Berita: Riska Mutiara
PADALARANG – (NEWSROOM). Menurut penelitian para ahli kebumian, beberapa tahun terakhir ini terungkap beberapa fakta yang menyebutkan bahwa di Kabupaten Bandung Barat terdapat patahan aktif yang dapat mengakibatkan gempa bumi besar. Patahan itu disebut Sesar/Patahan Lembang. Patahan Lembang membentang dari Timur ke Barat sepanjang 29 km. Patahan sepanjang ini, bila energinya dilepaskan bersamaan dan seketika, akan menimbulkan gempa bumi dengan prediksi kekuatan antara 6 – 7 SR..
Padalarang adalah salah satu lokasi yang akan terkena dampak bila suatu saat gempa bumi terjadi. Terbentuk dari kesadaran itulah pada hari Sabtu tanggal 18 Mei 2019, SMP YP Mustika Padalarang melaksanakan simulasi evaluasi bencana gempa dalam pelaksanaan PPK SPAB (Pengembangan Pendidikan Karakter Satuan Pendidikan Anti Bencana), karena hasil analisis tim PPK di sana menyatakan bahwa di wilayahnya termasuk rawan gempa tinggi karena berada di wilayah patahan Lembang.
Kepala SMP YP Mustika, Muhammad Abdul Kholiq sangat mengapresiaisi dan mendukung penuh kegiatan ini karena pada prinsipnya mencegah lebih baik daripada mengobati. Gempa bumi adalah satu keniscayaan alam, SMP YP Mustika yang memiliki bangunan dengan struktur tanah yang rawan jika terjadi gempa berusaha mempersiapkan keluarga besarnya untuk menghadapi segala kemungkinan dan membekali mereka dengan SOP menghadapi bencana alam secara dini.
“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini, karena selain melaksanakan program PPK Iman Go Realisme ( Integritas, Mandiri, Gotong royong, Religius dan Nasionalisme ) yang sangat membantu realisasi visi misi sekolah yang berakhlak mulia, berfikir cerdas dan kreaif dalam berkarya, kegiatan ini juga bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan awal bagaimana menghadapi bencana, minimalnya untuk melindungi diri sendiri.” papar Abdul saat membuka kegiatan.
Kegiatan simulasi ini melibatkan seluruh anggota keluarga besar SMP YP Mustika mulai dari Kepala Sekolah, para Wakasek, Guru, Staf TU, tim PPK, OSIS, serta siswa kelas 7 dan 8. Kegiatan dimulai dengan SAMSUPATIKA (Sambut Siswa Pagi Mustika ) oleh para guru dan Kepala Sekolah, do’a bersama siswa dibimbing oleh guru dan perwakilan OSIS, kemudian KBM di kelas masing-masing. Siswa sebelumnya sudah dibekali SOP ketika menghadapi gempa sehingga saat simulasi dilaksanakan, para siswa sudah melakukannya sesuai SOP, seperti tindakan melindungi diri ketika terjadi gempa, cara keluar kelas ketika gempa terjadi, dan memanfaatkan jalur evakuasi menuju lapangan terbuka sebagai titik kumpul.
Fasilitator PPK Kabupaten Bandung Barat juga Wakasek Kurikulum SMP YP Mustika, Yanti Pertiwi mengungkapkan pentingnya kegiatan Simulasi ini karena menyadari bahwa bencana datang tanpa diduga,dan memerlukan kesiapan mental yang cukup untuk bisa melewatinya dengan baik agar tidak jatuh korban di sekolahnya.
“Kegiatan simulasi bencana gempa untuk sekolah yang berada di daerah rawan gempa tinggi sangat penting dilakukan karena melihat struktur tanah dan gedung yang banyak menggunakan tangga dari gedung satu ke gedung lainnya akan sulit mengendalikan siswa jika tidak dibekali SOP menghadapi bencana secara dini, dan mereka akan kesulitan menyelamatkan diri karena ketidaksiapan mental. Namun jika dibekali dengan pengetahuan sebelumnya mereka akan lebih siap dan waspada menghadapinya.” pungkasnya.