Oleh: Soleh Kamaludin,S.Pd
(SMAN 1 Gununghalu)
Penulis percaya pagelaran Seni ini dapat menumbuhkan keaktifan, kolaborasi, kemandirian, menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Selain itu, penulis juga ingin agar murid dapat melestarikan budaya Sunda.
Program Proyek Kolaborasi antar mapel ini merupakan salah satu contoh pembelajaran diferensiasi dan sangat berpihak kepada murid sesuai dengan filosofi Ki Hajdar Dewantara.
Pada program proyek kolaborasi antar mapel ini memuat suara murid, yakni Suara Murid diberikan kebebasan untuk memberikan ide atau gagasan terkait pelaksanaan pagelaran.
Sedangkan pilihan murid dalam proyek kolaborasi ini adalah Pilihan Murid diberikan kesempatan untuk memilih anggota kelompoknya sesuai dengan minat dan bakatnya.
Dan untuk kepemilikan murid pada proyek kolaborasi ini adalah Kepemilikan Murid menampilkan karya seninya dalam sebuah pagelaran
Penulis percaya Pagelaran Seni ini dapat menumbuhkan keaktifan, kolaborasi, kemandirian, menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, selain itu juga penulis ingin Murid dapat melestarikan Bahasa sunda
Kegiatan ini diperuntukkan untuk anak kelas 10,11 IPA/ IPS. Program ini dilakukan pada saat Penilaian Akhir Tahun (PAT). Mitra yang berkolaborasi adalah wali murid sebagai pendukung fasilitas dan Guru Mapel.
Program proyek kolaborasi antara mata pelajaran ini dilakukan karena terdapat asset manusia, yaitu semua murid mempunyai ketrampilan dan kearifan lokal sesuai dengan budaya yang dimiliki diwilayah gununghalu
Selain itu rekan guru yang bisa diajak kolaborasi dengan melakukan analisis terkait Kompetensi Dasar yang dimiliki. pagelaran yang akan ditampilkan sehingga mereka harus berusaha untuk berlatih terlebih dahulu agar pagelaran yang dilaksanakan bisa maksimal dan akhirnya terbukti bisa berjalan secara maksimal.
Selanjutnya adalah pada saat pagelaran siswa datang tepat waktu sesuai jadwal tampil. Dan siswa yang terlambat, solusinya guru selalu mengingatkan lewat WA grup dan bekerja sama dengan wali kelas untuk bisa ikut mengingatkan anak walinya terkait jadwal pagelaran yang mereka akan lakukan.
Karya Seni ditentukan oleh curah ide Murid. Mereka membuat kelompok secara mandiri. Termasuk proses Pembuatan dan sesi latihan. Pagelaran digelar setelah murid mempersiapkan karya seni selama satu bulan, dan disaksikan oleh seluruh warga sekolah dan orang tua murid. Setelah itu, Murid melakukan refleksi.
Perasaan saat merencanakan aksi nyata dalam program yang berdampak pada murid ini adalah merasa tertantang, karena program ini mengedepankan aspek kearifan lokal terkait pagelaran seni sesuai dengan budaya disekitarnya.
Sementara dampak langsung pada diri siswa, misalnya kepedulian aspek lain, tanggung jawab, kedispilinan,dan aspek lainnya yaitu kemampuan siswa untuk bisa menjadi pemimpin sesuai dengan potensi yang dimiliki. Perasaan saat program ini terlaksana perasaan bahagia dan juga optimis dengan pencapaian program dengan pencapaian program yang sudah berjalan, terlaksananya program ini tidak terlepas dari kolaborasi semua pemangku kepentingan terutama siswa yang sangat antusias terlibat dalam program ini.
Proses Pembelajaran
Murid sebagai pemimpin pembelajaran harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga potensi kepemimpinannya bejalan dengan baik. Guru mendampingi murid agar pengambangan potensi kepemimpinan mereka sesuai dengan kodratnya. Murid diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Dalam pembelajarannya kepemimpinan murid sebagai Agen yang memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (Ownership) dalam proses pembelajarannya.
Simpulan
Akhirnya,penulis mengajak para stakeholder mulai dari kepala sekolah, para wakil kepala, rekan guru, orang tua murid, komite sekolah untuk terlibat langsung dalam pengelolaan program yang berpihak pada murid.
Mengidentifikasi program sekolah yang berpihak pada murid dengan mengutamakan suara, pilihan, dan kepemilikan dalam proses pembelajaran mereka, dan melakukan monitoring serta evaluasi terhadap program yang dijalankan akan menciptakan kepemimpinan murid yang sangat diharapkan semua pihak. ***
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun
Profil Penulis:
Soleh Kamaludin, lahir 29 September 1989 di Sindangkerta, Bandung Barat. Tinggal di Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Guru Mapel Matematika di SMA Negeri 1 Gunung Halu Kecamatan Gununghalu sejak 2018, Sebelumnya mengajar di SMP Negeri 3 Sindangkerta dari tahun 2009 – 2018. Anggota PGRI Ranting Kecamatan Gununghalu. Anggota MGMP Matematika Tingkat SMA Kab. Bandung Barat. Merupakan anggota IGI Kab. Bandung Barat. Ketua Pengawas Pembina Koperasi Takhesi Kecamatan Sindangkerta. Ketua Yayasan Sahabat Sehat Zahra Al Maliq, Ketua Rukun Tetangga di Kp. Tagogan Desa Cikadu.
Email:solehkamaludin@gmail.com Fb:Soleh Kamaludin IG: @soleh_kamaludin