Aziz Ismail, M.Pd
(Kepala SDN 3 Rancapanggung Ciliin Bandung Barat)
Membicarakan tentang dunia pendidikan seakan-akan tak kehabisan tema, dari satu tema ke tema yang lainnya silih berganti. Dari masalah satu ke masalah yang lainnya. Dari prestasi satu ke prestasi lainnya. Sehingga problematika dunia pendidikan selalu menjadi isu yang aktual. Forum ilmiah, opini public, talkshow menyajikan seluruh rangkaian tentang dunia pendidikan. mulai dari praktisi pendidikan dikalangan akademisi, pengamat politik sampai obrolan santai tukang beca di warung kopi mendiskusikan pandidikan. Hal ini karena masalah pendidikan sangat bersentuhan langsung dengan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat golongn bawah samapai golongan atas semuanya akan terusik dengan pendidikan.
Selain pemberitaan raihan prestasi dalam ajang olimpiade tingkat internasional yang dihasilkan oleh putra-putri terbaik bangsa ini. Ternyata pemberitaan yang memerahkan telingan bagi kalangan pendidikan menjadi hiasan dalam headline dalam berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Masyarakat semakain senang mengkonsumsi pemberitaan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam dunia pendidikan. dan ternyata konsumsi publik bertendensi senang pada pemberitaan negatif terhadap dunia pendidikan tentu saja hal ini merupakan hal yang wajar, karena dunia pendidikan yang identik dengan lembaga yang penuh dengan nilai-nilai kebaikan justru digemparkan oleh berbagai berita yang kontraproduktif dengan identitas pendidikan.
Belum lama ini kita mendengar terjadi kekerasan yang dilakukan sekelompok siswi yang dipertontonkan melalui alat komunikasi, dikejutkan pula oleh maraknya para remaja usia sekolah yang tersangkut narkoba, kriminalitas, premanisme, curanmor. Bahkan berita terbaru justru datang dari berita tentang salah satu siswa yang melakukan aborsi karena merasa malu mengandung bayi dalam rahim hasil perbuatan prostitusi di luar nikah, dan yang mencengangkan berita terbaru tentang perbuatan mesum yang dilakukan oleh oknum guru pada siswanya. Tentu saja pemberitaan itu semakin menambah daftar panjang tentang catatan-catatan buruk yang terjadi dalam dunia pendididkan.
Lebih menyakitkan lagi muncul pemberitaan tawaran antar mahasiswa dari berbagai kampus, sikap anarkis mahasiswa dalam berunjuk rasa menjadikan proses pendidikan seakan tidak memberikan arah terhadap nilai-nilai. Padahal mahasiswa sebagai kelompok inteletual muda seharusnya menunjukan sikap-sikap yang lebih baik karena sudah menuju pada jenjang pendidikan yang tinggi. Tetapi pendidikan yang tinggi ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan sikap-sikap yang ditunjukan dalam kehidupannya. Tentu menjadi pertanyaan besar apakah pendidikan tidak memberikan nilai-nilai dalam kegiatan pembelajarannya?
Hal-hal tersebut di atas seakan menjadi menjadi paradox dengan cita-cita yang diharapkan oleh Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 yang mengungkapkan tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini mengsiyaratkan bahwa sesungguhnya pendidikan mempunyai tugas dalam menciptakan manusia Indonesia cerdas serta menempatkan nilai dan moral dalam berbagai segi kehidupan dimasyarakat. Sehingga mestinya pendidikan akan menghasilkan manusia yang cerdas, intelek, beretika, bermoral dan berakhlak mulai berdasarkan keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa.
Pemberitaan buruk tentang dunia pendidikan telah mencoreng tujuan pendidikan nasional yang diharapkan oleh seluruh lapisan masyarakat. Lebih dari itu telah mencederai akan cita-cita para tokoh dunia pendidikan. Dan pendidik (guru)lah yang menjadi sasaran cercaan dari berbagai kelompok masyarakat. Karena guru merupakan ujung tombak yang berperan dalam membina siswa dipersekolahan.
Berdasarkan UU sisdiknas No. 20 tahun 2003 peran guru hendaknya melakukan kegiatan pembelajaran dengan menyertakan pendidkan nilai dalam mengajarkan kelimuan pada siswa. Hal ini sejalan dengan ungkapan bahwa jika pendidikan tidak mengandung pendidikan nilai lebih baik sama sekali tidak ada pendidikan. Hal ini mengingat pentingnya pendidikan nilai.
Kritik pedas terarah pada kurikulum persekolahan yang dinilai tidak mencantumkan pendidikan budi pekerti. Padahal jika kita cermati sesungguhnya berbagai materi dari kurikulum menertakan pendidikan nilai, dan menghendaki guru mengintegrasikan pendidikan nilai dalam kegiatan pembelajarannya.
Pendidikan nilai atau budi pekerti seperti yang diharapkan kurikulum adalah include didalam kegiatan pembelajaran atau terintegrasi pada setiap mata pelajaran. Akan tetapi dengan beratnya beban kurikulum dan administrasi yang harus dikerjakan guru, mengakibatkan guru dikejar oleh target kurikulum dan kewajiban setumpuk administrasi, maka pendidikan nilai budi pekerti seringkali terabaikan atau terlupakan sehingga guru yang diharapkan sebagai pendidik, pengjar dan pelatih tidak dapat terealisasikan. Guru lebih fokus mentransfer ilmu kepada siswa dan melupakan tugasnya sebagai pendidik, yang harus memberikan pendidikan nilai melalui berbagai cara.
Siapa yang salah, siswa? Atau guru?, atau pemerintah? Tentu kita tidak bisa hanya mencari kambing hitam. Kita harus mulai merumuskan bagaimana seharusnya agar pendidikan nilai dapat mewarnai kecerdasan intelektual siswa dengan kecerdasan emosinya dan perilakunya. Agar terjadi antara keseimbangan antara kecerdasan siswa dan perilaku yang mempunyai nilai yang baik.
Ke depan sekolah harus menjadi incubator siswa dalam membina siswa yang bernilai dan memiliki perilaku serta emosi yang mulia. Sehingga keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional siswa menghasilkan siswa sebagai manusia yang utuh sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional.
Penulis:
Nama : AZIZ ISMAIL
Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 18 Februari 1974
Pekerjaan ; Kepala Sekolah
Satuan Kerja : SDN 3 Rancapanggung Kecamatan Ciliin Kab.Bandung Barat
No HP. : 081395271729
Keren! Nilai-nilai pendidikan. Harus!
Tul betul..
Masalah pendidikan harus .menjadi bahan renungan
Mari berpangku tangan mencari solusi