, sosiokultural dan wawancara. Para guru yang ikut dalam tes tersebut harus melalui nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Agar mendapatkan nilai diatas ambang batas tersebut, tentu dituntut kemampuan (komptensi) dari para calon PPPK tersebut.
Aturan tersebut tentu saja mengundang kegalauan dari kalangan guru. Mereka menjadi risau seolah tes tersebut menjadi momok dalam perjalanan memperjuangkan nasibnya menjadi lebih baik, dengan harapan menjadi ASN PPPK. Mereka takut tidak mampu mengerjakan sejumlah tes yang akan mereka hadapi, sepertinya mereka trauma setelah beberapa kali mengikuti tes CPNS tetapi gagal. Mereka juga risau, kalau saja mereka tidak mampu mengerjakan tes tersebut maka pupus lagi harapan mereka. Terutama mereka yang sudah berumur, karena kalau tes mereka selalu kalah oleh mereka yang fresh graduate atau anak muda yang baru lulus kuliah. Mereka merasa kompetensi mereka sudah lemah dibandingkan yang muda-muda.
Sekali lagi pemerintah memberikan harapan bagi mereka guru honor yang sudah berumur dengan memberikan afirmasi nilai. Mereka yang usia diatas 35 tahun mendapat nilai bonus, demikian juga bagi mereka yang sudah masuk kategori II, peserta disabilitas, dan guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik yang linear dan sudah bekerja selama minimal 3 tahun. Untuk yang sudah bersertifikat pendidik mendapat afirmasi kemampuan teknis 100%, bagi yang sudah berumur lebih dari 35 tahun 15 %, bagi calon PPPK disabilitas 10% dan Yang sudah masuk kategori II 10%. Tentu hal ini memudahkan mereka untuk mencapai nilai ambang bawah.
Hal tersebut diatas ternyata masih tetap menyisakan kegalauan mereka dengan ketakutan takut tidak lulus. Maka pemerintah memfasilitasi mereka untuk belajar melaui seri belajar dalam akun Sim PKB masing masing guru. Diterbitkan pula E-book agar dapat dengan mudah didownload, dengan harapan dibaca oleh para calon PPPK.
Selain itu, diberi kesempatan pula para calon PPPK itu untuk mengikuti simulasi pengerjaan soal tes melalui Komputer. Simulasi memberikan gambaran bahwa pada saat tes nanti di CAT soal tidak begitu berbeda. Harapan agar soal soal yang akan dihadapi dalam CAT menjadi familiar bagi para calon PPPK. Sehingga mereka lebih berpeluang untuk lebih mudah mengerjakan soal dan memperoleh nilai diatas ambang bawah.
Berbagai LPTK dan Lembaga bimbingan menawarkan untuk memberikan bimbingan kepada para calon PPPK untuk melatih mengerjakan soal tes pada CAT. Walaupun harus berbayar banyak diantara mereka mengikuti kegiatan tesebut. Harapannya pun sama agar mereka mudah dalam menghadapi soal tersebut.
Berawal dari kegalauan dan kerisauan tersebut para guru calon PPPK ternyata memiliki semangat belajar agar mereka lulus Tes PPPK guru. Tetapi dari hal itu memberi dampak yang positif bagi peningkatan kompetensi para guru. Secara tidak sadar mereka kini meningkat kemampuan teknisnya dalam pekerjaan. Mereka menambah wawasan, teori, keterampilan dalam melakukan pekerjaannya. Sehingga meningkat pula kualitas diri mereka baik secara keilmuan maupun kemapuan dan keterampilannya karena terlatih melaui berbagai pelatihan, simulasi dan banyak belajar dengan membaca baik buku maupun E-book.
Sehingga fenomena rekruitmen ASN PPPK guru melalui sejumlah tes melalui CAT akan meningkatkan kualitas pendidikan. Mereka yang lulus ASN PPPK adalah mereka yang memiliki kemampuan yang baik, yaitu diatas nilai ambang batas. Yang tentunya perolehan tersebut berkat hasil belajar yang sungguh-sungguh mereka lakukan untuk menghadapi tes calon ASN PPPK guru. Sehingga keinginan mereka untuk lulus menjadi berbanding lurus dengan kemampuan (kompetensi) yang mereka miliki dan berbanding lurus pula dengan peningkatan kualitas pendidikan.
Harapannya adalah jika mereka sudah lulus ASN PPPK guru semangat menambah ilmu dengan banyak belajar tidak berubah, mereka tetap selalu ingin meningkatkan kualitasnya dengan belajar dan belajar. Sehingga selamanya mereka menjadi guru pembelajar untuk terus meningkatakan kualitas diri demi peningkatan kualitas pendidikan.
Sesuangguhnya guru bukan hanya bisa membelajarkan peserta didiknya, tetapi juga dirinya harus selalu belajar untuk peserta didiknya. Kalau guru sudah tidak mau belajar, maka dia harus berhenti menjadi guru. Karena dunia terus berkembang dan selalu berubah, untuk mengimbanginya guru terus belajar dan mengikuti perkembangan zaman yang sesuai kebutuhan peserta didik dizamannya. Selamat belajar dan selamat meningkatkan kualitas diri dan kualitas pendidikan, semoga kita semua sukses. Ayo, kita capai semua impian dengan kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas, semoga hasilnya bermanfaat. khoerunnas anfa`uhun linnas.***
Penulis:
Nama : AZIZ ISMAIL, M.Pd
Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 18 Februari 1974
Pekerjaan ; Kepala Sekolah
Satuan Kerja : SDN 3 Rancapanggung Kec. Ciliin Kab. Bandung Barat
Masyaa Allah Luar biasa lanjutkan a azis👍👍