Oleh: Nenden Amalia, M.Pd
Pagiku cerahku matahari bersinar
Ku gendong tas merahku di pundak
S’lamat pagi semua, Ku nantikan dirimu
Di depan kelasmu menantikan kami
Guruku tersayang, Guru tercinta
Di depan kelasmu menantikan kami…
Sebait lagu yang berjudul Guruku Tersayang, mengiringi langkah-langkah ceria putih biru yang menapakkan kakinya untuk pertama kalinya, di SMP Negeri 3 Ngamprah.
Hari ini, Senin Tanggal 20 September 2021 merupakan hari pertama Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) tahap pertama di SMPN 3 Ngamprah. Sesuai dengan peraturan Pemerintah, PTMT dilakukan dengan menjalankan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat. Dimulai dengan pengecekan suhu tubuh sebelum memasuki lingkungan sekolah, penyemprotan disinfektan, cuci tangan sebelum masuk kelas, pembagian kelas dengan jumlah siswa maksimal 50 persen, serta pembatasan jam pelajaran maksimal 2 jam. Masing-masing jenjang untuk pembelajaran dibatasi maksimal 2 jam dengan dua mata pelajaran. Termasuk, kegiatan berlangsung sebanyak dua kali dalam seminggu, sehingga siswa bisa mendapatkan empat mata pelajaran.
Sangat menarik saat PTMT hari pertama ini dipantau secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, Bapak Asep Dendih, S.Pd. M.M., beserta jajarannya. Beliau menyampaikan terdapat tahapan yang harus dilalui satu lembaga pendidikan agar bisa menggelar PTM. Selain mengantongi izin orang tua, sekolah harus.memilik izin PTM mulai dari rapat pleno Satgas Desa, Kecamatan, hingga Puskesmas setempat. Setelah pleno ini selesai, baru ditinjau oleh Disdik Kabupaten. Pihaknya berkomitmen mengedepankan keselamatan siswa dalam pelaksanaan PTM. Sehingga pengawasan terhadap sekolah bakal diperketat. Apabila ditemukan kasus baru atau pelanggaran prokes, pemerintah tak segan memberhentikan PTM. Kadisdik KBB mengatakan: Kita lakukan evaluasi tiap Minggu. Kami Ada pengawas pembina, dari puskesmas, dan aparat kemanan yang memantau. Apabila ada pelanggaran kita hentikan.
Sementara itu, Kepala SMPN 3 Ngamprah, Bapak Mepi, S.Sos.M.M.Pd. mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat yang telah mengizinkan dan memonitoring secara langsung kegiatan PTMT di atas. Beliau mengungkapkan rasa senangnya, bahwa SMPN 3 Ngamprah menjadi salah satu sekolah yang ditunjuk untuk mengadakan simulasi PTM Tahap I.
Kepala SMPN 3 Ngamprah bersyukur hari pertama PTMT berjalan dengan tertib dan lancar, meskipun tetap perlu evaluasi agar pelaksanan hari berikutnya dapat lebih baik lagi. Ditambahkannya PTMT ini telah melalui proses regulasi yang cukup lama, Mulai dari mempersiapkan segalanya sesuai prosedur verifikasi Kesiapan Sekolah untuk Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi Covid-19. Selain itu, mempersiapkan ketersediaan fasilitas Prokes di sekolah, vaksin guru dan siswa, dan yang tidak kalah penting, yaitu pengaturan jadwal pelajaran. Jadwal yang dirancang harus berdasarkan shift agar siswa satu tidak bertemu dengan siswa lainnya. Maksimal pembelajaran hanya 2 jam. Pengaturan siswa ditahap pertama yang hanya 50%. Sehingga setiap kelas hanya boleh tujuh siswa dari jumlah maksimal 34 siswa. Siswa lainnya masih tetap harus belajar di rumah.
Berbagai tanggpan tentang pelaksanaan PTMT, seperti yang disampaikan oleh Asep Iman Nurjaman, S.Pd. sebagai Wakasek Kurikulum, bahwa PTMT hari pertama ini cukup menjadi obat. Walaupun terbatas tapi cukup mengobati rasa rindu antara guru, siswa, dan teman.
Senada dengan salah seorang siswa, Lena Karlina Suryabrata yang mengatakan PTMT hari pertama ini sangat menyenangkan. Selain sudah lama belajar secara online selama pandemi covid-19, hari pertama PTMT ini dapat berkenalan dengan teman-teman dan bertemu dengan guru secara langsung, Belajar di dalam kelas, lebih menyenangkan daripada belajar daring, karena bisa bertanya langsung sama guru, kalau di rumah hanya dibantu sama orang tua saja.
Akhirnya, semoga PTMT tahap pertama ini menjadi angin segar bagi dunia pendidikan kita. Guru, siswa, dan orangtua yang sangat menginginkan PTM kembali diaktifkan. PTMT ini juga dapat menjadi solusi atas sejumlah masalah yang ditimbulkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat pandemi Covid-19.***
Penulis adalah Guru Bahasa Inggris SMPN 3 Ngamprah
Editor: Adhyatnika Geusan Ulun
https://www.youtube.com/watch?v=X88yYVeX05A