(Sebuah Program Berdampak pada Murid)
Oleh: Astri Selvana, S.Pd
(SDN Nugraha Cikalongwetan)
Program Guru Penggerak ini bertujuan untuk menyiapkan para pemimpin pendidikan Indonesia masa depan, yang mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan guru di sekitarnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Pada Modul 3.3. dalam pendidikan guru penggerak ini mengupas tentang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid. Ada dua hal menarik yang dijelaskan dalam modul ini, diantaranya adalah tentang MELR : Monitoring, Evaluation, Learning, Reporting (monitoring, evaluasi, pembelajaran, dan pelaporan) dan manajemen resiko. Kedua materi tersebut dapat dijadikan sebagai tools untuk mengelola suatu pogram sekolah yang berdampak pada murid.
Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas yang sangat penting untuk mendukung tercapainya suatu tujuan dari proyek atau program yang dilakukan. Kertsy Hobson, dkk (2013) dalam buku yang berjudul “A Step by Step Guide to Monitor and Evaluation”, Hobson dkk menjelaskan bahwa monitoring adalah proses menghimpun informasi dan analisis internal dari sebuah proyek atau program.
Evaluasi adalah sebuah penilaian retrospektif secara periodik pada satu proyek atau program yang telah selesai. Biasanya kegiatan evaluasi melibatkan penilai luar yang independen.
Evaluasi adalah penilaian program yang menyeluruh, sistematis dan berkala. Ini umumnya dilakukan setelah program selesai dilaksanakan (meskipun dalam beberapa kasus ada evaluasi jangka menengah) untuk menentukan efektivitas suatu program secara keseluruhan.
Evaluasi berbeda dengan pemantauan karena berfokus pada pertanyaan yang lebih menyeluruh (misalnya, Apakah program yang dilaksanakan sesuai untuk memenuhi tujuan yang diharapkan? Apakah program telah meningkatkan kemampuan literasi murid ?
Setiap sekolah memiliki 7 modal/asset, yang berpotensi untuk dikembangkan dan dimaksimalkan pemanfaatannya, yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya. Ketujuh modal asset ini dapat, dikembangkan secara optimal dalam proses pembelajaran apabila kita dapat mengelolanya dengan baik.
Berdasarkan hal ini, saya melakukan proses pemetaan aset yang dimiliki oleh SD Negeri Nugraha adalah adanya sekolah yang luas, memiliki area tanah kosong yang luas, banyaknya pohon-pohon , halaman sekolah yang luas
Maka berdasarkan hal ini perlu dilakukan Aksi nyata program yang berdampak pada murid yaitu program “SAHABAT (Sabtu Bersih dan Sehat) untuk mengembangkan sikap gotong royong, hidup sehat dan bersih.
Alasan mengapa melakukan Aksi Nyata
Bertolak dari latar belakang tersebut maka saya sebagai calon Guru penggerak dari program Pendidikan Guru Penggerak Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi Berinisiatif melaksanakan Aksi Nyata yaitu Program Sabtu bersih dan sehat ( SAHABAT) yang bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan murid , upaya pencapaian peningkatan karakter kepedulian, juga untuk menumbuhkan kesadaran murid dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di lingkungan sekolah dan lingkungan kelas Jenjang yang menjadi target program ini adalah seluruh siswa kelas 1-6 .
Perasaan (feeling)
Dengan ada Program SAHABAT ini murid merasa senang bersemangat dan antusias untuk melaksanakan kegiatan tersebut karena dengan adanya kegiatan yang dilakukan 1 kali dalam satu minggu murid dikenalkan dengan berbagai macam cara hidup sehat dan bersih.
Melalui kegiatan tersebut , murid dapat berekspresi melakukan olah raga baik dengan berbagai macam jenis olahraga dan juga melaksanakan pertandingan olahraga antar kelas maupun membersihkan ruang kelas, halaman kelas, dan lingkungan sekolah dengan berbagai macam cara adanya Program SAHABAT ini, disamping dapat mewujudkan program-program yang nyata juga dapat kembali mendidik murid mencintai lingkungan dimana mereka tinggal.
Temuan (finding)
Dalam aksi nyata program sabtu bersih dan sehat ini dapat mengembangkan kesadaran murid untuk mencintai sekolah sehingga minat murid belajar di sekolah lebih tinggi lagi dapat belajar dengan nyaman karena disuguhi lingkungan sehat dan bersih. Identifikasi jenis risiko Pada program ini mungkin ada saja resiko yang muncul diantaranya tidak ada dukungan dari warga sekolah dan anggaran dana untuk memfasilitasi pembelajaran.
Pengukuran Resiko : resiko yang dihadapi tidak terlalu besar, akan tetapi tetap harus diperhatikan dan diukur dalam pelaksanaan program sekolah.
Strategi pengendalian resiko : ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk menghadapi resiko yang mungkin terjadi, dengan mengkomunikasikan program dengan kepala sekolah, kemudian melakukan perencanaan program memperhatikan pendekatan kekuatan atau asset yang dimiliki sekolah, salah satunya dengan cara mengidentifikasi kekuatan warga sekolah dan memanfaatkan kekuatan tersebut untuk kegiatan atau program yang diadakan. Dan untuk resiko finansial, dapat mengemas program dengan memanfaatkan bahan yang ada dan memanfaatkan potensi atau kreatifitas yang dimiliki guru. Melakukan Evaluasi terus menerus dan bekelanjutan.
Masa Depan (future)
Jika siswa memiliki keinginan dan semangat untuk melakukan kegiatan SAHABAT ( Sabtu bersih dan sehat)lingkungan dan semangat untuk berlama-lama belajar di sekolah dengan hal-hal yang baru dapat memacu mereka dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian menstimulus kreativitas mereka dan mengasah kemampuan bekerjasama dan berkomunikasi yang dimiliki murid. Selain itu perlu adanya kolaborasi antara guru di SD Negeri Nugraha, dalam hal kegiatan sahabat siswa juga butuh pendampingan dan bimbingan dari guru agar program dapat berjalan sesuai apa yang kita inginkan.**
Profil Penulis
Astri Selvana, S.Pd-CGP Angkatan 9-SDN Nugraha Cikalongwetan Kab. Bandung Barat