PENTINGNYA PEMAHAMAN PSE DALAM PEMBELAJARAN

Oleh : Dikdik Mulyani, S.Pd
(SMPN 3 Cipeundeuy)

 

Seiring pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka (IKM) penerapan Pembelajaran sosial emosional sudah mulai dijalankan di sekolah. Hal ini karena pada kurikulum merdeka sistem pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga diharapkan siswa tidak hanya memiliki intelegensi yang baik tetapi juga keterampilan sosial emosional yang baik.

Dikutip dari buku Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Usia Dini, pembelajaran sosial dan emosional adalah pendekatan dalam pendidikan yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa. Pembelajaran ini melibatkan pembelajaran tentang cara mengenali dan mengelola emosi, berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan sosial yang sehat, dan meningkatkan empati terhadap orang lain.

Kompotensi yang ada pada pembelajaran sosial emosional terdiri dari komponen yang berjenjang dan berkelanjutan sebagai langkah peningkatan kompetensi sosial-emosional. Komponen tersebut yaitu:

  1. Self-awareness(kesadaran diri)
  2. Self-management(manajemen diri)
  3. Responsible decision making(keputusan yang bertanggung jawab)
  4. Social awereness(kesadaran sosial)
  5. Relationship skill(keterampilan sosial).

Tujuan dari PSE yaitu memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri), menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri), merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial), membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi), membuat keputusan yang bertanggung jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

Tujuan dari pendekatan di atas, yaitu untuk membantu siswa memahami dan mengelola emosi, membangun hubungan yang baik dengan orang lain, serta mengembangkan keterampilan sosial yang positif. Pembelajaran sosial emosional perlu dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa, minat dan konsentrasi siswa dalam pembelajaran.

Manfaat Pembelajaran Sosial dan Emosional

1.  Meningkatkan Kesadaran Diri dan Rasa Percaya Diri

Pembelajaran sosial dan emosional membantu siswa meningkatkan kesadaran diri. Dengan memahami emosi dan perasaan, siswa dapat lebih baik mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Hal ini juga dapat membantunya untuk membangun rasa percaya diri yang kuat karena siswa akan lebih mengenal dirinya sendiri dan menyadari nilai-nilai dan kualitas positif yang dimiliki.

2. Meningkatkan Prestasi Akademik

Pembelajaran sosial dan emosional telah terbukti berkontribusi positif terhadap prestasi akademik siswa. Ketika siswa memiliki keterampilan sosial yang baik, mereka dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan belajar, berkolaborasi dengan teman sekelas, dan menghadapi tantangan akademik dengan lebih baik.

Selain itu, kemampuan siswa untuk mengelola emosi juga membantu mengurangi gangguan emosional yang dapat menghambat proses belajar.

3. Mengurangi Tekanan Emosional

Tekanan emosional adalah masalah yang sering dihadapi oleh siswa, terutama dalam menghadapi tekanan dari tugas akademik, pergaulan, dan lingkungan sosial. Dengan pembelajaran sosial dan emosional, siswa belajar untuk mengenali dan mengelola emosi dengan baik.

Mereka juga belajar strategi untuk mengatasi stres dan tekanan emosional sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan mengurangi risiko masalah kesehatan mental.

4. Meningkatkan Empati Terhadap Orang Lain

Pembelajaran sosial dan emosional juga membantu meningkatkan empati siswa terhadap orang lain. Dengan memahami emosi dan perasaannya sendiri, siswa juga menjadi lebih peka terhadap emosi dan perasaan orang lain.

Hal ini membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan mendukung di mana siswa dapat merasa didengar dan dihargai.

5.  Meningkatkan Keterampilan Membangun Hubungan Baik

Keterampilan sosial yang baik sangat penting dalam membangun hubungan baik dengan orang lain. Melalui pembelajaran sosial dan emosional, siswa belajar untuk berkomunikasi dengan baik, memahami perspektif orang lain, dan membangun hubungan yang sehat dan positif.

Keterampilan ini membantu siswa dapat berinteraksi dengan baik dalam berbagai lingkungan sosial, termasuk di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Pembelajaran sosial dan emosional adalah pendekatan pendidikan yang penting dalam membantu siswa berkembang menjadi individu yang berempati, memiliki keterampilan sosial yang baik, dan mampu mengelola emosi dengan lebih baik.

Dengan demikian, pembelajaran sosial dan emosional memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang lebih berdaya saing dan berempati dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Menurut KHD mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Sehingga menjadi manusia yang merdeka, KHD juga menekankan pendidikan budi pekerti yang seimbang serta pendidikan harus berpusat pada murid. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran sosial emosional dengan mengintegrasikan dan membudayakan PSE di kelas dan di lingkungan sekolah, sehingga siswa akan mengenali dan mengelola dirinya dan terbentuk budi pekerti yang luhur. Sehingga tercipta lingkungan belajar yang berpusat pada siswa, aman dan menyenangkan.

Pembelajaran sosial emosional akan mampu membuat seorang guru menyadari dan memahami nilai-nilai dan peran guru penggerak sehingga akan mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu memupuk nilai-nilai karakter siswa sesuai profil pelajar Pancasila baik melalui pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktek mengajar disekolah kurikulum akademik dan penciptaan iklim / budaya sekolah.

Pembelajaran sosial emosional guru dapat membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, menguasai IPTEK, mandiri, kreatif dengan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan. Dengan menerapkan pembelajaran sosial emosional guru dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing siswa sehingga mampu mengontrol diri dan menerapkan budaya positif.

Penerapan PSE dalam pembelajaran guru dapat mengidentifikasi emosional dan karakter siswa yang dapat digunakan sebagai dasar pemenuhan kebutuhan belajar siswa berdasarkan konten, proses dan produk yang disesuaikan dengan minat siswa.

Aksi nyata penerapan Pembelajaran Sosial Emosional disekolah dapat dimulai dengan berbagai cara. Salah satu cara yang penulis lakukan adalah dengan berbagi pemahaman kepada rekan guru di sekolah tentang PSE. Rekan guru di sekolah terlihat sangat antusias dalam mengikutinya, karena merupakan pengetahuan dan hal baru bagi mereka meskipun dalam praktek mengajar di kelas sudah sering dilakukan.

Praktik pembelajaran sosial emosional sebenarnya sering dilakukan di kelas hanya saja guru-guru belum mengetahuinya karena belum terintegrasi dalam RPP. Pada kegiatan ini penulis mencoba memaparkan kompetensi sosial dan emosional yang harus dimiliki oleh guru maupun siswa beserta teknik mewujudkannya KSE menggunakan kesadaran penuh mind fullness serta indikator pembelajaran sosial dan emosional berkaitan dengan kelas dan sekolah demi tercapainya kondisi well being

Aksi nyata Penerapan PSE kepada siswa diantaranya yaitu dengan membagikan pertanyaan-pertanyaan melalui daftar pertanyaan atau kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan biodata siswa, kondisi siswa, apa yang sedang dirasakan, dan apa impian siswa.

Dengan pertanyaan yang disajikan tersebut, siswa diajak untuk mampu mengungkapkan apa yang tengah dirasakan, menggali kembali apa keinginan siswa sehingga siswa mampu memiliki kesadaran mengenai dirinya sendiri. Diharapkan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa memiliki kemampuan untuk memahami emosi, pemikiran, dan nilai-nilai yang dapat mempengaruhi perilaku dalam situasi yang dialami. Langkah tersebut, menjadi langkah pertama bagi siswa untuk dapat meningkatkan kompetensi PSE.

Penerapan pembelajaran sosial emosional dalam pengelolaan diri pada saat di jam rawan pembelajaran dengan menerapkan teknik STOP atau mindfulness: Siswa diminta duduk tenang, kaki memijak lantai, mata dipejam dan selanjutnya diputarkan musik tenang untuk kembali menyegarkan semangat mereka untuk belajar. Belajar secara berkelompok, mengatur tempat duduk siswa, membuat kesepakatan kelas kemudian siswa melaksanakannya secara bertanggung jawab, refleksi pembelajaran merupakan penerapan pembelajaran sosial emosional di kelas.

Tingkat intelegensi bukanlah satu-satunya tolak ukur untuk menentukan kesuksesan. Kemampuan intelektual perlu diimbangi dengan kondisi emosional yang stabil dan baik untuk mendukung iklim bekerja yang baik juga. Pembelajaran sosial emosional sangat penting diajarkan pada siswa sejak dini karena dapat mempengaruhi kesuksesannya di sekolah, pekerjaan, dan kehidupan sosial. **

 

Profil Penulis
Dikdik Mulyani adalah guru SMPN 3 Cipeundeuy kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Bertugas dari tahun 2014 hingga sekarang.