Oleh: Siti Saropah, S.Pd.
(SD Islam Baitul Hikmah Kota Bandung)
Sekolah adalah tempat terbentuknya karakter bagi peserta didik. Oleh karena itu, sekolah harus mampu menanamkan budaya positif bagi peserta didik di sekolah, apalagi setelah pembelajaran moda daring (online) selama kurang lebih dua tahun. Banyak kebiasaan peserta didik yang harus kembali ditanamkan dan ditumbuhkan di sekolah. Salah satunya adalah kedisiplinan.
Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan setiap intstitusi pendidikan kapan pun dan dimana pun. Lingkungan sekolah bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan warga sekolah yang ada mulai dari peserta didik, guru, staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah, bahkan sampai orang tua peserta didik. Sangatlah tepat, himbauan yang mengatakan bahwa tanggung jawab penciptaan lingkungan yang bersih dan sehat merupakan kewajiban dan tanggung jawab bersama.
Seperti diketahui, sekolah Adiwiyata diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun 2013. Di sana disebutkan bahwa sekolah Adiwiyata bisa berbentuk sekolah tingkat dasar, menengah pertama, atau menengah atas dan sederajat, baik sekolah negeri yang dikelola pemerintah maupun swasta yang telah terakreditasi.
Adapun tujuan diselenggarakan sekolah Adiwiyata adalah mewujudkan masyarakat sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan dengan tiga cara, yaitu 1) menciptakan tempat belajar yang lebih baik untuk meningkatkan mutu peserta didik, guru, wali peserta didik, hingga masyarakat sekitar sekaligus melestarikan lingkungan hidup. Kemudian, 2) ikut membantu melestarikan lingkungan hidup demi keberlangsungan generasi yang akan dating, dan 3) warga sekolah bertanggung jawab dalam menyelamatkan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan upaya untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan. Semua itu, pada akhirnya dapat menggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan generasi sekarang dan yang akan datang.
Adalah SD Islam Baitul Hikmah Kota Bandung merupakan tempat belajar yang ingin para peserta didiknya memiliki karakter peduli lingkungan bahkan setelah lulus. Oleh karena itu,, sekolah ini mengintegrasikan tiga prinsip dasar dalam penentuan kurikulumnya, yakni edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Edukatif berarti pendidikan lingkungan melalui berbagai pembiasaan hidup berdampingan dengan alam, seperti memelihara dan mengelola lingkungan itu sendiri. Hal ini diharapkan dapat mengubah pola pikir dan perilaku warga sekolah menjadi manusia-manusia yang peduli lingkungan, menjadikan warga yang cinta lingkungan, baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.
Sementara itu, partisipatif adalah melaksanakan program sekolah secara komprehensif, mulai dari pihak pemerintah sampai masyarakat. Oleh karena itu, sekolah bisa menyusun kegiatan yang berhubungan dengan program green school ini berdasarkan kesepakatan dengan orangtua peserta didik maupun warga sekitar.
Selanjutnya, berkelanjutan memiliki arti bahwa program sekolah Adiwiyata adalah dapat dilakukan terus-menerus hingga tujuannya tercapai. Tujuan sekolah Adiwiyata sendiri adalah menimbulkan kesadaran semua pihak tentang peduli lingkungan.
Dalam pengembangan kegiatan peduli lingkugan ini, semua warga sekolah dianjurkan untuk saling peduli, mengingatkan dan membiasakan, dalam menjaga lingkungan. Pendidikan tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan pendidikan yang berkarakter berbasis wawasan lingkungan sekolah yang bersih, hijau dan sehat, dilakukan sejak usia dini agar menjadi budaya yang positif sampai dewasa nanti.
Kegiatan ini dinamakan Lingkungan Bersih Hijau, dan Sehat (Berhias), yaitu kegiatan melestarikan dan membiasakan dalam menjaga lingkungan SD Baitul Hikmah. Darinya diharapkan peserta didik belajar berkarakter yang mencakup berakhlak, dan bertanggung jawab sebagai makhluk sosial dan makhluk yang paling sempurna .
Wawasan Kebijakan Program Adiwiyata SD Islam Baitul Hikmah
Program Berhias ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal; yaitu karena beberapa peserta didik kurang peduli terhadap lingkungan sekolah, dan kesehatan. Adapun program ‘Berhias’ SD Islam Baitul Hikmah yaitu:
- Penjadwalan piket kelas harian.
- Program jumat bersih, yaitu melakukan kegiatan pelestarian lingkungan sekolah, seperti membersihkan selokan di sekolah, memelihara kebun bunga, menanam bibit sayur, mengolah limbah, dan lain-lain sesuai jadwal yang ditetapkan.
- Ekstrakurikuler lingkungan, yakni program di luar kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan satu minggu sekali dengan melakukan kegiatan berbasis lingkungan, seperti menanam, memelihara, dan mengelola lingkungan sekolah.
- Adanya fasilitas berbasis lingkungan, seperti taman toga sekolah, hutan sekolah, atau green house.
- Terdapat pengelolaan sampah, baik untuk membuat kompos maupun dialihfungsikan menjadi karya seni.
- Melakukan penghematan sumber energi, seperti air dan listrik, dengan minimal menempel stiker imbauan di dekat keran air atau saklar listrik.
Gambar 1. Sarana Pendudkung Ramah Lingkungan SD Islam Baitul Hikmah Kota Bandung
Gambar 2: Guru dan peserta didik Islam Baitul Hikmah sedang melaksanakan aksi nyata penghijauan dan pelestarian tanaman toga.
Kegiatan Program ‘Berhias’
Dalam program ’Berhias’, peserta didik aktif melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kemudian, mereka dapat menghasilkan suatu karya terkait lingkungan hidup (puisi, sajak, pantun, kesenian, makalah, laporan kegiatan, penelitian, dan lain-lain.
Selanjutnya, peserta didik dapat menerapkan pengetahuan lingkungan hidup dalam memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. Akhirnya, semua peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pembelajaran lingkungan hidup, melalui majalah;bulletin sekolah;pameran;website;radio;TV;surat kabar; dan jurnal.
Di sisi lain, pada pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan, di antaranya:
- Tersedianya unsur mekanisme pengelolaan dan pemeliharaan sarana terdiri atas: penanggung jawab, tata tertib, pelaksana, pengawasan yang dibentuk dalam wadah Gugus Tugas Guru/Task Force.
- Efisiensi pemakaian listrik, air, ATK.
- Meningkatnya kualitas pelayanan kantin sehat:
- Kantin tidak menjual makanan minuman yang mengandung bahan pengawet, perasa yang tidak sesuai standar kesehatan
- Kantin tidak menjual makanan yang tercemar/terkontaminasi/kadaluarsa
- Kantin tidak menggunakan kemasan makanan tidak ramah lingkungan (plastik, stereofoam, alumunium).
Simpulan
Program Adiwiyata terbukti menciptakan sekolah yang nyaman, aman dan harmonis, khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik. Secara otodidak peserta didik perlahan menjadi generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumber daya disekitar sekolah terdidik melek terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Akhirnya, tujuan utama program ‘Berhias’ adalah untuk mendidik generasi muda agar peduli terhadap lingkungan hidup.
Ingat, kita tidak punya planet cadangan untuk hidup. Jadi, jagalah selalu kelestarian lingkungan demi bumi kita!
Profil Penulis:
Siti Saropah, S.Sos.I, S.Pd. Lahir di Bogor, 12 Juli 1982, anak ke 3 dari 7 bersaudara . Berdomisli di Kota Cimahi Jawa Barat. Peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Bandung Barat Tahun 2021. Bertugas sebagai guru di SD Islam Baitul Hikmah Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Provinsi Jawa Barat sejak Tahun 2022 . Menyelesaikan S1 Pengembangan Masyarakat Islam Universitas Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2005, S1 Perguruan Guru Sekolah Dasar Unpas Bandung Tahun 2017. Email: saropah2@gmail.com , FB & IG: Syifa Neshia Elzahro
Pewarta : Adhyatnika Geusan Ulun-Newsroom Tim Peliput Berita Pendidikan Bandung Barat.