Oleh: Siti Jubaedah, S.Pd. M.A P
(SDN Cijanggel Cisarua Bandung Barat)
Artikel ini membahas tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di sekolah, yaitu kegiatan pembelajaran yang bermakna bagi murid. Setiap murid terutama usia sekolah dasar merupakan pembelajara yang hebat, sesuai karakteristik usianya. Mereka belajar dengan kegiatan yang melibatkan semua aktivitas terutama aktivitas fisik. Pada usia ini murid senang melakukan kegiatan pembelajaran dengan langsung melakukan tindakan, mengekporasi, mengidentifikasi sehingga pembelajaran akan berdampak positif dan akan memberikan pengalaman yang utuh.
Setelah melakukan identifikasi tujuh sumber daya sekolah, maka penulis menyadari bahwa sekolah kami memiliki kekuatan aset yang luar biasa, salah satunya adalah sumber daya alam sekitar sekolah. Sumber daya alam sekolah kami memang sangat istimewa, yakni berada pada kawasan pertanian yang memiliki lahan subur dengan keindahan alam yang sangat luar biasa. Salah satu aset alam yang unggul adalah Little Farmer milik PT. Bio Farma Cisarua.
Little Farmer merupakan sarana wisata edukasi bagi pelajar dari pengunjung lainnya, misalnya belajar mengenal cara bercocok tanam, pengolahan sampah atau menjelajah alam terbuka sebagai bagian dari mencintai dan kepedulian terhadap lingkungan alam.
Selama ini, sekolah belum mampu memanfaatkan sumber daya alam sekitar. Pembelajaran yang dilakukan hanya terpaku pada materi yang ada dari buku sumber. Selain itu, pembelajaran kurang mengakomodasi kebutuhan murid, kurang memanfaatkan sarana pembelajaran lingkungan sekitar yang sangat berdampak pada siswa. Padahal daerah kami secara budaya, tradisi dan mata pencahariannya adalah masyarakat pertanian, peternakan, dan budi daya tanaman lainnya. Beluml agi, ada beberapa tempat milik perusahaan yang merupakan Desa Wisata atau sebagai sarana edukasi belajar bagi pengujung, terutama pelajar dari daerah lain.
Setelah mempelajari modul tentang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya, penulis mulai bergerak untuk mengambil langkah, untuk memanfaatkan sarana di atas sebagai sarana pembelajaran yang berdampak pada murid.
Dengan menggunakan konsep BAGJA, (1) Buat pertanyaan. Bagaimana menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, pembelajaran yang selama ini sudah dilakukan dan pembelajaran seperti apa yang menyenangkan bagi murid itu? (2) Ambil Pelajaran. Apa yang dapat diambil dari pembelajaran yang akan dilaksanakan? (3) Gali mimpi. Bagaimana memanfaatkan lingkungan pembelajaran di lingkungan sekitar sekolah? (4) Jabarkan Rencana. Bagaimana proses pelaksanaan pembela-jaran yang menyenangkan dan apa indikator keberhasilannya?, dan (5) Atur Eksekusi. Siapa yang terlibat dan apa perannya masing-masing?, Bagaimana pengaturan/manajemen tindakan pelaksanaannya dan apa bentuk refleksi dari pelaksanaan kegiatan itu.
Dengan menyadari bahwa murid tumbuh dan berkembang dari latar belakang budaya daerah setempat, yang sudah sudah seharusnya budaya dan kearifan lokal dilestarikan, dimanfaatkan dan eksplorasi sebagai bagian edukasi pendidikan sebagai bekal murid untuk kehidupannya di masa yang akan datang.
Setelah melakukan serangkaian tahapan persiapan, penulis membuat rancangan aksi nyata dengan memanfaatkan sumber daya unggulan yang dimiliki sekolah.
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diharapkan, sesuai dengan tahap perkembangan dan karakteristik usia kelas bawah di Sekolah Dasar, yaitu pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa dengan konsep pembelajaran yang berasal dari suara siswa lewat diskusi bersama di dalam kelas, kemudian pilihan belajar dari siswa, ide, saran, serta strategi belajarnya, sementara guru dan pembimbing sebagai fasilitaor atau pendamping murid.
Kegiatannya dengan cara bereksplorasi, menemukan cara atau mencari ide secara berkelompok, materi tiga jenis sudut serta mengekpresikan diri dengan membuaat gambar dari tiga jenis sudut. Kegiatan ini bermanfaat juga, agar siswa mampu bekerja sama, menemukan ide/kreativitasnya, serta melakukan kegiatan untuk mengembangkan kemampuan motoriknya., karena murid bergerak bebas di alam terbuka.
Tujuan yang diharapkan pembelajaran mengidentifikasi jenis sudut merupakan pembelajaran yang terintegrasi dengan program Ekstrakurikuler Wajib Pendidikan Kepramukaan (EWPK). Kegiatan ini merupakan kegiatan dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid agar pembelajaran memiliki dampak positif bagi murid. Tujuan adalah sebagai berikut.
- Melalui kegiatan pembelajaran di alam terbuka dengan mengintegrasikan pembelajaran dengan ektrakurikuler pramuka, akan berdampak positif sehingga murid mampu berekspresi dengan ide, gagasan dan menemukan kreativitasnya sendiri.
- Melalui pembelajaran di alam terbuka, siswa mampu bekerja sama secara kelompok, murid dapat memahami jenis-jenis sudut dengan berbagai media sesuai dengan kreativitasannya dan mengekspresikan diri dengan gambar bentuk dasar 3 jenis sudut.
- Melalui pembelajaran di alam terbuka, pembelajaan lebih menyenangkan, semangat, bermakna dan memberi pengalaman yang positif bagi murid sehingga pembelajaran akan berdampak pada tumbuh-kembang selanjutnya.
Setelah merencanakan suatu kegiatan yang berdampak kepada murid, yaitu pembelajaran di alam terbuka dengan mengiidentifikasi tiga jenis sudut dengan pembelajaran yang terintegrasi dengan kegiatan EWPK. Selanjutnya, guru berkolaborasi bersama guru lain dan siswa kelas v untuk membantu pelasanaan, meninjau dan mengobservasi tempat, menyiapkan sarana yang diperlukan.
Bersama siswa di kelas, kami melakukan diskusi bersama, setelah mengemukakan kegiatan, siswa bersama guru sepakat memerencanakan pembelajaran, misalnya menentukan hari, metode pembelajaran, kegiatan yang akan dilaksanakan serta kepekatan kelas tentang aturan belajar di alam terbuka.
Selama proses kegiaran dari awal sampai akhir pembelajaran, Melalui pembelajaran siswa mampu bekerja sama secara kelompok, murid dapat memahami jenis-jenis sudut dengan berbagai media sesuai dengan kreativitas dan mengekspresikan diri dengan gambar bentuk dasar tiga jenis sudut.
Melalui pembelajaran di alam terbuka, siswa melakukannya dengan perasaan senang, penuh semangat, bermakna dan murid aktif menemukan sendiri dengan ide kreatifnya. Ada beberapa hal yang tidak terduga yaitu murid mampu melakukan kreativitas sesuai minat , idenya. Misalnya, mereka memperagakan tiga jenis sudut dengan badannya sendiri, atau bersama teman sekelompokkan melakukan gerakan berbaris. Dengan demikian proses kegiatan pembelajaran ini akan memberikan pengalaman yang positif bagi murid sehingga pembelajaran akan berdampak pada tumbuh kembang selanjutnya.
Pada saat melakukan refleksi, murid mengungkapkan perasaan senangnya dan kemudian guru melakukan tanya jawab tentang apa yang sudah dilakukan, pengalaman dan hal yang menarik dari kegiatan belajarnya. Alhamdulillah, aksi nyata telah selesai dari awal persiapan, pelaksanan dan evaluasinya, dan akan dilakukan lagi pembelajaran dengan materi yang berbeda sebagai perbaikan atas kekurangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Akhirnya, pengelolaan pembelajaran yang berdampak kepada murid ini dapat terus dilaksanakan. Tentunya dengan merefleksi dari hasil kasi nyata sebelumnya, agar memperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Mengingat pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada akan mampu membawa perubahan positif bagi pembelajaran dengan maksimal, tanpa melihat sisi kekurangan, namun berpikir bagaimana memanfaatkan potensi yang dimiliki sekolah.
Kemudian penulisan akhir aksi nyata ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi rekan komunitas sekolah, dan penulis mengharapkan adanya upaya perbaikan dengan aksi nyata serupa demi perbaikan di masa yang akan datang, dengan lebih kreatif dan inovatif lagi.***
Pewarta: Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan
Profil Penulis
Siti Jubaedah, S.Pd. M.A.P. Mengajar di SD Negeri Cijanggel Kecamatan Cisarua KBB. Beralamat di jalan Kolonel Masturi 266 Cisarua. Penulis merupakan Lulusan S1 PG PAUD UPI Bandung dan Magister (S2) Manajemen Sumber Daya Aparatur STIA LAN RI Bandung. Pengalaman mengajar, dengan latar belakang PG PAUD, pernah mengajar di beberapa TK, sebagai guru dan Kepala Sekolah Pada TK Bhayangkari 47 SPN Polda Jabar, kemudian mendapat tugas dari Bupati KBB untuk mengajar di SDN Cijanggel Cisarua sampai sekarang.