NGAMPRAH, (NEWSROOM).-Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat, Dadang A. Sapardan mengungkapkan bahwa pemberian tablet tambah darah (TTD) terhadap sejumlah siswa putri di Kab. Bandung Barat, sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan mereka yang tengah memasuki masa reproduksi, sehingga mereka akan terhindar dari berbagai efek yang diakibatkan dari anemia/kekurangan darah. Selain itu disampaikan bahwa pemberian TTD pada siswa putri dalam jangka panjang akan dapat menekan banyaknya kasus stunting.
“Pemberian tablet tambah darah pada sejumlah siswa putri sangat dibutuhkan untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka,” papar oleh Dadang A. Sapardan dihadapan peserta Pertemuan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Implementasi Program Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Remaja Putri di Sekolah Tingkat Kabupaten Bandung Barat yang diselenggarakan di Hotel Masion Pine, Padalarang, Senin, (23/11/20).
Sebagai SKPD yang membina siswa jenjang SMP, Dinas Pendidikan menyambut baik program BISA (Better Investment for Stunting Alleviation) dari Nutrition International dan Save the Children di bawah koordinasi Dinas Kesehatan tersebut. Melalui kegiatan yang secara teknis dilaksanakan oleh dua Non-Government Organization (NGO) tersebut, diharapkan akan dapat menekan percepatan pencegahan pertumbuhan stunting pada masyarakat di Kab. Bandung Barat. Lewat implementasi program tersebut, Dinas Pendidikan sebagai penerima manfaat dapat berperan serta melalui upaya fasilitasi kegiatan dengan mengajak para siswa putri untuk secara rutin mengonsumsi TTD. Langkah yang dilakukan adalah memberdayakan para guru untuk mengajak dan mengontrol siswanya agar secara rutin mengonsumsi TTD.
Pada kesempatan tersebut disampaikan pula bahwa selama ini Dinas Pendidikan, terutama Bidang Pendidikan SMP berkonsentrasi pada program utama yaitu melakukan penguatan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan kompetensi siswa. Dengan demikian, berbagai program pendukung yang berkontribusi pada peningkatan kompetensi siswa tidak banyak terperhatikan karena adanya keterbatasan. Untuk itu, program BISA yang dilaksanakan di Kab. Bandung Barat dan menyentuh siswa putri tersebut akan sangat membantu menutupi puzel-puzel kosong yang selama ini kurang mendapat tereatment dari satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan.
“Program yang dilaksanaan di bawah arahan Dinas Kesehatan tersebut sangat membantu menutupi puzel-puzel kosong yang jarang mendapat treatment, sehingga saya merasa harus merespons positif atas program ini,” papar Dadang A. Sapardan.
Sementara itu, Ilma, pimpinan Program BISA mengungkapkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun program BISA akan berupaya seoptimal mungkin untuk dapat mendampingi 3,3 juta penerima manfaat yang mencakup wanita usia produktif, anak di bawah 2 tahun, remaja putri, serta kelompok seperti suami, pengasuh anak, dan remaja putra. Program ini akan dilaksanakan pada delapan kabupaten di Prov. Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Salah satu dari kedelapan kabupaten tersebut adalah Kab. Bandung Barat. Untuk mempersiapkan kegiatan agar dapat terlaksana dengan baik, pelaksana program BISA menyelenggarakan Pertemuan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Implementasi Program Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi Remaja Putri di Sekolah Tingkat Kabupaten Bandung Barat.
“Kegiatan pertemuan lintas sektor ini merupakan Langkah lanjutan setelah beberapa kegiatan dilaksanakan,” ungkap Ilma, saat dimintai tanggapannya terkait pelaksanaan kegiatan tersebut.
Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kab. Bandung Barat tersebut menampilkan narasumber dari beberapa SKPD, yaitu Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kantor Cabang Dinas (KCD) VI Prov. Jawa Barat, serta Kantor Kementerian Agama Kab. Bandung Barat. Sedangkan peserta yang hadir merupakan perwakilan dari berbagai SKPD dan satuan pendidikan di Kab. Bandung Barat.****
Berita: DasARSS