Oleh: Yayan Haedar, S.Pd
(SDN Cinangga Sindangkerta)
Sebagian satuan pendidikan masih belum dapat mengembangkan dirinya. Hal ini dikarenakan hanya berfokus pada bantuan yang diberikan oleh pemerintah saja, sedangkan aset yang ada di sekolah tidak dimanfaatkan. Maka dari itu, kita selaku pendidik, hendaklah dapat mengembangkan sekolah dengan aset yang ada, karena Sekolah sebagai sebuah institusi perlu mengembangkan diri untuk menjadi tempat murid dan warga sekolah berkreasi dan berkontribusi.
Untuk mencapai haldi atas, diperlukan ekosistem sekolah yang mendukung. Sekolah harus diciptakan sedemikian rupa, sehingga menjadi motivasi bagi seluruh warga sekolah untuk dapat berkontribusi. Mulai dari kepala sekolah, guru, dan murid haruslah mengembangkan potensi yang ada dan yang dimiliki sekolah. Hal inilah yang sepatutnya kita sebagai seorang guru penggerak harus dapat mengembangkannya sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah.
Selain itu, sekecil apapun potensi yang dimiliki sekolah merupakan aset yang sangat berharga untuk dapat dikembangkan sebagai suatu kekuatan menjadi modal utama. Sumber daya yang dikelola dengan pengelolaan yang cerdas akan menjadi sebuah kekuatan yang sangat besar. Tentunya tidak lepas dari pengelolaan yang terukur dan terarah sesuai dengan kekuatan yang dimiliki sekolah. Kekuatan tersebut akan bisa diketahui jika dilakukan pemetaan yang benar dan terfokus pada sumber tersebut.
Seperti diketahui, sekolah mempunyai berbagai sumber, baik sumber daya lingkungan, maupun sumber daya manusianya. Semuanya merupakan aset bagi sekolah yang ingin mengembangkan institusinya. Dari hasil pemetaan inilah akan menjadi dasar pijakan untuk memulai mengembangkan sekolah.
Selanjutnya, hasil pemetaan sumber daya akan dapat digunakan untuk dasar penyusunan sebuah visi sekolah, dan dijabarkan melalui misi sekolah. Nantinya, akan dituangkan dalam program sekolah. Hasil penyusunan visi, misi dan program sekolah merupakan landasan dasar untuk mengembangkan sebuah sekolah pada tujuan yang sebih terarah dan jelas.
Kemudian, terdapat tujuh sumber daya yang terdiri dari modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Berikutnya, pengembangan komunitas berbasis aset merupakan strategi atau langkah yang sangat efektif dan relevan dikembangkan dalam sebuah komunitas sekolah. Strategi ini nantinya memadukan dua kekuatan yang bersumber dari kekuatan sumber daya manusia (biotik) dan kekuatan yang bersumber dari lingkungan fisik (abiotik). Jika kedua kekuatan ini dipadukan maka akan dapat dijadikan sebuah dasar dalam mengelola sebuah komunitas sekolah agar dapat berkembang dan memiliki nilai keunikan tersendiri
Pada dasarnya, faktor biotik dan abiotik yang ada di sekolah merupakan suatu aset sekolah yang harus dimanfaatkan sebagai sebuah bentuk untuk mencapai visi, misi, dan program sekolah. Pendekatan berbasis aset merupakan cara yang paling tepat untuk mengembangkan sebuah sekolah.
Menurut Green & Haine (2010) dalam Modul Pembelajaran 3.2 Calon Guru Penggerak, terdapat perbedaan yang jelas antara sekolah yang menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan sekolah yang menggunakan pendekatan berbasis aset. Perbedaan antara sekolah yang menggunakan pendekatan berbasis kekurangan dengan pendekatan berbasis aset, adalah sebagai berikut: Sekolah berbasis pada kekurangan/masalah/hambatan, mempunyai ciri-ciri: (1) Fokus pada masalah dan isu, (2) Berkutat pada masalah utama, (3) Mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan – selalu bertanya apa yang kurang, (4) Fokus mencari bantuan dari sponsor atau institusi lain, (5) Merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah, dan (6) Mengatur kelompok yang dapat melaksanakan proyek.
Di lain pihak, beda halnya dengan sekolah yang berbasis pada aset. Sekolah ini memiliki ciri-ciri: (1) Fokus pada kekuatan, (2) Membayangkan masa depan, (3) Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih, dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, (4) Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan), (5) Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, dan (6) Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.
Selanjutnya, pengembangan komunitas yang ada di sekolah adalah sebagai sebuah tujuan untuk mengembangkan sekolah ,bukan sebagai penerima tetapi sebagai pelaksana dari pengembangan aset tersebut dengan program yang telah disusun berdasarkan pemetaan
Menurut Green dan Haines (2002), ada tujuh aset utama atau modal utama dalam pengembangan komunitas berbasis aset, yaitu: (1) Modal manusia, (2) Modal sosial, (3) Modal fisik, (4) Modal lingkungan/alam, (5) Modal finansial, (6) Modal politik, dan (7) Modal agama dan budaya. Sekolah yang memanfaatkan hasil pemetaan sumber daya, akan memiliki program yang memanfaatkan sumber daya di lingkungan sekolah menjadi aset dan kekuatan sebagai dasar untuk mengembangkan sekolahnya ,dengan tidak selalu memikirkan kekurangan.
Atas dasar di atas, dikarenakan sekolah penulis berada di pedesaan dengan alam lingkungan yang di kelilingi perkebunan, maka penulis mengembangkan sekolah dengan melakukan pemberdayaan sector pertanian, di antaranya dengan mengajak siswa untuk membuat kebun dengan ditanami sayur-sayuran. Kemudian, setiap siswa secara suka rela merawat sayuran tersebut dan menghasilkan berupa sayuran yang tentunya membantu mereka, serta sekolah untuk mendapatkan nilai tambah.
Kearifan lokal yang ada di lingkungan sekolah, semuanya berdasarkan hasil pemetaan sumber daya. Semua warga sekolah akan lebih mudah berkontribusi dalam pengembangan program-program di sekolah karena sudah merasa familiar dengan kearifan lokal yang ada pada sekolah tersebut.
Maka, jika sekolah mengembangkan programnya berdasarkan pemetaan sumber daya sebagai aset sekolah, sudah barang tentu akan berkontribusi sangat besar terhadap perkembangan pendidikan. Begitupun dengan sekolah-sekolah yang menggunakan hasil pemetaan sumber daya, akan optimal semua potensi yang dimilikinya.
Simpulan
Dengan pemetaan aset inilah diharapkan setiap sekolah untuk dapat melakukakannya yang tetunya sangat bermanfaat buat kemajuan sekolah itu sendiri . Hal ini dikarenakan dengan pemetaan sumber daya yang ada di sekolah akan menjadi lebih terarah dan fokus pada kedadaan di sekolah masing-masing.
Akhirnya, sumber daya yang sangat kuat yang selalu mengoptimalkan tujuh aset yang dimilikinya, maka peningkatan kualitas pendidikan di sekolah akan berhasil guna.
Semoga dengan pemaparan yang sangat singkat ini bermanfaat buat kita dalam mengembangkan sekolah masing-masing.Terima kasih dan Salam Bahagia!
Profil penulis
Yayan Haedar, S.Pd. Lahir di Bandung tanggal 4 April 1967. Domisili di Kp. Mareleng Rt 001 Rw 007 Desa Cijenuk Kecamatan Cipongkor Kabupaten Bandung Barat. Mengajar di SD Negeri Cinangga Kecamatan Sindangkerta sejak tahun 1988 sampai sekarang. Sebagai peserta Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat. Anggota PGRI Kecamatan Sindangkerta, Ketua KKGO Gugus 7, Pengurus kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kec,Sindangkerta dan Komunitas Praktisi Rancage Guru Penggerak Kecamatan Sindangkerta.
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun
Mantap.dengan 7 aset yang ada di sekolah kita bisa di manfaatksn untuk kemajuan pendidikan terutama disekolah masing-masing .semangat terus tuk berkarya dan berbuat 💪💪💪