BANDUNG BARAT-(NEWSROOM). Dinas Pendidikan Kab. Bandung Barat dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Kegiatan yang diselenggarakan oleh bidang SMP tersebut menghadirkan para pengawas, fasilitator daerah (Fasda) PPK, GLS, dan sejumlah guru, dilaksanakan di ruang rapat Disdik KBB, Rabu (11/12/2019).
Kepala Bidang Pendidikan SMP Disdik KBB, Dadang A. Sapardan, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa materi yang jadi bahan utama diskusi di atas adalah mengetahui potret nyata pelaksanaan PPK pada jenjang SMP di Kab. Bandung Barat dan melakukan evaluasi implementasi selama tahun 2019. Pasca pelaksanaan kegiatan ini diharapkan pula akan menghasilkan rencana kegiatan implementasi PPK pada tahun 2020.
“Diperlukan potret nyata implementasi penguatan pendidikan karakter setiap sekolah jenjang SMP. Sehingga hal ini akan menjadi rekomendasi bagi Disdik dalam menghasilkan rencana kegiatan implemntasi PPK pada tahun 2020,” ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sejumlah manfaat implementasi PPK diantaranya; mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21 dalam hal, berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan berkolaborasi. Sehingga hal ini diperlukan pembelajaran yang terintegrasi di setiap sekolah, dan di luar sekolah dengan pengawasan guru, dan penguatan peran keluarga dalam mendukung PPK.
Dadang pun menambahkan bahwa diperlukan revitalisasi peran kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK. Selanjutnya perlunya revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat.
Hal di atas, masih menurutnya, sangat bermanfaat dalam menciptakan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Daerah, Lembaga Masyarakat, Pegiat Pendidikan, Pegiat Kebudayaan, dan sumber-sumber belajar lainnya, dalam penguatan PPK.
Sementara itu, Iwan Hermawan, pengawas pembina, menyampaikan bahwa fokus gerakan PPK adalah berkenaan dengan: Struktur Program, Struktur Kurikulum, dan Sturuktur Kegiatan. Hal ini sesuai dengan lima nilai utama karakter yang menjadi prioritas PPK, yakni religius yang mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Nasionalis yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Selanjutnya Gotong Royong yang mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama. Setelah itu Integritas yang merupakan upaya melahirkan generasi yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan. Akhirnya nilai Mandiri yang bermakna mengoptimalkan potensi diri dengan tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita.
Menurutnya, gerakan PPK harus berbasis kelas, budaya sekolah dan masyarakat. Untuk itu dalam mengimplentasikannya harus melibatkan semua pihak. Sehingga hal ini dapat mempercepat pemahaman warga sekolah tentang PPK sebagai hal yang penting dalam hal penguatan karakter yang akan melahirkan generasi unggul dalam IPTEK, IMTAK, dan nasionalis dengan tidak meninggalkan kearifan lokal.
Senada dengan Kasi Kurikulum SMP, Samid Rusmam, yang mengungkapkan bahwa sesuai dengan pengertian PPK sebagai gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karekter siswa melalui harmonisasi oleh hati (etik), oleh rasa (estetis), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestatik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Menurutnya bahwa penguatan pendidikan karakter di sekolah dapat melalui berbagai cara. Salah satu di antaranya adalah dengan menggalakkan kembali peran kerafifan lokal, khususnya budaya Sunda, dalam impelementasinya. Disampaikan juga, nasihat berupa pupuh, sisindiran dalam sastra Sunda sangat berperan dalam menerapkan penguatan pendidikan karakter kepada siswa. Sehingga secara tidak langsung menanamakan karakter-karakter baik sekaligus melestarikan budaya lokal kepada siswa.***
Berita: Riska Mutiara
Editor: Adhyatnika GU.