Oleh: Dadan Hermawan, M.Pd
(Guru SDN Litajaya)
Sejatinya guru bukan ‘dewa’ dan murid bukan ‘kerbau.’ Artinya, dalam lingkungan pendidikan, tak selalu apa yang keluar dari mulut sang guru adalah kebenaran mutlak, begitupun sebaliknya, murid juga bukan objek pasif yang tak bisa mengutarakan kebenaran yang sama. Keduanya terikat dalam relasi kolektif kolegial; saling memberi manfaat satu sama lain. (Soe Hok Gie)
Memiliki murid yang literat, mandiri, kreatif, kolaboratif dan bertanggung jawab sebagai bentuk jiwa kepemimpinan yang tinggi merupakan impian kita semua sebagai pendidik.Tantangan zaman yang semakin berat membutuhkan generasi penerus yang kuat, literat, serta memiliki rasa empati dan peduli yang tinggi terhadap sesama. Kemampuan literasi menjadi sebuah pondasi penting dalam pendidikan di sekolah dasar. SD Negeri Litajaya telah mengambil langkah inovatif dengan membentuk dan mengenalkan agen literasi sebagai bagian dari program sekolah untuk menanamkan jiwa kepemimpinan pada diri murid.
Latar Belakang
Program Literasi “SAMI SAHABAT” adalah sebuah program ko-kurikuler sekolah dengan berbasis Aset/kekuatan (Asset based thinking) yang memanfaatkan dan mengoptimalkan aset-aset yang ada di sekitar sekolah. SAMI SAHABAT (Satu Minggu Bersama Anak Hebat) merupakan kolaborasi peer to peer learning agen literasi (kelas 4-6) bersama teman atau adik kelasnya (kelas 1-3) dalam mendorong keterampilan literasi yang dibutuhkan dan diminatinya dengan mengeksplore segala kekuatan yang ada dilingkungan sekolah. Program ini melibatkan dan mengembangkan student agency (kepemimpinan murid) mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program
Program ini dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan antara visi sekolah dengan ketercapaiannya, yakni masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan literasi murid. Hal ini terbukti dengan hasil evaluasi pada pembelajaran intrakurikuler yang tergolong rendah capaian murid terutama dalam bidang literasi. Nilai raport pendidikan sekolah yang masih belum maksimal terlihat dengan masih berwarna kuningnya capaian literasi dengan skor raport di bawah 80.SSekolah memiliki modal/aset yang menunjang dalam peningkatan keterampilan literasi bagi murid, baik modal manusia, fisik, politik, sosial, lingkungan alam, agama dan budaya, serta finansial.
Berdasarkan hasil wawancara, angket dan pemetaan kebutuhan belajar murid, diperoleh data atau informasi sebagai suara (voice) dimana mereka mengharapkan ada satu kegiatan di luar kelas yang melibatkan mereka secara aktif, berkolaborasi dengan suasana santai tanpa tekanan dan pilihan (Choice) murid yakni mereka menginginkan belajar bersama teman atau kakak kelas yang mampu (agen literasi) agar merasa lebih dekat dan terhindar rasa takut . Di sini murid yang terpilih menjadi agen literasi yang aktif bertanggung jawab dalam pembimbingan teman atau adik kelasnya dan menempatkan guru sebagai fasilitator (ownership). Oleh karena itu dibutuhkan satu program yang bisa mengembangkan kemampuan literasi dan kepemimpinan murid yang nyaman dan menyenangkan.
Berdasarkan suara dan pilihan murid tersebut dan hasil diskusi dengan kepala sekolah serta dewan guru disepakati dilaksanakannya program literasi SAMI SAHABAT (Satu Minggu Bersama Anak Hebat) untuk menjawab semua tantangan dan harapan yang ada terkait literasi serta penumbuhan jiwa kepemimpinan murid dengan pendekatan kolaboratif antar warga sekolah.
Tujuan Program
Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan literasi murid. Melalui Program Literasi SAMI SAHABAT, murid akan memiliki jiwa literat dan student agency yang bertanggung jawab serta memiliki motivasi untuk terus belajar dalam melatih keterampilan secara kreatif, kritis, mandiri, dan kolaboratif.
Capaian dan Langkah Program
Capaiannya adalah terwujudnya murid yang literat serta terbangun jiwa kepemimpinannya. Langkah-langkah dari program Literasi SAMI SAHABAT ini adalah diawali dengan identifikasi minat murid melalui angket dan wawancara terkait upaya peningkatan motivasi dan kemampuan literasi serta cara menumbuhkan kepemimpinan murid. Kemudian identifikasi kebutuhan belajat murid terkait literasi oleh guru/wali kelas. Hasil dari kegiatan tersebut dicatat untuk didiskusikan bersama kepala sekolah dan dewan guru, sampai dihasilkan keputusan program yang sesuai dengan suara dan pilihan murid yakni SAMI SAHABAT. Program ini memberdayakan murid kelas 4-6 sesuai kriteria untuk menjadi agen literasi dalam melakukan pembimbingan atau mentoring kepada murid kelas 1-3 sesuai kebutuhan belajar yang dipilihnya. Peran guru dan orang tua hanya sebagai fasilitator dalam membantu mereka belajar dan menilai hasil belajarnya.
Struktur dan Kapasitas Program
Dengan program SAMI SAHABAT ini diharapkan murid lebih antusias dalam berliterasi, Dimana pelaksanaannya berbentuk peer to peer, anak hebat (kelas 1-3) akan di dampingi oleh Agen Literasi sehingga murid dapat belajar dengan suasana yang baru, nyaman, dan menyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajarnya masing-masing. Guru diposisikan sebagai fasilitator dalam membantu agen literasi mendampingi adik kelasnya belajar sesuai pilihannya. Program tersebut dilaksanakan setiap hari Kamis pukul 07:00- 08:00 dan pada hari Selasa, Rabu, Jum’at, dan Sabtu pukul 10:00 – 11:00. Evaluasi kegiatan SAMI SAHABAT dilaksanakan setiap hari Kamis baik berupa tes maupun unjuk karya/presentasi. Penilaian dilakukan untuk mengukur keberhasilan murid kelas 1-3 dalam menguasai kebutuhan belajarnya serta kepemimpinan murid dalam proses belajar.
Sedangkan, kapasitas yang dimiliki SDN Litajaya adalah memiliki 7 sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan dalam mendorong pengembangan program literasi SAMI SAHABAT. SD Negeri Litajaya berlokasi di Jalan Raya Cipanji Nomor 100 Desa Cihampelas Kecamatan Cihampelas Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah murid 288 orang dan 17 orang pendidik dan tenaga kependidikan dengan 90% usia muda dan potensial dalam literasi dan kepemimpinan. Sumber daya lain yang tidak kalah potensialnya yakni modal sosial dengan adanya dukungan penuh dari Paguyuban Orang Tua, modal fisik yang sangat memungkinkan untuk belajar literasi dengan adanya perpustakaan, panggung kreasi dan lapaangan yang memadai untuk belajar out class.
Evaluasi Program
Evaluasi program kegiatan SAMI SAHABAT dilaksanakan secara menyeluruh baik kepada kepala sekolah, guru, orang tua, maupun murid setiap hari Kamis baik berupa tes lisan , wawancara, maupun unjuk karya/presentasi. Penilaian dilakukan untuk mengukur keberhasilan murid kelas 1-3 dalam memenuhi kebutuhan belajarnya dan kepemimpinan murid dalam proses belajar serta efektivitas program dalam pencapaian tujuan. Selain itu penilaian dilakukan untuk mengukur kepemimpinan murid dalam melaksanakan tanggung jawab, kemandirian, berempati, berpikir kritis dan berkeratifitas. Adapun indikator penilaiannya adalah : 1). Tingkat kesadaran murid dalam berliterasi, seperti intensitas berkunjung ke perpustakaan, motivasi atau antusiasme murid berliterasi, serta konsistensi melaksanakan program. 2) Tingkat ketuntasan target program yang dipilih sesuai kebutuhan belajarnya, baik dalam membaca, menulis, maupun keterampilan literasi lainnya.
Tantangan dan Solusi
Tantangan yang muncul dalam menjalankan program ini adalah konsistensi semua elemen baik dari diri guru sebagai pasilitator, agen literasi, maupun murid kelas 1-3 sebagai subjek belajarnya. dan kurang variatifnya pasilitas literasi yang tersedia di sekolah. Solusi yang dilakukan adalah berkoordinasi dengan kepala sekolah dan rekan guru dengan terus berkolaborasi secara intensif dalam menjalankan program serta mengalokasikan modal finansial untuk penyediaan sumber belajar yang menarik, beragam dan memadai.
Refleksi Hasil dan Dampak
Dari hasil evaluasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan dari kurun waktu satu bulan pertama diperoleh bahwa sudah terlihat sedikit kemajuan atas kesadaran murid dalam berliterasi. Walaupun di awal pelaksanaan murid masih ada keterpaksaan dan harus selalu diingatkan oleh guru . Dari gambaran hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan terdapat efektivitas pengaruh program SAMI SAHABAT terhadap peningkatan kesadaran dan kemampuan murid dalam berliterasi dan tumbuhnya jiwa kepemimpinan murid. . Murid dengan sadar mau belajar bersama agennya, komunikasi terjalin dengan baik diantara keduanya sehingga proses mentoring berjalan dengan nyaman dan menyenangkan. Hal ini menguatkan kami untuk terus memperbaiki dan mengembangkan program ini agar hasil yang diharapkan semakin baik dan bisa menjadi suatu kebiasaan dan kekuatan yang melekat bagi warga sekolah SDN Litajaya serta berdampak positif pula terhadap diri dan kehidupannya di kemudian hari.
Akhirnya, perubahan kecil adalah modal untuk mencapai perubahan besar, sehingga komitmen dan konsistenitas sangat penting dijaga oleh warga sekolah agar program ini berhasil secara optimal. ***